KUALITAS KIMIA ASAP CAIR RANTING CENGKEH

Yusnaini Yusnaini, Asrul Dedy

Abstract


Bahan baku produksi asap cair yang terpilih pada penelitian sebelumnya adalah ranting cengkeh. Penelitian tentang penggunaan ranting cengkeh masih sangat kurang sehingga produksi asap cair dari ranting cengkeh ini belum diketahui kualitasnya baik asap cair kasar maupun setelah dimurnikan. Begitupula dengan konsentrasi yang efektif digunakan sebagai bahan pengawet pada pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas asap cair kasar dan asap cair yang telah dimurnikan dan mengevaluasi konsentrasi asap cair yang akan diaplikasi pada bahan pangan. Produksi asap cair dilakukan dengan suhu pirolisis 420°C selama 100 menit dan dilakukan pengukuran volume asap cair. Asap cair kasar kemudian didestilasi pada suhu 100°C selama1 jam, kemudian dilakukan pengenceran dengan konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 20%. Dilakukan analisis kualitas antara lain kadar fenol, karbonil dan asam. Hasil penelitian yang diperoleh adalah rendemen asap cair kasar yang dihasilkan sekitar 36,44% dan yang setelah pemurnian 19,96%.  Proses pemurnian menyebabkan penurunan kadar fenol, karbonil dan asam yaitu secara berturut-turut sekitar 93-96%; 31-46%; dan 60-64%. Pengenceran asap cair mempengaruhi kadar fenol, karbonil dan asam asap cair. Makin tinggi konsentrasi asap cair maka persentase kadar senyawa fenol, karbonil dan asam makin tinggi pula. Kesimpulan penelitian ini adalah asap cair yang diproduksi dari ranting cengkeh dapat digunakan sebagai pengawet bahan pangan dan aplikasinya pada pangan dengan konsentrasi 10%. 


Keywords


rendemen, kualitas kimia, asap cair, ranting cengkeh

References


AOAC. (1995). Official Methods of Analyses. 16 ed. Association of Official Analytical Chemists, Washington, D.C.

Darmadji, P. (1996). Aktivitas antibakteri asap cair yang diproduksi dari berbagai macam limbah pertanian. Agritech, 16 : 19-22.

Darmadji, P. dan H. Triyudiana. (2006). Proses pemurnian asap cair dan simulasi akumulasi kadar benzo(a)piren pada proses perendaman ikan. Agritech, 26 : 94-103.

Darmadji, P., H. A. Oramahi, Haryadi, dan R. Armunanto. (2000). Optimasi produksi dan sifat fungsional asap kayu karet. Agritech, 20 : 147-155.

Darmadji, P., Supriyadi, dan C. Hidayat. (1999). Produksi asap rempah cair dari limbah padat rempah dengan cara pirolisis. Agritech, 19 : 11-15.

Estrada M. R., E. A. E. Boyle, and J. L. Marsden. (1998). Liquid smoke effects on Escherichia coli O 157: H7 and its antioxidant properties in beef products. J. Food Sci., 63 : 159-153.

Girard, J.P. (1992). Smoking in Technology of Meat and Meat Product. Ellis Horwood, New York.

Guillen, M. D. and M. L. Ibargoitia. (1999). Influence of the moisture content on the composition of the liquid smoke produced in the pyrolysis process of Fagus sylvatica L. wood. J. Agric. Food Chem., 47 : 4126-4136.

Indah Rodianawati. (2012). Komposisi Kimia Asap Cair Tempurung Biji Nyamplung (Calophyllum inophyllum Linn). Seminar Nasional Inovasi Teknologi Proses dan Produk Berbasis Sumber Daya Alam Indonesia dan Pelatihan Keselamatan Industri Kimia. Universitas Diponegoro, Semarang.

Kadir, S., P. Darmadji, C. Hidayat, dan Supriyadi. (2010). Fraksinasi dan indentifkasi senyawa volatil pada asap cair tempurung kelapa hibrida. Agritech, 30 : 57-67.

Kusharyati, D.F. (1998). Daya Hambat Asap Cair Tempurung Kelapa terhadap Pertumbuhan Bakteri Pembentuk Histamin pada Ikan Tongkol (Euthynus

alleteratus). Tesis S2. Fakultas Pertanian Univeritas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Luck, E. and M. Jager. (1995). Antimicrobial Food Additivies ; Characteristics, Uses, Effect. 2nd Revised and Enlarged. Springer, Berlin.

Maga, J. A. (1987). Smoke in Food Processing. CRC. Press. Inc Boca Raton, Florida.

Pszczola, D.E. (1995). Tour highlights production and uses of smoke base flavors. Food Technol., 49 : 70-74.

Tranggono, Suhardi, B. Setiadji, Supranto, P. Darmadji, dan Sudarmanto. (1996). Identifikasi asap cair dari berbagai jenis kayu dan tempurung kelapa. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan I (2) : 15-24.

Yusnaini. (2009). Kajian Awal Potensi Tempurung Kenari Sebagai Bahan Baku Produksi Asap Cair. Laporan Penelitian Mandri. Universitas Khairun, Ternate.

Yusnaini dan Indah Rodianawati. (2014). Produksi dan Kualitas Asap Cair dari Berbagai Jenis Bahan Baku. Senimar Nasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 1 (4) : 253-260

Yusnaini, Soeparno, E. Suryanto dan R. Armunanto. (2012). Aktivitas antibakteri asap cair tempurung kenari. Cannarium 1 (14) : 111-119

Yusnaini, Soeparno, E. Suryanto dan R. Armunanto. (2012). Physical, chemical and sensory properties of kenari (canariun indicum L.) Shell liquid smoke-immersed-beef on different level of dilution.. J. Indonesian Trop. Anim. Agric. 1 (37) : 27 - 33.

Yusnaini, Soeparno, Suryanto, E., dan Armunanto, R. (2013). Kajian Karakteristik Asap Cair Tempurung Kenari (Canarium inducim L.) sebagai pengambang Flavor. Disertasi. Program Pascasarjana, Fakultas Peternakan, Univeristas Gadjah Mada, Yogyakarta.




DOI: https://doi.org/10.29313/ethos.v0i0.1972

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Alamat Redaksi:

LPPM Unisba, Lantai 2, Jl. Purnawarman 63, Bandung 40116, Jawa Barat, (022) 4203368 , (022) 4264064. ethos.unisba@gmail.com / ethos@unisba.ac.id

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License