The Dynamics of Decentralization Arrangements in Indonesia Constitutional System

Haposan Siallagan

Abstract


Local autonomy has long been implemented in Indonesia and has been experiencing a number of phases within governmental system. This writing is intended to fathom the dynamics of decentralization arrangement indeed. The discussion it-self shows that according to the substances in a number of decentralization policy which had/has been issued, the dynamics of local autonomy arrangements (as regulated in many decentralization policies) are inclining to be captured in a broad meaning, which is frequently known as a broadest local autonomy. Through local autonomy mechanism, local governments are given a flexibility in order to manage and administer their own domestic household. In order to maximize the implementation of widest local autonomy, local government has to be pushed to be well prepared in handling many local governmental tasks. Such preparations are related to human resources capacity, the competences in running the tasks, and financial management capacity.

 


Keywords


Regulation dynamics, local autonomy, decentralization.

References


Alamsyah. (2010). Strategi Penguatan Good Governance dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal di Era Otonomi Daerah, Jurnal Dinamika, Vol. 3 No. 6, Desember 2010.

Busroh, Abu Daud. (1993). Ilmu Negara, Bumi Aksara: Jakarta.

Handoyo, B. Hestu Cipto. (1998). Otonomi Daerah Titik Berat Otonomi dan Urusan Rumah Tangga Daerah, Universitas Atma Jaya: Yogyakarta.

Irawati. (2013). Kearifan Lokal dan Pemberantasan Korupsi dalam Birokrasi, Jurnal Mimbar Unisba, Vol. 29 No. 1, Juni 2010.

Joeniarto, M. (1982). Perkembangan Pemerintahan Lokal, Alumni: Bandung.

Kaho, Josep Riwu. (1988). Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia, Rajawali Press: Jakarta.

Kusnardi, Moh. dan Ibrahim, Harmaily. (1988). Pengantar Hukum Tata Negara, Pusat Studi Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum Universitas Indonesia: Jakarta.

Lubis, M. Solly. (1978). Pergeseran Garis Politik dan Perundang-undangan Daerah, Alumni: Bandung.

Manan, Bagir. (2002). Menyongsong Pajar Otonomi Daerah,Pusat Studi Hukum Fakultas Hukum UII: Yogyakarta.

Manan, Bagir. (1990). Hubungan antara Pusat dan Daerah Menurut Asas desentralisasi berdasarkan UUD 1945, Disertasi, UNPAD: Bandung.

Prakke, L & Kortmann, C.A.J.M. (1988). Het Staatsrecht van de Landen der Europese Gemeenschappen, Kluwert-Deventer.

Samsul Hidayat. (2015). Dinamika dan Permasalahan Otonomi Daerah 10 Tahun Terakhir, Makalah, (http://bkddiklat.ntbprov.go.id/wp-content/uploads/2015/05/DINAMIKA-_-PERMASALAHAN.pdf), diunduh pada 20 Oktober 2015.

Simamora, Janpatar. (2014). Tafsir Makna Negara Hukum dalam Perspektif Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Jurnal Dinamika Hukum, FH Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Vol. 13 No. 3, September 2014.

Simamora, Janpatar. (2013). Reformasi Birokrasi, Good Governance dan Etika Pelayanan Publik, Jurnal Ilmu Administrasi STIA LAN Bandung, Vol. X No. 1 April 2013.

Simamora, Janpatar. (2012). Otonomi Daerah, Desentralisasi Korupsi dan Upaya Penanggulangannya, Capiya Publishing: Yogyakarta.

Situmorang, Victor M. dan Sitanggang. (1994). Cormentyna, Hukum Administrasi Pemerintahan di Daerah, Sinar Grafika: Jakarta.

Soemitro, Rochmat. 1983. Peraturan Perundang-undangan Tentang Pemerintahan Daerah. Eresco-Tarate: Jakarta.

Sujamto. (1990). Otonomi Daerah yang Nyata dan Bertanggung Jawab, Ghalia Indonesia: Jakarta.

Surkati, Ahmad. (2012). Otonomi Daerah Sebagai Instrumen Pertumbuhan Kesejahteraan dan Peningkatan Kerjasama Antar Daerah, Jurnal Mimbar Unisba, Vol. XXVIII No. 1, Juni 2012.




DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v32i1.1653

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan is licensed under  Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License