Posmodernisme dan Ekstasi Komunikasi

Yasraf Amir Piliang

Abstract


Model komunikasi posmodern yang dibangun berdasarkan paradigma simulasi (simulation), banalitas (banality), dan kecepatan (speed), telah menimbulkan tantangan yang serius pada konsep ‘komunikasi’ itu sendiri. Komunikasi yang dituntut berlangsung dalam tempo perubahan dan pertukaran yang tinggi—sebagai logika kapitalisme lanjut—telah menyebabkan terperangkapnya komunikasi dan bahasa di dalam mekanisme kecepatan. Logika kecepatan telah memusatkan kesadaran komunikator pada mekanisme medium, sehingga menjauhkan mereka dari makna (meaning) di balik komunikasi itu sendiri. Komunikasi kemudian digiring ke arah ‘pendangkalan bahasa’, banalitas dan simulakrum, yaitu lebih diutamakannya efekefek permukaan dan provokasi bahasa, ketimbang makna, tujuan dan kebenaran. Yang tercipta adalah bentuk ‘komunikasi skizofrenik’, yaitu bentuk komunikasi yang di dalamnya terjadi kegalauan bahasa, tanda, dan kode, yang menuju pada relativitas makna yang radikal. Model komunikasi posmodern, justru menerima kegalauan, ketidakpastian dan relativitas bahasa sebagai sebuah keniscayaan di dalam dunia yang semakin dibentuk oleh kecepatan.

Keywords


Posmodernisme, Ekstasi Komunikasi

References


Lihat Jean Baudrillard, Revenge of the Crystal, Pluto Press, London, 1990.

Ibid., hlm. 57 .

Jean Baudrillard, Simulations, Semiotext(e), New York, 1983, hlm. 2.

Jean Baudrillard, The Transparency of Evil: Essays on Extreme Phenomena, Verso, London, hlm. 16.

Ibid., hlm. 13.

Paul Virilio, Speed and Politics, Semiotext(e), New York, 1990, hlm. 13.

Jean Baudrillard, Transparency of Evil, hlm. 17.

Ibid,. hlm. 32.

Lihat Jurgen Habermas, The Theory of Communicative Action, Volume I dan II, Beacon Press, Boston, 1989.

Lihat Jean Baudrillard, In the Shadow of the Silent Majorities, Semiotext(e), New York, 1983b.

Ibid., hlm. 10

Ibid., hlm. 28.

Jean Baudrillard, Baudrillard Live, hlm. 85.

Ibid, hlm. 82. Yasraf Amir Piliang. Posmodernisme dan Ekstasi Komunikasi

Ibid., hlm. 91.

Ibid,. hlm. 7.

Mark Seem, ‘Pendahuluan’ dalam Gilles Deleuze & Felix Guattari, Anti Oedipus: Capitalism and Schizophrenia, Viking Press, New York, 1982, hlm. xx.

Sebagaimana dijelaskan kembali oleh Fredric Jameson, di dalam Postmodernism or, the Cultural Logic of Late Capitalism, Verso, London,

, hlm. 64.

Jacques Lacan, Speech and Language in Psychoanalysis, The John Hopkins University Press, Baltimore, 1984, hlm. 273.

Anika Lemaire, Jacques Lacan, Routledge & Kegan Paul, London, 1977, hlm. 236.

Jean Baudrillard, Ecstasy of Communication, Semiotext(e), New York, 1987, hlm.. 27. Untuk melihat keterkaitan antara konsep skizofrenia

dengan wacana posmodernisme, khussunya dengan fenomena bahasa dan komunikasi.

Lihat Fredric Jameson, ‘Posmodernism and Consumer Society’, dalam Hal Foster, Postmodern Culture, Pluto Press, London,

Jean Baudrillard, Revenge of the Crystal: Selected Writings on the Modern Object and Its Destiny, 1968-1983, Pluto Press, London, 1990, hlm. 163.

Ibid. hlm,. 190

Lihat Paul Virilio, The Aesthetics of Disappearance, Semiotext(e), New York, 1991, hlm. 113.

Jean Baudrillard, In the Shadow of the Silent Majorities, hlm. 10. Lihat juga Roland Barthes, The Pleasure of the Text, Jonathan Cape, London,




DOI: https://doi.org/10.29313/mediator.v2i2.716

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




 

   

 


Creative Commons License
This work is licensed under a 
Creative Commons Attribution 4.0 International License