Android-based Stunting Child Nutrition Application (GiAS) to Assess Macro-nutrients, Zinc, and Calcium in Stunting and Non-stunting Under Two Children
Abstract
Stunted children will have normal cognitive ability if nutrition is improved. The rapid brain growth in the first 1,000 days of life means that children should not be malnourished. Stunting is generally caused by a lack of macronutrients (carbohydrates, protein, and fat) and micronutrients (calcium and zinc). The mobile application called stunting child nutrition (GiAS) has features that can detect stunting, monitor toddler growth, recommend daily menus for toddlers, nutritional adequacy rate (RDA) in 2019, and others. The purpose of this study was to make it easier to distinguish macronutrients, zinc, and calcium from stunting and non-stunting children aged 12–24 months using the GiAS android application. It is conducted at the Citeureup Community Health Center, Cimahi city, for June–July 2020. The sampling technique was a simple random sampling of 88 respondents. This type of research is an observational analytic with a statistical test is a cross-sectional design. The results of the study using the Mann-Whitney test showed differences in carbohydrates (84.99±26.31 vs 151.16±68.43, p=0.001), protein (30.81±11.03 vs 60.55±38.43, p=0.001), fat (32.80±15.39 vs 64.84±47.81, p=0.001), and calcium (0.55±0.40 vs 1.43±1.16, p=0.001) and there is similarity of zinc (0.005±0.004 vs 0.010±0.016, p=0.084) after 7 days of using the GiAS application between stunting and non-stunting children. The probability value <0.05 means that the application can compare macronutrients, zinc, and calcium between stunted and non-stunted children on the 7th day. Chi-square analysis showed an increase in children's weight and height under five at two weeks and one month (p=0.001). In conclusion, the comparison of macronutrients, zinc, calcium in stunting and non-stunting children aged 12–24 months can be differentiated using the GiAS application.
APLIKASI GIZI ANAK STUNTING (GIAS) BERBASIS ANDROID UNTUK MENILAI ZAT GIZI MAKRO, ZINC, DAN KALSIUM PADA ANAK STUNTING DAN NON-STUNTING
Anak stunting akan memiliki kognitif yang normal jika dilakukan perbaikan gizi yang optimal. Pertumbuhan otak yang pesat di 1.000 hari pertama kehidupan menjadikan anak tidak boleh kekurangan nutrisi. Stunting umumnya kekurangan zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) serta zat gizi mikro (kalsium dan zinc). Aplikasi mobile bernama gizi anak stunting (GiAS) memiliki fitur yang dapat mendeteksi stunting, memantau pertumbuhan balita, merekomendasikan menu harian untuk balita, angka kecukupan gizi (AKG) tahun 2019, dan lainnya. Tujuan penelitian ini adalah kemudahan membedakan zat gizi makro, zinc, dan kalsium anak stunting dengan non-stunting usia 12–24 bulan menggunakan aplikasi android GiAS di Puskesmas Citeureup Kota Cimahi periode Juni–Juli 2020. Teknik pengambilan sampel adalah simpel random sampling sebanyak 88 responden. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan uji statistik adalah desain cross-sectional (α=0,05). Hasil penelitian menggunakan Uji Mann-Whitney terdapat perbedaan karbohidrat (84,99±26,31 vs 151,16±68,43; p=0,001), protein (30,81±11,03 vs 60,55±38,43; p=0,001), lemak (32,80±15,39 vs 64,84±47,81; p=0,001), dan kalsium (0,55±0,40 vs 1,43±1,16; p=0,001) serta ada persamaan zinc (0,005±0,004 vs 0,010±0,016; p=0,084) sesudah 7 hari penggunaan aplikasi GiAS antara anak stunting dan non-stunting. Nilai probabilitas <0,05 berarti aplikasi dapat membandingkan zat gizi makro, zinc, dan kalsium antara anak stunting dan non-stunting pada hari ke-7. Analisis chi-square terlihat peningkatan berat badan dan tinggi badan balita pada 2 minggu dan 1 bulan (p=0,001). Simpulan, komparasi zat gizi makro, zinc, kalsium anak stunting dan non-stunting usia 12–24 bulan dapat dibedakan menggunakan aplikasi GiAS.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Kunayarti W, Julia M, Susilo J. Pengaruh taburia terhadap status anemia dan status gizi balita gizi kurang. J Gizi Klinik Indones. 2014;11(1):38–47.
Azmy U, Mundiastuti L. Nutrients consumption of stunted and non-stunted children in Bangkalan. Amerta Nutr. 2018;2(3):292–8.
Susilowati, Kuspriyanto. Gizi dalam daur kehidupan. Bandung: Refika Aditama; 2016.
Aryati NB, Hanim D, Sulaeman ES. Hubungan ketersediaan pangan keluarga miskin, asupan protein, dan zink dengan pertumbuhan anak umur 12–24 bulan pada siklus 1000 hari pertama kehidupan. MGMI. 2018;9(2):99–112.
Kurniasari Y, Juffrie M, Sitaresmi MN, Jamil JD. Kadar kalsium serum pada anak stunting dan tidak stunting usia 24–59 bulan. J Gizi Klinik Indones. 2016;12(3):108–15.
Raiten DJ, Bremer AA. Exploring the nutritional ecology of stunting: new approaches to an old problem. Nutrients. 2020;12(2):371.
Taher E, Elkoly M, Zaghloul S, Mohammed H. Predictors of stunting among children attending the National Nutrition Institute in Egypt. Egypt J Community Med. 2018;36(01):45–60.
World Health Organization. Infant and young child feeding: model chapter for textbooks for medical students and allied health profesionals. Geneva: World Health Organization; 2013.
Setyawati VAV, Hartini E. Buku ajar dasar ilmu gizi kesehatan masyarakat. Sleman: Penerbit Deepublish; 2018.
Setiawan W. Era digital dan tantangannya. Paper presented at Seminar Nasional Pendidikan 2017; Sukabumi; 2017 August 9.
Nadiyah, Briawan D, Martianto D. Faktor risiko stunting pada anak usia 0–23 bulan di Provinsi Bali, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur. J Gizi Pangan. 2014;9(2):125–32.
Wuryanta AGEW. Digitalisasi masyarakat: menilik kekuatan dan kelemahan dinamika era informasi digital dan masyarakat informasi. J Ilmu Komun. 2013;1(2):131–42.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku kesehatan ibu dan anak. 2020 Prints [Internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020 [cited 2020 January 5]. Available from: https://kesga.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/BUKU%20KIA%20TAHUN%202020%20BAGIAN%20ANAK.pdf.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk pelaksanaan surveilans gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2011.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman metode melengkapi nilai gizi bahan makanan pada tabel komposisi pangan Indonesia (imputated and borrowed values) [Internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2017 [cited 2020 January 5). Available from: https://www.panganku.org/assets/files/publikasi/351bb3c3b280a7fcd7c864cba56c7917.pd.
Ayuningtyas, Simbolon D, Rizal A. Asupan zat gizi makro dan mikro terhadap kejadian stunting pada balita. JK. 2018;9(3):444–9.
Astutik, Rahfiludin MZ, Aruben R. Faktor risiko kejadian stunting pada anak balita usia 24–59 bulan (studi kasus di wilayah kerja Puskesmas Gabus II Kabupaten Pati Tahun 2017). JKM. 2018;6(1):409–18.
Isnainy DZ, Luthfiyah F, Abdi LK, Sofiyatin R. Konsumsi zat gizi makro pada balita stunting (24–59 bulan). JGP. 2017;2(1):7–13.
Febria C, Masrul, Chundrayetti E. Hubungan kadar kalsium dalam ASI, PASI dan MPASI dari asupan bayi dengan panjang badan bayi usia 6–12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang 2017. JKA. 2017;6(3):662–7.
Hall JE. Guyton and Hall textbook of medical physiology. 13th Edition. Philadelphia: Elsevier; 2016.
Leo AR, Subagyo HW, Kartasurya MI. Faktor risiko stunting pada anak usia 2–5 tahun di wilayah gunung dan pesisir pantai. J Gipas. 2018;2(1):51–63.
Purbaningtyas R. Penerapan fuctional testing pada uji kelayakan aplikasi mobile smart malnutrition detection. Techno Com. 2019;18(3):251–63.
Afiana FN, Yunita IR. Aplikasi “GIZIe” untuk mengetahui status gizi balita menggunakan metode forward chaining 2017. J RESTI. 2019;3(2):297–303.
Rahmawati IK, Hasanah H, Maulindar J. Aplikasi monitoring status gizi tubuh balita dengan metode Z score berbasis android. Paper presented at Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Bisnis; Surakarta; 2017 November 4.
Hendra A, Rahmad A. Pemanfaatan aplikasi standar pertumbuhan WHO 2005 berbasis smartphone android (PSG balita) terhadap kualitas data gizi. JK. 2020;11(1):10–8.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku saku pemantauan status gizi tahun 2017 [Internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018 [cited 2020 July 15]. Available from: https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/Buku-Saku-Nasional-PSG-2017_975.pdf.
DOI: https://doi.org/10.29313/gmhc.v9i1.6708
pISSN 2301-9123 | eISSN 2460-5441
Visitor since 19 October 2016:
Global Medical and Health Communication is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.