PENERAPAN KONSEP BUKIT BERTERAS DENGAN KOMBINASI TANAMAN CAMPURAN (STUDI KASUS : KECAMATAN CIMENYAN KABUPATEN BANDUNG)

Rossa Adilah, Ivan Chofyan

Abstract


ABSTRAK

Lahan pertanian di Kecamatan Cimenyan berada di perbukitan, lahan pertanian tersebut ditanami dengan tanaman semusim yaitu bawang daun, kentang, bawang merah, tomat, cabe, kol dan lobak. Tanaman semusim memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari tanaman semusim dapat dengan cepat memberikan pemasukan atau pendapatan untuk petani. Sedangkan kelemahan tanaman semusim, yaitu kurang memiliki lebar tajuk yang besar sehingga mengakibatkan air hujan yang turun langsung mengenai tanah tanpa adanya penghalang dan saat musim panen lahan pertanian menjadi gundul sehingga dapat menyebabkan erosi atau kerusakan lingkungan. Seperti yang terjadi di Kecamatan Cicaheum dimana telah terjadi banjir bandang. Penyebab banjir tersebut terjadi akibat terjadinya alih fungsi lahan di bagian utara serta lahan hijau yang sudah berkurang dan tidak adanya penahan air hujan yang turun. Teras yang digunakan yaitu terasering dengan jenis teras bangku (Bench Terrace). Dimana teras bangku dapat diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10-40%, teras bangku bertujuan untuk mengurangi dampak erosi. Hasil analisis kemampuan lahan menunjukan bahwa kecamatan cimenyan sesuai untuk ditanami kopi jenis arabika dan kopi robusta. Sedangkan untuk perbandingan pendaatan petani kopi menguntungkan dibandingkan dengan pendapatan tanaman semusim. Akan tetapi perlu adanya penanganan atau peran dari pemeritah untuk mengarahkan petani untuk menanam tanaman tahunan yaitu kopi. Penerapan konsep bukit berteras dengan kombinasi tanaman campuran diharapkan dapat mengurangi dampak erosi atau keruskan lingkungan.

 

ABSTRACT

Agricultural land in Cimenyan District is in the hilly region. The agricultural land is planted with annual crops, namely leeks, potatoes, shallots, tomatoes, chillies, cabbage and turnips. Annual crops have advantages and disadvantages. The advantages of annual crops can quickly provide crop yields to farmers. While the weakness of annual crops, which is less canopy width greater than rainwater that directly hit the surface of the land without any obstacles and during the harvest season, agriculture becomes bare so that it can cause erosion. In 2018 there were flash floods in the Jatihandap and Cicaheum areas of Bandung. One of the causes of the flooding was due to land conversion in the upstream part of Cimenyan Sub-district, which was originally planted with perennial crops replaced with annual crops. Planting of annual crops in hilly areas causes environmental damage, such as erosion. This study aims to propose the application of the terraced hill concept with a combination of mixed plants. The terrace used is a bench terrace, while the plants planted are coffee plants and woody plants. The analysis model used in this study is the analysis of land capability and land suitability analysis. The application of this concept is intended to reduce erosion and other environmental damage.



Keywords


Tanaman Semusim; Tanaman Tahunan; Terasering; Erosi

References


Andriany, D. I. 2019. Kajian Tingkat Erosi Tanah dan Pendapatan Usahatani dalam Pengembangan Agroforestri di Kawasan Bandung Selatan (Tesis). Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Program Pascasarjana, Universitas Islam Bandung. Bandung.

Arsyad, S. dan Rustiadi, E. 2012. Penyelamatan Tanah, Air dan Lingkungan. Badan Penerbit Crestpent Press dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta.

Bermanakusumah, R. 1991. Erosi; Penyebab dan Pengendaliannya. Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Bandung.

Hans Ruthenberg. 1986. Pendekatan Baru dalam Usaha Peningkatan Produksi Pertanian di Daerah Tropis. dalam Hohnholz. Geografi Pedesaan, Masalah Pengembangan Pangan. (terjemahan). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990, tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

Peraturan Meteri Pertanian No. 47 Tahun 2006, tentang Pedoman Umum Budidaya Pertanian.

Peraturan Menteri Pertanian No. 49/ Permentan/OT.140/4/2014 tentang Pedoman Teknis Budidaya Kopi.

Peraturan Menteri Pertanian No. 50/ Permentan/OT.140/4/2014 tentang Pedoman Teknis Budidaya Teh.

Rintani, M. 2019. Kajian Penanggulangan Kekritisan Lahan Kawasan Hutan di Kabupaten Garut dengan Menggunakan Sistem Agroforestri (Tugas Akhir). Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung. Bandung.

Sitorus, S. 1998. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Penerbit Tarsito. Bandung.

Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Badan Penerbit Andi. Yogyakarta.

Syarief, S. 1998. Konservasi Tanah dan Air. Pustaka Buana. Bandung.

Yunsetianto, I. 2003. Pengendalian Erosi Menggunakan Beberapa Tindakan Konservasi Tanah dan bahan Organik di Desa Cimandiri Hulu (Skripsi). Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License