Peranan Etika Bisnis dalam Pembangunan Akhlak Mulia

I. Iskandar

Abstract


Tujuan penulisan artikel ini adalah mengkaji sejauhmana peranan etika bisnis sebagai pelaksanaan kode etik para pengusaha, manajer atau sumber daya manusia dalam organisasi bisnis serta stakeholders, berdasarkan nilai-nilai moral, norma dan agama yang dijadikan tuntunan untuk membuat keputusan dan solusi masalah yang etis, sebagai upaya membangun akhlak mulia. Pembangunan akhlak mulia merupakan upaya mengembangkan sikap yang melekat pada jiwa setiap sumber daya manusia secara sepontan yang diwujudkan dalam perbuatan/tidakan.
Penulisan artikel ini menggunakan pendekatan etika bisnis, perilaku organisasi, manajemen sumber daya manusia dan pendidikan agama Islam yang memfokuskan kepada etika bisnis dalam upaya membangun akhlak mulia. Hasil pembahasan dalam artikel ini menunjukkan, bahwa: jika tindakan perilaku bisnis, manajer atau sumber daya manusia serta stakeholders itu baik menurut akal atau rasio, rasa atau kalbu dan agama, maka tindakan itu disebut akhlak yang baik (akhlakul karimah). Sebaliknya jika tindakan itu buruk, maka disebut akhlak yang buruk (akhlakul mazmumah). Standar baik dan buruk akhlak adalah Al-Qur’an dan Sunah Rasul, yang bersifat universal dan abadi. Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari jiwa manusia. Akhlak yang baik adalah dorongan dari keimanan yang ditampilkan dengan tindakan nyata dalam kehidupan. Menurut sasarannya, pembangunan akhlak meliputi akhlak terhadap Allah SWT, akhlak kepada sesama manusia dan akhlak kepada lingkungan alam semesta. Peranan etika bisnis dalam pembangunan akhlak mulia adalah sebagai pelaksanaan kode etik para pengusaha, manajer atau sumber daya manusia dalam organisasi bisnis serta para stakeholders, berdasarkan nilai-nilai moral, norma, etika dan agama yang dijadikan tuntunan untuk membuat keputusan dan solusi masalah. Dalam upaya membangun akhlak mulia, mereka itu melaksanakan prinsip dan standar etika bisnis, yaitu: Kejujuran (honesty): tidak berbohong. Integritas (integrity), memegang prinsip dan keyakinan. Memelihara janji (promise keeping):komitmen dan dapat dipercaya. Kesetiaan (loyalty): melaksanakan kewajiban. Keadilan (fairness): komitmen  keadilan. Suka membantu (caring for others): kerjasama. Hormat kepada orang lain (respect for others): menghormati kebebasan dan hak. Bertanggungjawab (responsibility), mentaati hukum, kesadaran sosial. Mengejar keunggulan (pursuit of excellence)::dapat diandalkan, Dapat dipertanggungjawabkan (accountability): menerima tanggung jawab, teladan. Selain itu, peranan etika bisnis adalah melaksankan tanggungjawab sosial terhadap lingkungan dan masyarakat.

Keywords


Etika Bisnis; Pembangunan; Akhlak Mulia; Tanggungjawab Sosial Perusahaan

References


Frinces, Heflin. 2004. Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis. Yogyakarta : Darusalam.

Hidayat, Komarudin. 2001. Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi. Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Departemen Agama RI.

al-Hufiy, Ahmad Muhamad. 2000. Keteladanan Aklak Nabi Muhammad SA. Bandung : Pustaka Setia.

Kreitner, Robert and Angelo Kinicki. 2003. Organizational Behavior. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Leap, Terry and Michael D. Crino. 1995. Personnel Human Resources Management. New York.

Praja, Juhaya S. 2005. Aliran-aliran Filsafat dan Etika. Prenada Jakarta : Media.

Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for Business. Third Edition, Printed in the United of America.States

Yusanto dan Wijayakusuma. 2002. Menggagas Bisnis Islami. Jakarta : Gema Insani,.

Yunus, Moh. 1990. Terjemahan Al-Qur’an. Bandung : Al-Maarif.




DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v23i1.234

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan is licensed under  Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License