Pemahaman Petani terhadap Sistem Agroforestry di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung
Abstract
Abstract. Community dedication to public understanding of the agroforestry system aims to increase awareness and participation in the Kertasari Subdistrict in practicing the agroforestry system without coercion or pressure. The method used is observation through interviews and discussions to share the knowledge. The activities stages were carried out, including population determination, issue screening, analysis, and Focus Group Discussion (FGD). FGD was conducted to provide recommendations to increase public understanding of the agroforestry system, which is a solution to overcome critical land problems in the Upper Citarum watershed. The results show that more than 70% of farmers understand the purpose, crop plants that become commodities, and the benefits of agroforestry systems for the environment. However, less than 20% of farmers understand the benefits of agroforestry systems on income. In its implementation, farmers experience several obstacles related to land ownership, commodities, and post-harvest management. Recommendations can be applied to optimize the agroforestry system, including maximizing extension activities, mentoring, and collaboration from relevant stakeholders. It can be concluded that farmers in the Kertasari Subdistrict have applied the agroforestry system, even though they have limited knowledge, so they need motivation in their implementation.
Keywords: Agroforestry, Focus Group Discussion, Kertasari
Abstrak. Kegiatan pengabdian pada masyarakat terkait pemahaman masyarakat terhadap sistem agroforestry bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat di Kecamatan Kertasari dalam mempraktikkan sistem agroforestry tanpa adanya paksaan atau tekanan. Metode yang dilakukan adalah dengan observasi melalui wawancara dan diskusi untuk berbagi pengetahuan. Adapun tahap kegiatan yang dilakukan, di antaranya penentuan populasi, penjaringan isu, analisis, dan diskusi kelompok atau Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan FGD ini dilakukan untuk memberikan rekomendasi guna meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap sistem agroforestry yang menjadi solusi dalam upaya mengatasi permasalahan lahan kritis di kawasan DAS Citarum Hulu. Hasil observasi menunjukkan bahwa lebih dari 70% petani memahami tujuan, jenis tanaman yang menjadi komoditas, dan manfaat sistem agroforestry bagi lingkungan. Akan tetapi, kurang dari 20% petani memahami manfaat sistem agroforestry pada pendapatan. Dalam implementasinya, petani mengalami beberapa kendala, yaitu terkait kepemilikan lahan, komoditas, dan pengelolaan pascapanen. Rekomendasi yang dapat diaplikasikan untuk mengoptimalisasi sistem agroforestry, di antaranya memaksimalkan kegiatan penyuluhan, pendampingan, dan kerja sama dari stakeholder terkait yang kompeten. Berdasarkan hasil kegiatan, dapat disimpulkan bahwa petani di Kecamatan Kertasari telah mengaplikasikan sistem agroforestry meskipun dalam keterbatasan pengetahuan sehingga memerlukan motivasi dalam pelaksanaannya.
Kata Kunci: Agroforestry, Focus Group Discussion, Kertasari
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arvianti EY., Masyhuri, Waluyati LR. Darwanto DH. 2019. Gambaran krisis petani muda di Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. 8(2): 168-180
Arimbawa, I. P. E., & Rustariyuni, S. D. (2018). Respon Anak Petani Meneruskan Usaha Tani Keluarga di Kecamatan Abiansemal. E-Jurnal EP Unud. 7(7): 1558–1586.
Fitriani, N., Husodo, T., Ratningsih, N., Miranti, M., dan Annisa. 2018. Pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap rencana geopark Pangandaran. Ethos Jurnal Penelitian dan Pengabdial Masyarakat 6(1): 62-67.
Kurniasih N. 2002. Pengelolaan DAS Citarum Berkelanjutan. Jurnal Teknologi Lingkungan. 3(2): 82-91.
Kusuma DW. 2017 Tinjauan Agroforestry dan Pendekatan Kareakter Budaya Lokal Dalam Pemulihan Lahan Kritis di Kabupaten Limapuluh Kota. Jurnal Solum. 14(1): 29-39.
Listiana I., Sumardjo, Sadono D., Tjiptopranoto P. 2018. Hubungan kapasitas penyuluh dengan kapuasan petani dalam kegiatan penyuluhan. Jurnal Penyuluhan. 14(2): 244-256.
Mangowal J., 2013. Pemberdayaan masyarakat petani dalam meningkatkan pengembangan ekonomi pedesaan di Desa Tumani Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan. Governance. 5(1): 90-97
Mulyaningrum, Rusliati E., Suryaningprang A. 2019. Penanaman pohon alpukat (Persea americana) untuk revitalisasi hulu DAS Citarum di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Prosiding PKM-CSR. 2: 626-635
Pradnya P., Rendra R., Sulaksana N., Yoseph B. 2016. Optimalisasi pemanfaatan sistem agroforestry sebagai bentuk adaptasi dan mitigasi tanah longsor. Bulletin of Scientific Contribution. 14(2): 117-126
Prawesti, N., Witjaksono, R., & Raya, A. B. (2010). Motivasi Anak Petani menjadi Petani. Agro Ekonomi, 17(1), 11–18.
Sumaryanto, Hermanto, Ariani M., Suhartini SH., Yofa, RD., dan
Azahari DH. 2015. Pengaruh Urbanisasi terhadap Suksesi Sistem Pengelolaan Usahatani dan Implikasinya terhadap Keberlanjutan Swasembada Pangan. Laporan Penelitian. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Suprayogo D., Widianto, Hairiah K., Nita I. 2017. Manajeman Daerah Aliran Sungai (DAS): Tinjauan Hidrologi Akibat Perubahan Tutupan Lahan Dalam Pembangunan. UB Press. Malang.
Susilowati SH. 2016. Kebijakan Insentif untuk Petani Muda: Pembelajaran dari Berbagai Negara dan Implikasinya bagi Kebijakan di Indonesia Incentive Policy for Young Farmers: Lesson Learned from Various Countries and the Implications for Indonesian Policy. Forum Penelitian Agro Ekonomi. 34(2): 103–123.
Widiyanto, A. 2016. Agroforestry dan peranannya dalam mempertahankan fungsi hidrologi dan konservasi. Forestry Research and Develompemt Agency 5(3): 43-56.
DOI: https://doi.org/10.29313/ethos.v9i2.7671
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Alamat Redaksi:
LPPM Unisba, Lantai 2, Jl. Purnawarman 63, Bandung 40116, Jawa Barat, (022) 4203368 , (022) 4264064. ethos.unisba@gmail.com / ethos@unisba.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.