Media Massa dan Labelling Terorisme (Suatu Analisis Terhadap Skenario Agenda Setting Global dan Nasional)

Ema Khotimah

Abstract


Artikel ini menggambarkan betapa besar kekuatan media massa dalam melakukan agenda setting, yaitu bagaimana media massa menyajikan suatu peristiwa. Dengan menonjolkan aspek-aspek tertentu dan memberikan suatu bobot tertentu pula pada suatu isyu –seperti perbedaan durasi, frekuensi masa tayang- media massa sanggup mempengaruhi khalayak mengenai “what to think about” dan menjadikannya sebagai bahan pembicaraan di masyarakat nasional, regional, maupun internasional. Ada suatu upaya stigmatisasi secara sistematis yang menggiring khalayak ke arah pemikiran bahwa Islam identik dengan terorisme. Hal ini terus dikembangkan dan diperluas melalui dukungan pemberitaan di media massa yang begitu intensif. Sebagai contoh adalah kasus peledakan bom di Bali. Media massa menampilkannya dengan begitu mengerikan dibandingkan tragedi Word Trade Center di New York, Amerika Serikat. Media massa baik nasional maupun internasional adalah faktor yang menentukan mencuatnya agenda tragedi Bali dan telah sukses menggunakan momentum peledakan tersebut untuk membangun agenda setting-nya guna membentuk citra Indonesia dan kelompok Islam sebagai agenda utama politik internasional.

Keywords


Media Massa; Labelling, Terorisme

Full Text:

PDF

References


Galtung, Johan, 2002, “Lebih Jauh Dengan Prof. Johan Galtung Kompas, 17 November : 4

Hadimulyo, 2002, “dalam Fokus : Jangan Hanyut Dalam Agenda Barat”, Republik 1 November : 1.

Hamijoyo, Santoso S, 1980, “Lima Jurus Strategi Dasar Pendidikan dalam Era Globalisasi” Mimbar Pendidikan Jurnal Pendidikan No. 4 Thn. IX, Desember.

Hermawan, Denny, 2002, “dalam Fokus : Jangan Hanyut dalam Agenda Barat”, Republika 11 November : 1.

Husaini, Ardian, 2002, “Antara Ba’asyir dan Sharon”, Republika 2 Oktober : 5.

McLuhan, Marshall, 1995, “The Global Village”, University of Toronto Press.

Muchson, 2002, dalam Fokus : “Kita Dizalimi Bangsa Sendiri, Republika 29 Oktober : 1

McQuail Denis and Windahl, 1984, “Communication models : for the Study of Mass Communication”, New York, Longma Inc.

Mulyana, Deddy, 200, “Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Mulyana, Deddy, 2001, “Nuansa-nuansa Komunikasi Meneropong Politik dan Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Mulyana, Deddy, 2002, “Intergroup labelling di Indonesia : Kontribusi Media Massa terhadap Crisis Communication : Media-Militer-Politik”, Yogyakarta : Galang Press.

Rahman, Taufiqur, 2002, “Meredam Terorisme dengan Sensitivitas Budaya” : Republika 29 Oktober : 5.

Rais Amin, 1999, “Cakrawala Islam : Antara Cita danFakta”, Bandung : Mizan.

Rakhmat, Jalaluddin, 1998, “Catatan Kang Jalal : Visi Media, Politik, dan Pendidikan”, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Rakhmat, Jalaluddin, 1994, “Psikologi Komunikasi”, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Susanto, AB, 2002, “Manajemen Krisis Pasca Tragedi Bali”, Kompas, 12 November : 30.

Susilo, Djoko, 2002, “dalam Fokus : Kita Dizalimi Bangsa Sendiri”, Republika, 29 Oktober : 1.

Wicaksono, Adi, 1995, “Kreativitas Kultural dan Regimentasi Linguistik”, Republika, 17 Februari : 2-6.




DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v18i4.81

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan is licensed under  Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License