Peran Strategis Profesi Public Relations dalam Membangun Kemitraan Berbasis Nilai Spiritual

Ani Yuningsih

Abstract


Fokus penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menganalisis realitas sosial yang terjadi di kalangan profesi public relations (PR), sebagai profesi yang diharapkan mampu berperan secara strategis dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Barat Tujuan penelitian ini yakni untuk menjawab: 1) Bagaimana peran  profesi public relations dalam membangun nilai-nilai utama dari corporate culture di  perusahaan atau organisasinya ?; 2) Bagaimana peran profesi PR dalam mentransformasi dan mensosialisasikan nilai-nilai spiritual corporate social responsibility di  perusahaan atau organisasinya ?; 3) Bagaimana peran perusahaan atau organisasinya dalam meningkatkan IPM di Jawa Barat ?; 4) Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam upaya peningkatan IPM di Jawa Barat ?; dan 5) Kendala apa saja yang dihadapi dalam membangun kemitraan dengan pemerintah dan komunitas sipil lainnya untuk berpartisipasi dalam peningkatan IPM di Jawa Barat ? Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada para praktisi dan akademisi public relations di Jawa Barat, yang hadir pada Seminar Public Relations  dan Musyawarah Daerah Humas 2006, BPC Cabang Bandung-Jawa Barat, tanggal 13 September 2006, di Hotel Savoy Homan Bandung. Peneliti juga melakukan wawancara mendalam kepada para narasumber yang sekaligus menjadi responden dalam penelitian ini. Dari 70 kuesioner yang disebarkan, hanya sebanyak 52 yang bisa diolah dan dianalisis. Hasilnya menunjukkan bahwa: 1) Profesi PR berperan strategis dalam membangun nilai-nilai utama yang akan menjadi fondasi bagi bangunan budaya perusahaan (corporate culture) dimana ia berkarya; 2) Profesi PR juga berperan strategis dalam proses transformasi dan sosialisasi nilai-nilai spiritual yang diwujudkan ke dalam peluncuran program-program CSR perusahaan/lembaga; 3) Peran perusahaan/ lembaga dalam meningkatkan IPM adalah menjalin kemitraan dengan pemerintah dan komunitas sipil lainnya; 4) media literacy dan advokasi LSM yang matang terarah merupakan faktor yang perlu diperhatikan; 5) kendala internal yaitu rendahnya antusiasme pimpinan terhadap CSR, sedangkan kendala eksternal yaitu ego sektoral dari berbagai lembaga yang terkait dengan program peningkatan IPM di Jawa Barat.

Keywords


Nilai Spiritual; Corporate Culture; Corporate Social Responsibility; Indeks Pembangunan Manusia (IPM); Pembangunan

References


Ananto, Elizabeth G. 2005. Corporate Social Responsibility, Numeric or Rhetoric. Makalah. Jakarta: Trisakti.

Anshori, Dadang S. 2006. Raksa Desa, Pendidikan, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), makalah, Bandung: LPPM Unisba,

Cutlip, Scott M., Center, Allen H., and Broom,Glen M. 2001. Effective Public Relations, Eight Edition. New Jersey : Prentice Hall,:

Kartasasmita, Ginandjar. 2006. Jalan Keluar Bagi Kemiskinan, artikel Kompas, Jakarta.

Moore, Frasier, 2000. Hubungan Masyarakat, Prinsip, Kasus dan Masalah Bandung : Remadja Rosda Karya.

Rakhmat, Jalaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remadja Rosda Karya.

Sulandrakusuma, Robby Sakti. 2006. Menyoal Indeks Pembangunan Manusia Jawa Barat. makalah. Bandung : LPPM Unisba.

Sularto, 2006. Berbisnis, Memadukan Nalar, Etika dan Hati. Artikel. Jakarta: Kompas.

Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran, Bandung: Remadja Rodakarya.

Wahono, Francis. 2006. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia 2004 Siapa Takut ?, makalah. Bandung : LPPM Unisba.




DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v22i4.228

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan is licensed under  Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License