Sifilis Laten: Diagnosis dan Pengobatan
Abstract
Sifilis laten merupakan stadium sifilis yang diakibatkan oleh T. pallidum yang masih menetap dalam tubuh, namun tidak menunjukkan gejala dan hanya menunjukkan hasil pemeriksaan serologis yang reaktif. Sifilis laten yang tidak diterapi dapat menetap bertahun-tahun atau seumur hidup dan dapat meningkatkan risiko terinfeksi HIV. Ibu hamil dengan sifilis laten dini akan menyebabkan sekitar 40% bayi yang dilahirkankannya tertular, 20% prematur, 10% lahir mati, dan 4% meninggal pada waktu dilahirkan. Diagnosis sifilis laten dini ditegakkan bila dalam 12 bulan terakhir ditemukan satu atau lebih dari tanda-tanda berikut ini: peningkatan titer VDRL/RPR sebanyak empat kali atau lebih; pada anamnesis didapatkan gejala sifilis primer dan sekunder; riwayat kontak seksual dengan seseorang yang didiagnosis atau diduga menderita sifilis primer atau sifilis sekunder atau sifilis laten dini; serta kontak seksual dengan seseorang dengan tes VDRL atau RPR dan TPHA reaktif. Pengobatan yang direkomendasikan untuk sifilis laten dini adalah benzatin penisilin 2,4 juta UI, IM, dosis tunggal, sedangkan pada sifilis laten lanjut, benzatin penisilin 2,4 juta UI, IM, diberikan 3 kali dengan interval satu minggu. Pemeriksaan tes serologis sifilis nontreponemal (VDRL atau RPR) dilakukan setelah pengobatan 3, 6, 12, dan 24 bulan untuk menilai keberhasilan pengobatan.
LATEN SYPHILIS: DIAGNOSIS AND THERAPY
Latent syphilis is one of the syphilis stadiums caused by T.pallidum which is asymptomatic however it shows reactive serology. Patient with latent syphilis without treatment will have the disease throughout their whole life and will increase the risk for HIV infection. Pregnant women with latent syphilis will transmit the disease to 40% of the babies, 20% will be premature, 10% will be still born and 4% will die during delivery. The diagnosis of early latent syphilis is established when in the last 12 months one or more of the following signs are found: four times or more increased titers of VDRL or RPR; history of symptoms of primary and secondary syphilis; a history of sexual contact with someone who was diagnosed with syphilis or suspected of having primary, secondary syphilis or early latent syphilis; history of sexual contact with someone who has VDRL or RPR and TPHA reactive tests. The recommended treatment for early syphilis is a single dose of 2.4 million IU benzathine penicillin, IM, whereas for late syphilis, three dosis of 2.4 million IU benzathine penicillin, IM administered with the intervals of one week. Examination of non treponemal syphilis serology tests (VDRL or RPR) should be performed at 3, 6, 12, and 24 months after treatment, to assess the treatment outcome.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.29313/gmhc.v1i2.1519
pISSN 2301-9123 | eISSN 2460-5441
Visitor since 19 October 2016:
Global Medical and Health Communication is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.