Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/Farmasyifa
<p align="justify"><strong>Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa </strong>merupakan Jurnal ilmiah yang memuat artikel hasil penelitian di ruang lingkup Farmasi meliputi Farmakologi dan Toksikologi, Farmasi Klinik dan Komunitas, Biologi Farmasi, Farmasetika, Farmasi Mikrobiologi dan Bioteknologi, dan Farmakokimia. <strong>Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa </strong>telah menjadi Member CrossRef. Oleh karena itu, semua artikel yang diterbitkan oleh Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa akan memiliki nomor DOI yang unik.</p><hr /><p><span style="font-family: arial;"><strong>p-ISSN</strong> : <a title="ISSN Cetak" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1508747424" target="_blank">2599-0047</a> (Print) | <strong>e-ISSN</strong> : <span><a title="ISSN Online" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1508747721" target="_blank">2598-6376</a> (Online) | <strong>DOI</strong>: <a href="https://search.crossref.org/?q=Farmasyifa" target="_blank">https://doi.org/10.29313</a></span></span></p><hr />Universitas Islam Bandungen-USJurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa2599-0047<p><span>Authors who publish with this journal agree to the following terms:</span></p><ol type="a"><li>Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a <a href="https://creativecommons.org/licenses/by/3.0/" target="_new">Creative Commons Attribution License</a> that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.</li><li>Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.</li><li>Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See <a href="http://opcit.eprints.org/oacitation-biblio.html" target="_new">The Effect of Open Access</a>).</li></ol>IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL DI KALANGAN MASYARAKAT DESA NGLANGGERAN, GUNUNG KIDUL: STUDI PENDAHULUAN DENGAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOUR
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/Farmasyifa/article/view/10062
<p><em>This study explores behavioral factors for using </em><em>traditional medicines </em><em>among </em><em>community members </em><em>by applying the Theory of Planned Behavior (TPB). The research approach is analytic with a cross-sectional design. The independent variables are behavioral factors with TBP constructs: attitude, subjective norm, and perceived behavioral control. The dependent variable is the intention to behave. Respondents were women in Nglanggeran village, Patuk, Gunung Kidul. The instrument in the form of a questionnaire refers to the TPB construct and is validated. Data were analyzed by regression to explore the contribution of behavioral factors to behavioral intentions. The results showed that attitude, subjective norm, and perceived behavioral control did not partially contribute to the intention to use traditional medicine among the people of Nglanggeran Village, Patuk, Gunung Kidul. However, the three factors simultaneously contributed 22.8%, while 77.2% contributed to other factors.</em></p>Aris WidayatiErna Tri WulandariPutu Dyana ChristasaniYosef WijoyoTitien Siwi HartayuBarnabas Bagus Aditya AbadiAris Widayati
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-08-092023-08-096210011110.29313/jiff.v6i2.10062Studi Penggunaan Asam Traneksamat pada Pasien BPH dengan Operasi Transurethral Resection of The Prostate
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/Farmasyifa/article/view/10547
<table width="100%" border="0" cellspacing="0" cellpadding="0"><tbody><tr><td valign="top" width="69%"><p><strong>Latar Belakang</strong>: Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) merupakan kondisi ketika sel-sel prostat mengalami peningkatan pertumbuhan akibat sel stroma dan epitel yang terus mengalami proliferasi. BPH sering dialami oleh laki-laki usia >50 tahun dan biasanya disertai dengan gejala lower urinary tract symptoms (LUTS). Manajemen terapi pada BPH meliputi watchful waiting, terapi farmakologi dan tindakan pembedahan. Tindakan pembedahan termasuk penyelesaian gejala jangka panjang paling baik pada BPH. Transurethral Resection of The Prostate (TURP) adalah tindakan paling umum dilakukan dengan komplikasi utama adalah perdarahan. Asam traneksamat termasuk antifibrinolitik dan merupakan inhibitor kuat terhadap plasminogen dan urokinase. Obat ini bekerja dengan menghambat interaksi plasminogen dengan fibrin sehingga dapat mencegah fibrinolisis.</p><p><strong>Tujuan</strong>: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan asam traneksamat pada pasien Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri.</p><p><strong>Metode</strong>: Penelitian dilakukan secara observasional dengan metode retrospektif pada pasien Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri periode Januari 2019 - November 2019.</p><p><strong>Hasil dan Kesimpulan</strong>: Pola penggunaan asam traneksamat hanya digunakan tunggal pada 40 pasien (100%) dengan regimentasi dosis paling banyak digunakan adalah (3x500mg) IV sebanyak 24 pasien (60%) dan lama terapi paling banyak diberikan sekitar 2-8 hari sebanyak 39 pasien (98%).</p></td></tr></tbody></table>Irsan Fahmi AlmuhtarihanAghnia Fuadatul InayahDidik HasmonoHendra Yadi
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-08-092023-08-096211212110.29313/jiff.v6i2.10547FAKTOR PENGARUH DEGRADASI RANITIDIN MENJADI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/Farmasyifa/article/view/9443
<em><span lang="IN">Food and Drug Administration </span></em><span lang="IN">(FDA) pada</span><span lang="EN-US"> 13</span><span lang="IN"> September 2019 menemukan bahwa terdapat kontaminasi pada obat dengan kandungan ranitidine. Zat kontaminan yang terdapat pada obat itu adalah N-Nitrosodimethylamin, senyawa jahat yang bersifat karsinogen bagi tubuh manusia. Ranitidin dapat terkontaminasi oleh NDMA diduga karena dirinya telah terdegradasi oleh beberapa faktor seperti pH, reaksi ozonasi, dan reaksi kloraminasi. Ranitidin yang telah terdegradasi tidak dapat dikonsumsi kembali karena telah kehilangan efektifitas serta membahayakan bagi tubuh karena sifatnya yang sudah berubah. Dilain sisi, ranitidine memang telah digunakan sebagai pre</span><span lang="EN-US">k</span><span lang="IN">ursor NDMA karena reaktifitasnya yang baik dibandingkan dengan <em>doxylamine</em>, <em>chlorphenamine</em> maupun golonga</span><span lang="EN-US">n</span><span lang="IN"> H-2 bloker lainnya. Namun, kontaminasi pada senyawa ranitidine yang telah diformulasi menjadi obat tidak diharapkan terjadi karena memberikan banyak kerugian.</span>Muchtaridi MuchtaridiHanifahzin KhatamiChindiana Khutami
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-08-092023-08-096212212910.29313/jiff.v6i2.9443POTENSI ANTIBAKTERI FRAKSI EKSTRAK BUAH TIN DOMESTIK (Ficus carica L.) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/Farmasyifa/article/view/10853
<p>Munculnya bakteri resisten yang cepat terjadi di seluruh dunia, membahayakan efikasi antibiotik. Bakteri <em>Staphylococcus aureus</em> yang resisten terhadap antimikroba membuat pemilihan antibiotika terbatas dan infeksi pada luka tidak dapat diobati. infeksi yang disebabkan <em>Pseudomonas aeruginosa</em> sering mengakibatkan kerusakan yang signifikan pada jaringan dan menunjukkan resistensi terhadap antibiotika. Penggunaan antibiotika yang berasal dari alam dapat menjadi alternatif untuk mengatasi permasalahan resistensi antibiotika. Salah satu tanaman yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman tin (<em>Ficus carica</em> L.). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi antibakteri ekstrak etanol buah tin yang didomestikasi di Indonesia terhadap bakteri <em>Pseudomonas aeruginosa</em> dan <em>Staphylococcus aureus</em> dengan metode difusi agar serta penetapan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). Fraksi n-heksana dan fraksi air memiliki aktivitas antibakteri terhadap <em>Staphylococcus aureus</em> dengan nilai KHM masing-masing sebesar 1,25% dan 10%. Fraksi etil asetat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri <em>Pseudomonas aeruginosa</em> dan <em>Staphylococcus aureus</em> dengan nilai KHM sebesar 1,25%.</p>Lanny MulqieSiti HazarRatu ChoesrinaDieni MardliyaniAghnia NurzahraNabila Nur Latifa
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-08-092023-08-096213013610.29313/jiff.v6i2.10853POTENSI ANTIOKSIDAN ALAMI REMPAH BUNGA HONJE HUTAN (Etlingera hemisphaerica (Blume) R. M. Sm.) DAN ISOLASI SENYAWA AKTIFNYA
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/Farmasyifa/article/view/11225
Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menghambat pembentukan radikal bebas dan melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit termasuk paparan virus COVID-19. Salah satu tanaman dari Zingiberaceae yang berpotensi sebagai antioksidan adalah bunga honje hutan (<em>Etlingera hemisphaerica</em> (Blume) R. M. Sm.). Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antioksidan secara kualitatif serta mengisolasi senyawa aktifnya. Proses ekstraksi dilakukan secara maserasi dengan pelarut etanol 96%. Fraksinasi dengan ekstraksi cair-cair (ECC) menggunakan <em>n</em>-heksana, etil asetat, <em>n</em>-butanol, serta air. Fraksi dan ekstrak dilakukan pemantauan aktivitas antioksidan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan dinamolisis dengan penampak bercak DPPH 0,05% b/v dalam metanol. Hasil positif antioksidan ditunjukkan adanya bercak berwarna kuning berlatar ungu. Fraksi etil asetat dilakukan proses pemisahan menggunakan metode kromatografi cair vakum (KCV), pemurnian dengan metode kromatografi lapis tipis preparatif (KLT-P) dan uji kemurnian dengan KLT dengan beberapa pengembang dan KLT 2 dimensi. Isolat dipantau dengan KLT menggunakan penampak bercak DPPH dan sitroborat memberikan reaksi positif. Isolate yang diperoleh memiliki aktivitas antioksidan. Hasil identifikasi isolat menggunakan spektrofotometri <em>UV-Visible</em> diperoleh data panjang gelombang pita I 290,60 nm dan pita II 250,20 nm. Isolat diduga merupakan kelompok flavonoid golongan flavon.Kartika Putri SholikhahSoraya RiyantiWahyono Wahyono
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-08-092023-08-096213714910.29313/jiff.v6i2.11225AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI AKTIF DAUN SELUTUI PUKA (Tabernaemontana macrocarpa Jack.) TERHADAP Staphylococcus aureus
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/Farmasyifa/article/view/11694
<p><em>Staphylococcus aure</em><em>i</em><em>us</em> meirupakan bakteiri yang dapat meinyeibabkan peinyakit infeiksi, seipeirti infeiksi pada kulit. Masyarakat deisa Karangan Mook Manar Bulant, Kutai Barat, Kalimantan Timur meinggunakan daun seilutui puka (<em>Tabe</em><em>i</em><em>rnae</em><em>i</em><em>montana macrocarpa</em> Jack.) seibagai obat tradisional untuk meingobati peinyakit kulit, seipeirti kulit yang gatal. Tujuan peineilitian untuk meingeitahui kandungan meitabolit seikundeir pada fraksi aktif dan aktivitas antibakteiri fraksi aktif daun seilutui puka. Peineilitian beirsifat eikspeirimeintal. Obyeik yang diteiliti adalah zona hambat fraksi aktif daun seilutui puka teirhadap bakteiri <em>Staphylococcus aure</em><em>i</em><em>us</em>. Tahapan peineilitian yaitu peingumpulan bahan baku, deiteirminasi tumbuhan, peimbuatan simplisia dan eikstrak, fraksinasi, uji skrining fitokimia fraksi aktif, uji aktivitas antibakteiri fraksi aktif (eitanol-air, eitil aseitat dan n-heiksana) daun seilutui puka teirhadap bakteiri <em>Staphylococcus aure</em><em>i</em><em>us </em>deingan meitodei difusi cakram pada konseintrasi 5%, 10% dan 15%, kontrol positif klindamisin 0,1% dan kontrol neigatif DMSO 1%. Data dianalisis seicara kualitatif dan kuantitatif. Hasil skrining fitokimia meinunjukkan bahwa fraksi eitanol-air meimiliki kandungan seinyawa meitabolit seikundeir beirupa flavonoid dan saponin, fraksi eitil aseitat meingandung flavonoid, tanin dan steiroid, fraksi n-heiksana meingandung alkaloid dan steiroid. Aktivitas antibakteiri pada fraksi aktif meinunjukkan bahwa fraksi eitanol-air meinghasilkan zona hambat seibeisar 2,88 mm (5%), 5,33 mm (10%) dan 6,06 mm (15%). Fraksi eitil aseitat seibeisar 2,54 mm (5%), 6,81 mm (10%) dan 7,81 mm (15%). Fraksi n-heiksana seibeisar 6,50 mm (5%), 8,35 mm (10%), dan 5,83 mm (15%). Zona hambat kontrol positif pada klindamisin 0,1% seibeisar 35,45 mm dan kontrol neigatif DMSO 1% adalah 0 mm.</p>Rismaul WahdahFitri HandayaniReksi Sundu
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-08-092023-08-096215016010.29313/jiff.v6i2.11694FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN MOUTHWASH FRAKSI METANOL DAUN PUCUK MERAH (Syzygium myrtifolium Walp) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/Farmasyifa/article/view/11720
<table width="100%" border="0" cellspacing="0" cellpadding="0"><tbody><tr><td valign="top" width="69%"><p>Karies gigi merupakan penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan adanya kerusakan jaringan, diawali dari permukaan gigi (ceruk, fisura dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa. Daun Pucuk Merah (<em>Syzygium myrtifolium </em>Walp) mengandung fenol, flavonoid, antioksidan dan asam betulinic. Senyawa flavonoid pada daun pucuk merah (<em>Syzygium myrtifolium </em>Walp) berkhasiat sebagai antibakteri bekerja dengan cara mengikatkan hidrogen dengan basa pada asam nukleat yang mana juga menjelaskan aksi penghambatan pembentukan DNA dan RNA. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sediaan mouthwash fraksi metanol daun pucuk merah (<em>Syzygium myrtifolium </em>Walp) stabil secara fisik dan kimia serta memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri <em>Streptococcus mutans</em>. Daun pucuk merah (<em>Syzigium myrtifolium</em> Walp) diekstraksi dengan metode maserasi setelah itu dilakukan Fraksinasi lalu dibuat sediaan Mouthwash. Evaluasi sediaan mouthwash meliputi uji organoleptik yang menghasilkan bau segar, bentuk cair, rasa dingin, warna kecoklatan serta. Uji pH memenuhi kriteria pH mouthwash jadi dapat dikatakan aman. Uji homogenitas menunjukkan susunan yang homogen. Uji bobot jenis memenuhi kriteria kemudian hasil pengujian antibakteri diantara ketiga formula, konsentrasi terbaik yaitu formula ketiga (1,5%) dengan zona hambat 16,33 mm termasuk dalam kategori kuat sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga formula memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri <em>Streptococcus mutans</em>.</p><p> </p></td></tr></tbody></table>Suhrah Febrina KarimWahyuddin JumardinTiansy Senolinggi
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-08-092023-08-096216117110.29313/jiff.v6i2.11720AKTIVITAS PREBIOTIK PISANG SERTA EFEKNYA TERHADAP KESEHATAN DAN PENYAKIT
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/Farmasyifa/article/view/11825
<p>Prebiotik dapat ditemukan dalam bentuk serat pangan pada sayuran dan buah-buahan. Prebiotik secara selektif mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri menguntungkan pada saluran pencernaan. Bakteri menguntungkan pada kolon akan mengubah prebiotik menjadi asam lemak rantai pendek yang memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan inangnya. Pisang (<em>Musa</em> spp.) merupakan salah satu buah yang telah banyak diteliti sebagai prebiotik. Berbagai varietas pisang telah diteliti dan menunjukkan efek pada pertumbuhan bakteri menguntungkan <em>Bifidobacterium</em> dan <em>Lactobacilli</em>. Tujuan tinjauan pustaka sistematis ini adalah untuk merangkum informasi ilmiah mengenai potensi pisang sebagai prebiotik. Artikel ini membahas mengenai jenis dan bagian-bagian tanaman yang digunakan, senyawa yang berperan dalam efek prebiotik serta efek pisang terhadap kesehatan dan pengendalian penyakit. Metode yang digunakan adalah penelusuran artikel melalui basis data Science Direct dan Google Scholar. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa varietas pisang yang banyak diteliti sebagian besar berasal dari persilangan <em>Musa acuminata</em> (genom A) dengan <em>Musa balbisiana</em> (genom B). Bagian buah, kulit buah, dan batang pisang terbukti memiliki efek sebagai prebiotik. Kandungan senyawa yang berperan dalam meningkatkan bakteri <em>Bifidobacteria</em> dan <em>Lactobacilli</em> diantaranya adalah pati, pektin, oligosakarida, fruktan serta selulosa larut air. Efek prebiotik pisang diketahui berkaitan dengan efeknya sebagai antiinflamasi, peningkat sistem imun dan antibakteri.</p>Bertha RusdiRatih AryaniUmi Yuniarni
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-08-092023-08-096217218610.29313/jiff.v6i2.11825FORMULASI CANGKANG KAPSUL DARI PEKTIN KULIT BUAH NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lam) DAN UJI WAKTU HANCUR KAPSUL
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/Farmasyifa/article/view/11933
<em>Capsule is capsule preparations which consisting of a drug in a soft capsule and hard capsule sell. Capsule is the preparations that most people used to discover the unpleasant taste of the drug. Most of capsule sell are made of gelatin, but it can also made with starch or other ingredients. The other ingredients </em><p><em>which can substitute gelatin is pectin. Pectin is an ingredient belong to the class of carbohydrates. This study aim to find others alternative that can be used as new ingredients of capsule sell, which is jack fruit peels. Dissolved 20 mg jack fruit peels in 1000 ml of distilled water and, added 5% of citric acid. Then extracted on a hot plate with a stirring speed 600 rpm, temperature of 85</em><em>ͦ</em><em>C, for 120 minutes. The yield obtained was 0.319%. The best formulations results were 2 (0.7 gram pectin, 5.00 gram carrageenan, 100ml disttiled water). The result of the evaluation of capsule sell standards with a body diameter of 6,2 mm, 6,3 mm, of a lid diameter, a body length of 15,2 mm, a lid length of 07.8 mm, and those that are unqualified with 0.09 gram of capsule weights. The organleptic results are light brown color, texture a little loud and there is no fragrance. The capsule sell disintegration should meet the requirements set by the Indonesian Pharmacopoeia V edition, is 13 minutes 47 seconds.</em></p><em>Keywords:</em> jackfruit skin (<em>Artocarpus heterophyllus</em> Lam), pectin, capsule shellRosiana RizalSalman SalmanEka Wulandari
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-08-092023-08-096218720210.29313/jiff.v6i2.11933KOMBINASI BUAH KARAMUNTING, JERUK KUNCI, DAN KELUBI SEBAGAI NUTRASETIKA DARI BANGKA BELITUNG DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDANNYA
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/Farmasyifa/article/view/11938
<p>Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam melimpah, diantaranya yaitu tanaman karamunting, jeruk kunci dan kelubi. Ketiga buah tersebut sudah biasa dikonsumsi oleh masyarakat sekitar<em>.</em> Sejauh ini belum terdapat laporan mengenai aktivitas antioksidan dari kombinasi ketiga buah tersebut serta penggunaannya sebagai nutrasetika. Penelitian ini bertujuan untuk membuat minuman serbuk instan antioksidan yang mengandung kombinasi dari ketiga buah tersebut sebagai nutrasetika khas Bangka Belitung yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Buah karamunting dan buah kelubi dimaserasi dalam etanol 96%, sedangkan air perasan buah jeruk kunci dikeringkan dengan cara <em>freeze drying</em>. Sampel buah karamunting (KAR), buah kelubi (KEL), buah jeruk kunci (JK), dan kombinasinya dilakukan penetapan aktivitas antioksidan dengan pereaksi DPPH. Formula kombinasi ekstrak terbaik dipilih berdasarkan nilai IC<sub>50</sub> lalu dibuat menjadi sediaan minuman berupa serbuk instan dan dilakukan uji mutu sediaan untuk menentukan formula minuman serbuk terbaik. Hasil pengukuran nilai IC<sub>50</sub> tunggal dari KAR, KEL, dan JK berturut-turut adalah 143,26 µg/mL, 1317,09 µg/mL, dan 2266,10 µg/mL dan pada kombinasi ekstrak menunjukkan F2 (KAR 2: JK 1: KEL 1) sebagai formula terbaik dengan nilai IC50 yaitu 289,14 µg/mL. Pada uji mutu sediaan menunjukkan bahwa formula minuman terbaik adalah M3 dengan rasa terbaik, kadar air (0,05%), pH (3,73), dan IC<sub>50</sub> (1334,64 µg/mL).</p><p>Kata kunci<strong>:</strong> <strong>Buah karamunting, buah jeruk kunci, buah kelubi, nutrasetika, antioksidan. </strong><strong></strong></p>Sheila Nur HasanahSoraya RiyantiAkhirul Kahfi Syam
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-08-092023-08-096220321510.29313/jiff.v6i1.11938PREDIKSI SENYAWA SECARA PENAMBATAN MOLEKUL SENYAWA YANG TERKANDNG DI DALAM KACANG PANJANG (VIGNA UNGUICULATA) DAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA) SEBAGAI OBAT ANTIKANKER PARU
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/Farmasyifa/article/view/8800
<p>Kanker paru merupakan tumor ganas yang berkembang di sistem pernapasan bagian bawah, termasuk sel–sel di dinding bronkus dan bronkiolus. Ekstrak kacang panjang (<em>Vigna unguiculata</em>)<em> </em>dan kacang hijau<em> </em>(<em>Vigna radiata</em>)<em>, </em>dua jenis tanaman yang telah teruji sesuai penelitian yang sudah diteliti bahwa kacang panjang dan kacang hijau dapat digunakan sebagai terapi kanker paru. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan kandidat senyawa baru sebagai obat antikanker paru yang berasal dari ekstrak kacang panjang dan kacang hijau<em> </em>sehingga dapat menjadi alternatif sumber bahan baku obat. Melalui metode penambatan molekul pada dua reseptor kanker paru yaitu <em>wildtype</em> dan mutan dengan kode 5UGC dan 5HG7. Semua senyawa kacang panjang dan kacang hijau ditambatkan pada reseptor target menggunakan program <em>Autodock Tools</em>. Validasi metode telah dilakukan dengan nilai RMSD (<em>Root Mean Square Deviation</em>)<em> </em>yang diperoleh 1,328Å dan 1,971Å. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa senyawa <em>osajin </em>memiliki nilai ikatan energi sebesar -10,28 kkal/mol pada reseptor 5UGC<em> </em>dan <em>pomiferin</em> memiliki nilai ikatan energi sebesar -9,09 kkal/mol pada reseptor 5HG7, nilai ikatan energi dari masing-masing senyawa lebih baik daripada obat pembanding gefitinib sebesar -9.05 kkal/mol pada reseptor 5UGC dan -7,00 kkal/mol pada reseptor 5HG7. Hasil pengujian profil farmakokinetika pada kedua senyawa memiliki absorpsi baik dan profil permeabilitas tingkat menengah, serta memiliki profil distribusi ikatan yang kuat terhadap protein plasma. Senyawa ini juga belum memenuhi satu aturan <em>Lipinski’s Rule of Five</em> serta tidak bersifat mutagenik dan negatif karsinogenik.</p><p> </p>Riska Prasetiawati
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-08-092023-08-096221622510.29313/jiff.v6i2.8800