https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks/issue/feedJurnal Integrasi Kesehatan & Sains2024-03-24T13:59:31+08:00Dr. Titik Respati, drg., M.Sc.PHjiks.unisba@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains</strong> is a journal that publishes medical and health scientific articles published <strong>every 6 (six) months</strong>. Articles are original research, case reports, case studies, and literature reviews that need to be disseminated and written in Indonesian by taking into the General Guidelines for Indonesian Spelling.<br /> <strong>Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains</strong> is one of the journals published by the <a href="https://fk.unisba.ac.id/" target="_blank"><strong>Faculty of Medicine</strong></a>, <a href="https://www.unisba.ac.id/" target="_blank"><strong>Universitas Islam Bandung (Unisba)</strong></a> besides <a href="/index.php/gmhc/index" target="_blank"><strong>Global Medical and Health Communication</strong></a> which has a national and international reputation.<br /> <strong>Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains</strong> already accredited by the National Journal Accreditation (<a href="http://arjuna.kemdikbud.go.id/article/330" target="_blank"><strong>Arjuna</strong></a>) managed by the Directorate General of Higher Education, Research, and Technology, Ministry of Education, Culture, Research, and Technology of the Republic of Indonesia with a <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/detail?id=7990" target="_blank"><strong>Sinta 4</strong></a> rating through <strong>Decree Number 158/E/KPT /2021</strong>.<br /><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1539844417" target="_blank"><strong>eISSN: 2656-8438</strong></a></p>https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks/article/view/11816Hubungan Karakteristik dengan Tingkat Pengetahuan Perempuan Usia Reproduktif mengenai Berat Badan Lahir Rendah dan Spektrum Plasenta Akreta pada Salah Satu Komunitas Perguruan Tinggi Swasta di Bandung2024-03-24T13:59:06+08:00Hasrayati Agustinahasrayati@gmail.comBirgitta Maria Dewayanibm.dewayani@yahoo.comSri Suryantiyanti.patologi@gmail.comBethy Suryawaty Hernowobethy_hernowo@yahoo.comYuktiana Kharismayuktiana@gmail.com<p>Berat badan lahir rendah (BBLR) dan spektrum plasenta akreta (SPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menyebabkan morbiditas serta mortalitas ibu dan janin yang signifikan. Pengetahuan tentang kesehatan sangat penting untuk mengurangi efek buruk tersebut. Penelitian bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan perempuan usia reproduktif mengenai BBLR dan SPA. Studi potong lintang berbasis masyarakat tersebut dilakukan pada bulan Agustus 2021 pada 65 partisipan komunitas usia reproduktif pada salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung melalui pengisian kuesioner yang telah tervalidasi. Analisis data menggunakan uji chi-square melalui perangkat lunak STATA versi 15 untuk mengevaluasi hubungan antara karakteristik partisipan dengan tingkat pengetahuan BBLR dan SPA. Hasil penelitian sebanyak 54% partisipan memiliki pengetahuan BBLR dan SPA itu cukup. Terdapat hubungan signifikan karakteristik pekerjaan (p=0,02) dengan tingkat pengetahuan BBLR dan SPA, sedangkan karakteristik usia (0,009), status pernikahan (0,24), dan pendidikan (0,2) tidak berhubungan dengan tingkat pengetahuan mengenai BBLR dan SPA. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pengetahuan, seperti usia, pendidikan, sosial budaya, ekonomi, lingkungan, serta pekerjaan. Simpulan, pemberian stimulus berupa informasi seputar BBLR dan SPA melalui kegiatan sosialisasi yang berkesinambungan diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan pengetahuan pada komunitas perempuan usia reproduktif</p><p> </p><p>Abstract</p><p>Low birth weight (LBW) and placenta accreta spectrum (PAS) are health problems that cause significant maternal and fetal morbidity and mortality. Health knowledge is very important to reduce these adverse effects. This study aims to determine the level of knowledge of women of reproductive age about LBW and PAS. The cross-sectional community-based study was conducted in August 2021 on 65 participants of the reproductive age community at a private university in Bandung by filling out a validated questionnaire. Data analysis used the Chi-Square test by STATA software version 15 to evaluate the association between participant characteristics and knowledge level of LBW and PAS. The results showed that most of the participants had sufficient knowledge of LBW and PAS (54%). There was a significant relationship between job characteristics (p=0.02) and the level of knowledge of LBW and SPA, while the characteristics of age (0.009), marital status (0.24), and education (0.2) are not related to the level of knowledge of LBW and SPA. Several factors influence knowledge, such as age, education, socio-culture, economy, environment, and work. In conclusion, health education in the form of information about LBW and PAS through continuous counseling is expected to be one of the solutions to increase knowledge in the community.</p>2024-01-31T16:52:33+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Integrasi Kesehatan & Sainshttps://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks/article/view/11498Hubungan Durasi Screen Time Smartphone dengan Durasi Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung2024-03-24T13:59:09+08:00Mohamad Daffa Putra Utama Noeradianadaffap52@yahoo.comSadeli Masriadaffap52@yahoo.comFajar Awalia Yuliantodaffap52@yahoo.com<p>Durasi tidur yang pendek merupakan masalah kesehatan yang sering terabaikan. Pada tahun 2021, jumlah pengguna smartphone di Indonesia mencapai sekitar 170,4 juta orang. Penggunaan smartphone yang tinggi sering kali berdampak pada durasi penggunaan layar yang tinggi pula. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui korelasi antara durasi penggunaan layar dan durasi tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (FK Unisba). Metode penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 120 mahasiswa FK Unisba periode Oktober–Desember 2022 dijadikan subjek penelitian melalui teknik stratified random sampling. Data diambil dari data primer dengan mengambil tangkapan layar (screenshot) dari aplikasi yang mencatat durasi penggunaan layar dan durasi tidur. Data diolah dengan menerapkan uji chi-square. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pada individu yang melibatkan diri dalam kegiatan lebih dari 5 jam setiap hari menggunakan layar, sebanyak 75 mahasiswa (91,5%) memiliki durasi tidur yang kurang dari 7 jam. Sementara itu, mayoritas kelompok yang menggunakan layar kurang dari 5 jam per hari memiliki durasi tidur yang mencukupi, yaitu sekitar 23 mahasiswa. Terdapat korelasi kuat antara durasi penggunaan layar dan durasi tidur mahasiswa FK Unisba (nilai p 0,00001; <0,05). Simulan, terdapat korelasi lama penggunaan layar dengan durasi tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.</p><p> </p><p>Abstract<br />Sleep derpriviation is a health problem that goes unnoticed. There are 170.4 million smartphone users in Indonesia in 2021, the duration of using smartphones is high so that it will be accompanied by a high duration of screen time. This study aim to analyze the correlation between screen time duration and sleep duration in Unisba Faculty of Medicine students. This cross sectional study was conducted in October–December 2022 applied for 120 respondents who were selected by stratified random sampling technique. Data collection was retreived through primary data using screenshots of the application screen time duration and sleep duration. Data is analyzed using a chi-square test. This study shows that students with screen time duration >5 hours/day as many as 75 students (91.5%) had short sleep duration <7 hours, while the students with screen time duration <5 hours/day had adequate and long sleep duration around 23 students. There was a correlation between screen time duration and sleep duration in FK Unisba (p 0.00001; <0.05) In conclusion, there is a correlation between screen time and sleep duration among students of the Faculty of Medicine, Islamic University of Bandung</p>2024-01-31T16:52:33+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sainshttps://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks/article/view/12430Kelayakan Rancangan Media Buku Saku Manajemen ASI Perah pada Ibu Bekerja di Wilayah Kecamatan Ciawi2024-03-24T13:59:11+08:00Mira Shaumi Muttaqinmirasaumim12@gmail.comDede Gantinidede.gantini@dosen.poltekkestasikmalaya.ac.idSariestya Rismawatisariestya77@gmail.com<p>Anak mendapatkan banyak manfaat dari ASI eksklusif untuk pertumbuhan dan daya tahan tubuh. Dampak pemberian ASI yang tidak eksklusif tidak hanya terjadi saat bayi, tetapi juga terbawa sampai dengan dewasa. Salah satu alasan mengapa ibu tidak dapat memberikan ASI perah secara eksklusif adalah karena mereka sibuk bekerja atau tidak tahu cara menjalankan ASI perah dengan benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ibu bekerja di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya periode 2022–2023 dapat menggunakan buku saku yang dibuat khusus untuk manajemen ASI perah sebagai alat pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & D). Metode ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, kemudian menguji kelayakan produk tersebut. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan hasil dari uji validasi ahli materi mendapat nilai 80% termasuk kategori layak. Hasil dari uji validasi ahli media memperoleh nilai 86,6% termasuk kategori sangat layak. Hasil uji coba pada skala kecil memperoleh nilai 83% termasuk kategori sangat layak dan hasil uji coba pada skala besar mendapat nilai 94% termasuk kategori sangat layak. Diharapkan dengan buku saku manajemen ASI perah pada ibu bekerja dapat mempermudah ibu menyusui dalam memperoleh informasi manajemen ASI perah untuk menunjang keberhasilan cara pemberian ASI yang dilakukan secara eksklusif.</p><p> </p><p>Abstract<br />The children get many benefits from exclusive breastfeeding for their growth and immune system. The impact of non- exclusive breastfeeding does not only occur during infancy, but also carries over into adulthood. One of the reasons why mothers cannot give expressed breast milk exclusively is because they are busy working or don't know how to breastfeed properly. The aim of this research is to find out whether working mothers in Ciawi District, Tasikmalaya during 2022–2023 Regency can use a pocket book made specifically for expressed breast milk management as an educational tool. This research uses the Research and Development (R & D) method. This method is used to produce a certain product, then test the suitability of the product. Data was collected using a questionnaire, and the results of the material expert validation test received a score of 80%, including the appropriate category. The results of the media expert validation test obtained a score of 86.6%, including the very feasible category. The results of trials on a small scale received a score of 83%, including the very feasible category, and the results of trials on a large scale received a score of 94%, including the very feasible category. It is hoped that the existence of a pocket book on expressed breast milk management for working mothers will make it easier for breastfeeding mothers to obtain information on expressed breast milk management to support the success of exclusive breastfeeding.</p>2024-01-31T16:52:33+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Integrasi Kesehatan & Sainshttps://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks/article/view/12709Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kebugaran Fisik pada Petugas Keamanan di Institusi Pendidikan2024-03-24T13:59:13+08:00Dony Septriana Rosadydonyseptrianarosady@gmail.comNysa Ro Aina Zulfadonyseptrianarosady@gmail.com<p>Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu indikator status gizi. Indeks massa tubuh menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kebugaran fisik. Kelompok pekerjaan petugas keamanan membutuhkan kondisi kebugaran fisik yang baik. Penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui indeks massa tubuh, kebugaran fisik, dan hubungan indeks massa tubuh dengan kebugaran fisik pada petugas keamanan di institusi pendidikan. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang. Penelitian dilakukan pada bulan April 2023. Data diperoleh dari data sekunder institusi dengan jumlah responden sebanyak 81 orang. Data indeks massa tubuh diperoleh dengan membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan dikuadratkan (m2). Kebugaran fisik diukur dengan metode Cooper Test. Data dianalisis dengan uji fisher-exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52 orang responden memiliki indeks massa tubuh berisiko (64,2%) dan 72 orang responden memiliki kebugaran fisik tidak baik (88,9%). Terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dan kebugaran fisik petugas keamanan di institusi pendidikan (p<0,05). Berdasarkan data hasil penelitian tersebut maka disarankan upaya institusi menurunkan indeks massa tubuh dan meningkatkan kebugaran fisik para pertugas keamanan melalui program latihan fisik yang terstruktur selain diimbangi dengan asupan nutrisi yang bergizi dan seimbang.</p><p> </p><p>Abstract<br />Body mass indeks (BMI) is an indeks of nutritional status. Body mass indeks is one of the factors that influences physical fitness. The security officer job group requires good physical fitness. The research was conducted with the aim of determining body mass indeks, physical fitness, and the relationship between body mass indeks and physical fitness among security officers in educational institutions. The research was conducted with a cross-sectional design. The research was conducted in April 2023. Data was obtained from institutional secondary data with a total of 81 respondents. Body mass indeks data is obtained by dividing body weight (kg) by body height squared (m2). Physical fitness was measured using the Cooper Test method. Data were analyzed using the Fisher-Exact test. The results showed that 52 respondents had a risky body mass indeks (64.2%) and 72 respondents had poor physical fitness (88.9%). There is a significant relationship between body mass indeks and physical fitness of security officers in educational institutions (p<0.05). Based on the research data, tis recommended that institutional efforts be made to reduce body mass indeks and increase the physical fitness of security officers through a structured physical exercise program in addition to being balanced with nutritious and balanced nutritional intake.</p>2024-01-31T16:52:33+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Integrasi Kesehatan & Sainshttps://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks/article/view/12780Efek Sitokin Proinflamasi TnF - Alpha pada Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2: Tinjauan Literatur2024-03-24T13:59:14+08:00Khaidir YusufKhaidiryusuf024@gmail.comLegiran Legirandr.legiran@fk.unsri.ac.id<p>Tumor necrosis factor alpha (TNF-α) salah satu mediator proinflamasi terpenting yang secara kritis terlibat dalam perkembangan resistensi insulin dan patogenesis diabetes melitus tipe II (T2DM). Peningkatan kadar TNF-α menginduksi resistensi insulin pada adiposit dan jaringan perifer. Tinjaun literatur pada penelitian ini menggunakan database PubMed dan Science direct terhadap artikel yang membahas TNF-alpha pada diabetes melitus tipe 2 dalam 5–10 tahun terakhir. Kata kunci dicari dengan satu kata atau dikombinasikan dengan kata kunci lainnya. Penyaringan dilakukan dari artikel berbahasa inggris. Tnf-alpha dan penyakit diabetes melitus tipe 2 ada keterkaitan. Pada literatur dikatakan patogenesis diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) dan perkembangan resistensi insulin ditandai oleh beberapa faktor stimulasi, terutama pembentukan spesies oksigen reaktif (ROS) dan peningkatan berbagai sitokin pro-inflamasi. Tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) adalah salah satu mediator proinflamasi terpenting yang terlibat dalam perkembangan resistensi insulin dan patogenesis T2DM. Tumor necrosis factor-α (TNF-α) terlibat dalam banyak patologi manusia, termasuk penyakit autoimun, resistensi insulin terkait obesitas, komplikasi kardiovaskular dan kanker, serta berperan terjadi peradangan kronis pada ginjal yang merupakan bentuk komplikasi diabetes tipe 2. Pada penelitian lain juga menguatkan pendapat peneliti dijelaskan bahwa efek sitokin pro inflamasi dan anti-inflamasi (TNF-a) dapat mengganggu jalur persinyalan insulin sehingga menyebabkan resitensi insulin pada sel B-pancreas. Simpulan penelitian ini adalah TNF-α menyebabkan resistensi insulin dan menyebabkan seseorang menderita diabetes melitus tipe 2.</p><p> </p><p>Tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) is one of the most crucial proinflammatory mediators critically involved in the development of insulin resistance and the pathogenesis of type 2 diabetes mellitus (T2DM). Elevated levels of TNF-α induce insulin resistance in adipocytes and peripheral tissues. A literature review was conducted using databases such as PubMed and Science direct to explore articles discussing TNF-Alpha in type 2 diabetes over the past 5–10 years. Keywords were searched individually or in combination with others, and articles in English were screened. The literature reveals a connection between TNF-alpha and type 2 diabetes mellitus. The pathogenesis of type 2 diabetes mellitus (T2DM) and the development of insulin resistance are characterized by various stimulating factors, particularly the formation of reactive oxygen species (ROS) and an increase in various pro-inflammatory cytokines. Tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) is identified as one of the key proinflammatory mediators involved in insulin resistance development and T2DM pathogenesis. TNF-α is implicated in various human pathologies, including autoimmune diseases, obesity-related insulin resistance, cardiovascular complications, cancer, and plays a role in the occurrence of chronic inflammation in the kidneys, a form of complication in type 2 diabetes. Other studies support the notion that the effects of pro-inflammatory and anti-inflammatory cytokines (TNF-α) can disrupt insulin signaling pathways, leading to insulin resistance in pancreatic B cells. In conclusion, this research indicates that Tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) can induce insulin resistance, contributing to the onset of type 2 diabetes.</p>2024-01-31T16:52:33+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Integrasi Kesehatan & Sainshttps://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks/article/view/13024Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Dokter: Studi Kasus di Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari Cimahi2024-03-24T13:59:16+08:00Mirda Rahmaniarmirdarahmaniar@gmail.comTasya Aspirantimirdarahmaniar@gmail.comAlbert Hendartamirdarahmaniar@gmail.com<p>Tantangan rumah sakit saat ini terus berubah sesuai dengan tuntutan masyarakat yang mengharapkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat dicapai salah satunya bila rumah sakit tersebut memiliki kinerja organisasi yang optimal. Kinerja sebuah organisasi atau perusahaan sangat ditentukan oleh kinerja perorangan atau kinerja individual karyawan. Faktor budaya organisasi memengaruhi kinerja dan kepuasan karyawan sehingga peningkatan dan perbaikan kinerja organisasi dapat dicapai melalui pembentukan budaya organisasi yang kuat, fleksibel, dan unik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana dokter melihat pelaksanaan budaya organisasi di rumah sakit, kinerja dokter di rumah sakit, dan bagaimana budaya organisasi memengaruhi kinerja dokter di Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari Cimahi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan di RS Mitra Anugrah Lestari selama bulan Juni hingga November tahun 2022. Data primer didapatkan melalui kuesioner terhadap dokter yang bekerja di Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari sebagai populasi penelitian dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Hasil penelitian didapatkan Budaya Organisasi mendapatkan skor Tinggi dan Kinerja Dokter mendapatkan skor sangat tinggi. Namun, masih terdapat beberapa permasalahan Budaya Organisasi yang terjadi dan Kinerja Dokter masih mendapat skor rendah pada kompetensi System Based Practice. Kinerja Dokter (Y) memengaruhi sebagian kecil Budaya Organisasi (X) dan sebagian besar dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor ini termasuk motivasi, kemampuan, kebutuhan, harapan tentang kompensasi, serta pandangan tentang gaji dan kepuasan kerja.</p><p><br /> <br />Abstract<br />Hospital challenges are currently changing according to the demands of society who expect quality health services. Quality health services can be achieved if the hospital has optimal organizational performance. The performance of an organization or company is largely determined by individual performance or individual employee performance. Meanwhile, employee performance and job satisfaction are influenced by organizational culture factors, where improvement of organizational performance can be done by establishing an organizational culture that is strong, adaptive, and has its own uniqueness. This study aims to determine the perceptions of doctors regarding the implementation of organizational culture in hospitals, the performance of doctors in hospitals, and the influence of organizational culture on the performance of doctors at Mitra Anugrah Lestari Hospital, Cimahi. This is a descriptive verification research with a quantitative approach. The research was conducted at Mitra Anugrah Lestari Hospital from June to November 2022. Primary data was obtained through questionnaires to doctors who work at Mitra Anugrah Lestari Hospital as the study population using a saturated sampling technique. From the research results, it was found that the results of Organizational Culture got a High score and Doctor Performance got a very high score, but there were still some problems with Organizational Culture. Physician performance still scores low on System Based Practice competency. Doctor's performance (Y) influences a small part of Organizational Culture (X), and is largely influenced by other factors not examined in this research. These factors include motivation, abilities, needs, expectations about compensation, and views about pay and job satisfaction.</p>2024-01-31T16:52:33+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Integrasi Kesehatan & Sainshttps://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks/article/view/13042Korelasi Persentase Hematokrit dan Jumlah Trombosit dengan Tingkat Keparahan Pasien Dewasa Demam Berdarah Dengue di RSUD Cibabat Kota Cimahi Tahun 20222024-03-24T13:59:18+08:00Andromeda Andromedaandromeda@unpas.ac.idNur Nazila Fajriani Palembang200010006@mail.unpas.ac.idBayu Ewanggaandromeda@unpas.ac.id<p>Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4 yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Angka kejadian kasus DBD di Indonesia masih cenderung tinggi, yakni sebanyak 143.266 kasus dengan 1.237 kematian pada tahun 2022. Parameter laboratorium yang penting dalam menentukan tingkat keparahan DBD antara lain persentase hematokrit dan jumlah trombosit. Peningkatan kadar hematokrit dapat mengindikasikan hemokonsentrasi akibat penurunan volume cairan dan peningkatan persentase sel darah merah. Trombositopenia disebabkan oleh reaksi silang protein NS1 dan supresi megakariosit di sumsum tulang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis korelasi persentase hematokrit dan jumlah trombosit dengan tingkat keparahan pasien dewasa demam berdarah dengue di RSUD Cibabat Kota Cimahi selama Agustus–September 2023. Metode pada penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif metode observasional deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan uji Spearman. Data penelitian yang mencakup diagnosis pasien dan hasil laboratorium diambil dari data rekam medis RSUD Cibabat Kota Cimahi dengan jumlah sampel sebanyak 102 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keparahan yang paling banyak diderita pasien adalah DBD derajat I. Hasil menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara persentase hematokrit (p=0,000; r=0,412) dan jumlah trombosit (p=0,000;r=-0,788) dengan tingkat keparahan DBD. Simpulan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan persentase hematokrit dan penurunan jumlah trombosit meningkatkan keparahan pasien dewasa yang didiagnosis DBD di RSUD Cibabat Kota Cimahi.</p><p> </p><p>Abstract<br />Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by DENV-1, DENV-2, DENV-3 and DENV-4 which is transmitted through the bite of Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes. The incidence of DHF cases in Indonesia is known to be high, with 143,266 cases and 1,237 deaths in 2022. Cimahi is a DHF endemic area. Laboratory parameters that are important in determining the severity of DHF include the percentage of hematocrit and platelet count. Increased hematocrit levels may indicate hemoconcentration due to decreased fluid volume and increased red blood cell percentage. Thrombocytopenia caused by NS1 protein cross-reaction and suppression of megakaryocytes in the bone marrow. This study purposed to analyze the correlation of hematocrit percentage and platelet count with the severity of adult patients with dengue hemorrhagic fever at Cibabat Hospital, Cimahi City during August–September 2023. This study was observational analytic with Cross-sectional design. Data analysis used Spearman test. The research data which included patient diagnosis and laboratory results were taken from the medical record data of RSUD Cibabat Cimahi City with a total sample of 102 patients. The results showed that the most common severity level suffered by patients was first-degree DHF. The results showed that there was a significant correlation between hematocrit percentage (p=0.000; r=0.412) and platelets count (p=0.000; r=-0.788) with the severity of DHF. It can be concluded that an increase in hematocrit percentage and a decrease in platelet count increase the severity of adult patients diagnosed with DHF at Cibabat Hospital, Cimahi City.</p>2024-01-31T16:52:57+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Integrasi Kesehatan & Sainshttps://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks/article/view/13020Hubungan Tingkat Olahraga dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bandung2024-03-24T13:59:20+08:00Silvia Khoerunnisasilvia@student.poltekkesbandung.ac.idRika Resmanasilvia.kookie.01@gmail.comLola Novianipieanyong.06@gmail.comIryanti Iryantisilvia.eunhyuk.06@gmail.com<p>Siklus menstruasi idealnya dapat teratur setiap bulan dengan rentang waktu 21–35 hari setiap kali periode menstruasi. Ketidakteraturan siklus menstruasi dapat menyebabkan infertilitas atau gangguan kesuburan. Siklus menstruasi dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah olahraga berat. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat olahraga dengan siklus menstruasi. Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah seluruh mahasiswi kebidanan Poltekkes Kemenkes Bandung jurusan Kebidanan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari–April 2023. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan sejumlah sampel sebanyak 45 mahasiswi. Variabel independen tingkat olahraga dan variabel dependen siklus menstruasi. Pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner baecke dan kalender menstruasi. Uji analisis univariat menggunakan statistik deskriptik untuk melihat distribusi dan frekuensi tingkat olahrada dan siklus menstruasi. Teknik analisis menggunakan chi square untuk melihat hubungan antara tingkat olahraga dan siklus menstruasi. Hasil analisis univariat menunjukkan sebagian besar aktivitas fisik mahasiswa pada kategori rendah sebanyak 44% dan siklus menstruasi mahasiswa sebagian besar mengalami keteraturan siklus sebanyak 56%. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan nilai p 0,702. Tidak terdapat hubungan antara tingkat olahraga dan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan Poltekkes Kemenkes Bandung. Sebaiknya melakukan olahraga sesuai dengan kemampuan tubuh agar tidak terjadi peningkatan intensitas yang telalu tinggi yang dapat mengakibatkan peubahan siklus menstruasi. Diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan menambahkan variabel faktor-faktor yang memengaruhi siklus menstruasi dengan metode yang berbeda.</p><p>The Relationship between Exercise Level and Menstrual Cycle in Midwifery Students of Poltekkes Kemenkes Bandung</p><p>Abstract<br />The menstrual cycle is ordinarily regular every month, ranging from 21 to 35 days per menstrual period. Irregular menstrual cycles can cause infertility or impaired fertility The menstrual cycle can be affected by various things, including heavy exercise. This study is to determine the relationship between exercise level and menstrual cycle. This research design was analytic with a cross sectional approach. The population was all midwifery Poltekkes Kemenkes Bandung students majoring in Midwifery Bandung who participated in extracurricular sports activities This research was carried out in January–April 2023. The sampling technique used was purposive sampling with a total sample of 45 female students. The independent variable was exercise level, and the dependent variable was a menstrual cycle. The data was collected by interview by using the Baecke questionnaire and menstrual calendar. Univariate analysis test using descriptive statistics to see the distribution and frequency of exercise levels and menstrual cycles. Bivariate analysis test using Chi Square analysis to see the relationship between the level of exercise and the menstrual cycle. The results of the univariate analysis showed that most of the students' physical activity was in the low category, as many as 44% and the menstrual cycles of students mostly experienced cycle regularity, as many as 56%. The results of bivariate analysis using the chi-square test showed a value of p=0.702. There is no relationship between the level of exercise and the menstrual cycle in midwifery students at the Poltekkes Kemenkes Bandung. It is better to do sports according to the body's ability so that there is no increase in intensity that is too high which can result in changes in the menstrual cycle.It is hoped that this research can be continued by adding variables to the factors that affect the menstrual cycle with different methods.</p>2024-01-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Integrasi Kesehatan & Sainshttps://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks/article/view/13032Pengaruh Video Infografis Edukasi Anemia terhadap Pengetahuan dan Sikap tentang Anemia pada Remaja Putri di SMPN 49 Kota Bandung2024-03-24T13:59:23+08:00Nadya Puspa Maharaninadyamhrani222@gmail.comYuni NurchasanahYuninurchasanah@gmail.comYulinda Pulunganyulinda@gmail.comJudiono Wibowojudionowibowo@gmail.com<p>Remaja putri menjadi kelompok yang rentan anemia karena remaja putri mengalami haid yang menyebabkan kehilangan darah setiap bulan. Beberapa faktor penyebab anemia pada remaja adalah kurang pengetahuan remaja mengenai anemia, gejala, dampak, dan cara mencegahnya. Pemberian edukasi pada usia remaja dianggap paling efektif karena pada usia ini rasa ingin tahu remaja sangat tinggi. Video infografis merupakan salah satu media yang dapat membantu remaja putri meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja menjadi lebih positif. Tujuan penelitian ini adalah mengindentifikasi pengaruh pemberian edukasi menggunakan video infografis terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri di SMPN 49 Bandung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitif menggunakan desain quasi experimental dengan rancangan pretest-posttest design with control group yang dilaksanakan selama Maret 2023. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 35 orang untuk kelompok intervensi maupun kelompok kontrol remaja putri yang memenuhi inklusi dan tidak termasuk eksklusi. Uji hipotesis menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil penelitian menggunakan uji Wilcoxon mendapatkan hasil ada pengaruh pemberian video infografis terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dengan nilai p 0,000 <0,05. Pada uji beda Mann Whitney didapatkan hasil rerata nilai pengetahuan dan sikap kelompok yang diberikan video lebih tinggi dibanding dengan kelompok yang diberikan e-leaflet dengan selisih mean rank pengetahuan adalah 16,48 dengan nilai p 0,001 pada sikap 15,3 dengan nilai p 0,003. Simpulan, media video infografis lebih efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia.</p><p> </p><p>The Effect of Anemia Education Infographic Video on Knowledge an Attitudes of Young Girls at SMPN 49 Bandung</p><p>Abstract<br />Adolescents are the cluster that is prone to anemia because young women got menstruation, which causes blood loss every month. One of the factors causing anemia in adolescents is the lack of knowledge about anemia, its symptoms, and how to prevent it. Providing education at a young age is considered the most effective because at this age the curiosity of adolescents is very high. Video infographics is one of any methode that can help young women increase their knowledge and attitudes to become more positive. The purpose of this study was to identify the effect of providing education using infographic videos on the knowledge and attitudes of young women at SMPN 49 Bandung. This research is a type of quantitative research using a quasi-experimental design with a pretest-posttest design with a control group during March 2023. Sampling used a purposive sampling technique with a total sample of 35 people for the intervention group and the control group for female adolescents who met the inclusion and exclusion criteria. The results of the study using the Wilcoxon test showed that there was an influence from providing infographic videos on the knowledge and attitudes of young women with p value 0.000 <0.05. In the Mann Whitney different test, the mean value of knowledge and attitudes of the group given the video was higher than the group given the e-leaflet with the difference in the mean rank of knowledge being 16.48 with pvalue 0.001 at an attitude of 15.3 with p value 0.003. From these results it can be concluded that infographic video media has proven to be more effective in increasing the knowledge and attitudes of young women about anemia.</p>2024-01-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Integrasi Kesehatan & Sainshttps://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks/article/view/13393Apakah Depresi Berpengaruh pada Derajat Nyeri Pasien Post-Pericutaneous Coronary Intervention?2024-03-24T13:59:25+08:00Yuliana Ratna Watiyulianarw05@yahoo.comPutri Ratna Palupi Puspitasariyulianarw05@yahoo.comAnnisa Berlia Maharaniyulianarw05@yahoo.comAida Fitriyaneyulianarw05@yahoo.com<p>Salah satu metode terapi pada penyakit jantung yang banyak dilakukan adalah percutaneous coronary intervention (PCI). Masalah yang sering dihadapi pascatindakan PCI adalah post-procedure chest pain (PPCP), yaitu berbagai derajat nyeri dada yang tipikal maupun atipikal yang mulai muncul pascatindakan tersebut. Di sisi lain, ditemukan prevalensi depresi yang cukup tinggi di kalangan pasien yang menderita serangan jantung akut atau menjalani PCI. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh depresi terhadap derajat nyeri pada pasien yang menjalani prosedur PCI. Metode penelitian ini berupa analitik observasional rancangan potong lintang dengan melakukan analisis bivariat untuk melihat pengaruh depresi terhadap derajat nyeri dan analisis regresi logistik multinominal dengan tingkat signifikansi 5% untuk mengetahui variabel yang memengaruhi nyeri. Subjek pada penelitian ini adalah pasien yang menjalani prosedur PCI di unit Cathlab RSAU dr. M. Salamun pada 1 Juli 2023 sampai dengan 31 Juli 2023. Data dikumpulkan dengan kuesioner Beck’s Depression Inventory dan Numeric Rating Scale. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 6 (9%) subjek yang mengalami depresi. Untuk pengukuran derajat nyeri didapatkan hasil 26 (38%) subjek mengalami derajat nyeri ringan, 41 (59%) nyeri sedang, dan 2 (3%) mengalami derajat berat. Pada penelitian didapatkan hasil likelihood ratio dengan nilai p=0,482 yang berarti tidak ada pengaruh depresi terhadap derajat nyeri dan nilai ρ-sig final sebesar 0,390 yang bermakna tidak ada variabel yang memengaruhi nyeri pada penelitian saat ini. Simpulan, tidak ada pengaruh depresi terhadap derajat nyeri pada pasien post-PCI. Hal ini mungkin disebabkan kaitan antara depresi dan nyeri sangat dipengaruhi oleh tipe nyeri sehingga harus dipahami dengan jelas mekanisme nyeri yang terjadi pada PCPP. Selain itu, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor apa yang secara spesifik memengaruhi persepsi individu terhadap nyeri.</p><p><strong>Abstract</strong></p><p>One of the most common methods of treatment for heart disease is percutaneous coronary intervention (PCI). The problem that is often faced after PCI is post-procedure chest pain (PPCP), which is various degrees of typical and atypical chest pain that begins to appear after the procedure. On the other hand, there is a high prevalence of depression among patients who suffered an acute heart attack or underwent PCI. This study aims to determine the effect of depression on the degree of pain in patients undergoing PCI procedures. This research method is an observational analytic with a cross-sectional design, by conducting bivariate analysis to see the effect of depression on the degree of pain and multinominal logistic regression analysis with a significance level of 5% to determine the variables that affect pain. The subjects in this study were patients who underwent PCI procedures in the Cathlab unit of RSAU dr. M. Salamun on July 1, 2023 to July 31, 2023. Data were collected with Beck's Depression Inventory and Numeric Rating Scale questionnaires. The results showed that 6 (9%) subjects experienced depression. For the measurement of the degree of pain, it was found that 26 (38%) subjects experienced mild pain, 41 (59%) moderate pain and 2 (3%) experienced severe pain. The study obtained the results of the likelihood ratio with a value of p = 0.482 which means that there is no effect of depression on the degree of pain, and the final ρ-sig value of 0.390 which means that there are no variables that affect pain in the current study. The conclusion of this study is that there is no effect of depression on the degree of pain in post-PCI patients. This may be due to the relationship between depression and pain is strongly influenced by the type of pain so that it must be clearly understood the mechanism of pain that occurs in PCPP. In addition, further research is needed to find out what factors specifically affect individual perceptions of pain.</p>2024-01-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Integrasi Kesehatan & Sainshttps://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks/article/view/13033Analisis Strategi Segmenting, Targeting, Positioning, dan Pengaruh Marketing Mix terhadap Keputusan Kunjungan Pasien di Bandung Dental Center2024-03-24T13:59:27+08:00Zayyana Jasmine Sadidazayyanajasmine@gmail.comMuhardi Muhardizayyanajasmine@gmail.comRizky Suganda Prawiradilagazayyanajasmine@gmail.com<p>Penyedia layanan kesehatan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan tersebut menyebabkan kompetisi antara penyedia layanan kesehatan meliputi klinik gigi. Sebagai klinik gigi yang memiliki konsep baru dibanding dengan praktik dokter gigi konvensional, klinik gigi seperti Bandung Dental Center memerlukan strategi pemasaran yang tepat agar pasien mau berkunjung dan melakukan perawatan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis strategi segmentasi, target, dan posisi (STP) Bandung Dental Center serta pengaruh marketing mix atau bauran pemasaran yang meliputi product, place, price, dan promotion yang telah diterapkan terhadap keputusan kunjungan pasien di Bandung Dental Center. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang mencakup 95 pasien sebagai sampel dilakukan pada periode awal 2023. Berdasarkan analisis STP didapatkan bahwa pasien mayoritas berjenis kelamin perempuan, berusia remaja hingga dewasa, bekerja sebagai pelajar, mahasiswa, serta karyawan BUMN/swasta yang bertempat tinggal di Kota Bandung. Hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari empat variabel yang diuji hanya variabel product dan price memiliki hasil T-statistik >1,96 dan nilai-p 0 sehingga kedua variabel tersebut diangggap berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan kunjungan pasien di Bandung Dental Center.</p><p><strong>Abstract</strong></p><p>Healthcare providers continually undergo growth and evolution over time, leading to increased competition among them, including dental clinics. Bandung Dental Center (BDC), positioned as a comprehensive dental service clinic catering to individuals seeking aesthetic dental services and specialized care for children and adolescents, operates amidst this competitive landscape. In order to attract and retain patients in the face of this competition, BDC requires an effective marketing strategy. The objective of this research was to assess the effectiveness of BDC's STP strategy (segmenting, targeting, and positioning) and examine how the marketing mix elements (product, place, price, and promotion) influence patients' decisions to visit and receive treatment at BDC during carried out in the early 2023 period. The study, conducted as a descriptive quantitative analysis with a sample size of 95 patients, revealed that the majority of patients were female, adolescents to adults, and were engaged as students, university students, or employed in BUMN/private sectors, residing in the city of Bandung. The research findings indicated that among the tested variables, only the product and price variables demonstrated T-Statistic results > 1.96 and P-Value 0, signifying a positive and significant impact on patients' decisions to visit the Bandung Dental Center</p>2024-01-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Integrasi Kesehatan & Sainshttps://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks/article/view/11859Pengaruh Organizational Citizenship Behavior dan Work Life Balance terhadap Loyalitas Kerja di UPTD Puskesmas Pangkalan Kabupaten Cirebon2024-03-24T13:59:29+08:00Leni Yuliani Putrileniyulianiputri@gmail.comEni Kusmiranleniyulianiputri@gmail.comTitik Respatileniyulianiputri@gmail.com<p>Loyalitas kerja yang tinggi pada karyawan dicerminkan dari sikap karyawan yang mencurahkan kemampuan dan keahliannya ketika melaksanakan tugas dengan tanggung jawab, disiplin, dan jujur dalam bekerja. Cerminan loyalitas kerja tersebut erat kaitannya dengan organizational citizenship behavior (OCB) dan work life balance, sehingga penelitian bertujuan mengetahui pengaruh dari organizational citizenship behavior (OCB) dan work life balance terhadap loyalitas kerja pada tenaga Kesehatan UPTD Puskesmas Pangkalan Kabupaten Cirebon periode 2023–2024. Pada penelitian ini sampel penelitian ditentukan dengan purposive sampling sampling sehingga didapat sampel penelitian sebanyak 41 orang. Pendekatan penelitian dilakukan dengan jenis penelitian kuantitatif melalui metode deskriptif dan verifikatif, analisis statistik menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citizenship behavior (OCB) dan work life balance baik secara simultan atau parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas kerja dengan besaran pengaruh 76% sehingga loyalitas kerja tenaga Kesehatan UPTD Puskesmas Pangkalan dapat tercapai melalui peningkatan organizational citizenship behavior (OCB) dan work life balance.</p><p><strong>Abstract</strong></p><p>High work loyalty to employees is reflected in the attitude of employees who devote their abilities and expertise when carrying out tasks with responsibility, discipline, and honesty at work. The reflection of work loyalty is closely related to organizational citizenship behavior (OCB) and work life balance, so this study aims to determine the effect of organizational citizenship behavior (OCB) and work life balance on work loyalty in health workers UPTD Puskesmas Pangkalan Cirebon Regency for the period 2023–2024. This study aims to determine the effect of organizational citizenship behavior (OCB) and work life balance on work loyalty in health workers in UPTD Puskesmas Pangkalan Kabupaten Cirebon. In this study, the research sample was determined by purposive sampling so that the research sample was 41 people. The research approach is carried out with quantitative research through descriptive and verification methods where statistical analysis uses multiple regression analysis. The results showed that citizenship behavior (OCB) and work life balance, either simultaneously or partially, had a significant influence on job loyalty with a magnitude of 76% so that the work loyalty of Health Workers in UPTD Puskesmas Pangkalan Kabupaten Cirebon could be achieved through increased organizational citizenship behavior (OCB) and work life balance</p>2024-01-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Integrasi Kesehatan & Sainshttps://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks/article/view/13370Gambaran Klinis dan Histopatologis Pasien Limfadenopati Granulomatosa yang Berobat di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung2024-03-24T13:59:31+08:00Ermina Widiyastutiermina.widiyastuti@unisba.ac.idIsmawati Ismawatiisma.fkunisba@gmail.comMeike Rachmawatimeikerachmawati@unisba.ac.id<p>Limfadenopati granulomatosa memiliki beragam etiologi yang mendasarinya. Secara garis besar dapat diklasifikasikan karena infeksi dan non infeksi. Gambaran histopatologi limfadenitis granulomatosa membentuk struktur khusus seperti sel epiteloid disertai dengan sebukan sel radang, namun tidak spesifik. Limfadenitis tuberkulosis merupakan penyebab tersering limfadenopati di daerah endemis tuberkulosis seperti di Indonesia. Karakteristik klinis dan penunjang seperti pemeriksaan rontgen dapat membantu mendiagnosis penyakit yang mendasari lesi ini. Tujuan penelitian ini mengetahui gambaran klinis dan histopatologis limfadenitis granulomatosa di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung yang diharapkan dapat membantu mengarahkan diagnosis. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif yang diambil dari data rekam medis 40 pasien limfadenopati granulomatosa di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung periode Januari–Desember 2022. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 52% adalah perempuan, terbanyak di rentang usia 22–31 tahun (30%). Lesi terbanyak ditemukan di daerah leher kanan (35%) dengan gejala penyerta terbanyak adalah nyeri (20%). Hasil rontgen normal (23%) ditemukan lebih banyak dibanding dengan yang disertai kelainan. Karakteristik gambaran distribusi histopatologis paling banyak adalah sel radang limfosit (100%), histiosit (95%), dan sel epiteloid (92%), sedangkan paling sedikit adalah datia benda asing (20%). Limfadenitis tuberkulosis merupakan penyakit tersering yang mengakibatkan benjolan di leher dan menimbulkan gambaran histopatologi berupa granuloma yang beragam mulai dari granuloma bernekrosis, granuloma non nekrosis, dan granuloma supuratif. Pada penelitian ini didapatkan ketiga gambaran granuloma tersebut. Meskipun tempat penelitian ini di Indonesia merupakan endemi tuberkulosis, namun tetap perlu dipikirkan diagnosis banding lain yang harus disingkirkan sebelum menegakkan diagnosis yang tepat.</p><p><strong>Abstract</strong></p><p>Granulomatous limphadenopaty has various underlying etiologies. In general granulomatous lymphadenopathy can be classified as infectious and non-infectious. The histopathologic features of granulomatous lymphadenopathy creates a special structure with epitheloid cells surrounded by inflammatory cells, however these are not spesific. Tuberculous lymphadenitis is the frequent cause for lymphadenopathy in endemic area for tuberculosis as Indonesia. The clinical features and chest X-ray examination can be helpful for establishing the underlying diagnosis for the lesion. The aim of this research is to determine the clinical and histopathological features of granulomatous limphadenopaty at the Muhammadiyah Bandung Hospital for the period January–December 2022 which is expected to help in directing the diagnosis later. This study is a quantitative descriptional study from medical records of 40 patients with granulomatous lymphadenopathy admitted to Muhammadiyah Hospital in periode of January–December 2022. The results showed 52% patients were female, mostly in age group of 22–31 years old (30%). Most lesions located at right neck (35%), with pain as most frequent accompanied symptom (20%). Normal chest X-rays were more frequent than those with abnormal findings. The histopathologic features of the lesion showed the most histopathological distribution is lymphocyte inflammatory cells (100%), histiocytes (95%), and epithelioid cells (92%), while the least is foreign body datia (20%). Tuberculous lymphadenitis is the commonest etiology for diseases presenting with cervical adenopathy with histopatologic features of granuloma ranging from necrotizing, non necrotizing and suppurative granuloma. The three types of granulomas were found in this study. Despite that Indonesia the endemic area for tuberculosis, other differential diagnosis still needed to be eliminated before appropriate diagnosis can be made.</p>2024-01-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains