Characteristic of Moslem Intellectual, a Perspective of Communication Psychology

O Hasbiansyah

Abstract


Makna intelektual muslim tidak terpisahkan dari makna intelektual itu sendiri. Seseorang dikatakan sebagai intelektual bukan karena gelar akademik atau tingkat pendidikan yang dicapainya. tetapi dilihat apakah ia memiliki komitmen untuk membangun masyarakat ke arah yang lebih baik lewat gagasan dan alesi-alesi yang dikembangkannya. Seiring dengan pengertian ini. intelektual muslim adalah orangyang terikat dengan ajaran Islam. yang dengan kecerdasannya dan kearifannya. merasa terpanggil untuk menerjemahkan ajaran Islam sebagai rahmat bagi manusia dan alam semesta. Dalam perspektifkomunikasi. seorang intelektual muslim adalah orang yang terbuka sekaligus kritis. Kehadiran mereka di tengah umat sangat dibutuhkan sebagai mitra dialog agar umat tidak terjerembab pada fanatisme buta serta mampu menggali hikmat dari berbagai informasi dan perbedaan paham. lebih-lebih di tengah membludaknya arus informasi padajaman sekarang ini.


Keywords


karakter muslim intelektual, komunikasi psikologi

References


Ali, Abdullah Yusuf. 1990. The Holy Qur-an, English Translation of the Meanings and Commentary. Al Madinah Al Munawarah: King Fahd Holy Quran Printing Complex.

Baqi, Muhammad Fuad Abdul. wy. Al Mu'jam Al Fahras.

Brym, Robert. 1993. Intelektual dan Politik. Translated by Nugraha Kacasungkana. Jakarta: Grafiti.

Departemen Agama. 1990. Al Quran dan Terjemahannya. Jakarta: Bumirestu.

Madjid, Nurchalish. Islam Keindonesiaan dan Kemodernan. Bandung: Mizan.

Mohamad, Goenawan. 1990. Catatan Pinggir 3. Jakarta: Grafiti Pers.

Rakhmat, Jalaluddin.1986.lslam Alternatif Bandung: Mizan.

Rakhmat, Jalaluddin. 1987. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya.

Said, Edward W. 1998. Peran Intelektual. Translated by Rin Hindryati and P. Hasudungan Sirait. Jakarta: Yayasan Obor.

Sobary, Mohamad. 1994. Moralitas Kaum Pinggiran. Bandung: Mizan.

Syihab, Qurasy. 1986. "Mengikis Fanatisme dan Mengembangkan Toleransi," in Islam Sebuah Dilema. Bandung: Mizan.

Tempo, No. 25, XXII, Agust 22, 1992.




DOI: https://doi.org/10.29313/mediator.v3i1.762

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




 

   

 


Creative Commons License
This work is licensed under a 
Creative Commons Attribution 4.0 International License