Makna Kaos Islami Distro Kalam (Studi Fenomenologi Tentang Kaos Islami Distro Kalam Bandung di Kalangan Pemakai)

Adi Muhammad Ramadhan

Abstract


Abstract. This research observed the meaning of an Islamic T-shirt Kalam Bandung Distro. Communication is the process of delivering a message from the communicator to the communicant either through the media or directly. Communication can be done through verbal or nonverbal. Nonverbal communication is a process of communication or delivery of messages through symbols, images and other things. Design of the T- shirt is one of the non-verbal communication, where there is no intention or message to be conveyed by the manufacturer to the buyer or user. Moreover, especially for islamic T-shirt where there must be a purpose that is either expected or desired T-shirt maker to the wearer. This study aims to obtain the overview of the meaning of the Islamic T-shirt Kalam Bandung Distro among the Users. This research used a qualitative method with phenomenological study. Phenomenology study used so that researchers can explore the experience of users in defining islamic T-shirt Kalam Bandung distro both in everyday life in private life or in social. Data collected by using observation, literature study, study the documentation, and in-depth interviews. The results showed that all the informants have a common motive in wearing this islamic T-shirt Kalam Distro, they were:  Islamic motifs reminders (limiting ourselves), syiar motive or indirect propaganda and self-presentation motive. Motive reminders or self-limiting because the prime motive of the most enemies real and lasting is the him self, is one way that when wearing the T-shirt Kalam, the attitudes and hearts be limited to things that are evil. Motive symbols of Islam or proselytizing indirectly a motive advanced for wearing T-shirts Kalam then either intentionally or unintentionally public or to those who were around the wearer into reading or viewing the message content through existing designs on T- shirts Kalam, although the public or the public respond or ignored message content or design t-shirts Kalam itself, at least they noticed it. Self- motive presentation became complementary motives for becoming a pride characterized or showed in a modern islamic identity and did not come out of the social and cultural aspects in the general environment. The Meaning of T-shirts Islamic Kalam Distro is as the mean of controlling especially himself and generally to the public as general, and also the duty of the Prophet Muhammad to preach and spread the goodness of Islamic values.

Keywords: meaning, Islamic T-shirt, Kalam Distro.

Abstrak. Penelitian ini mengkaji tentang makna kaos islami distro Kalam Bandung. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan baik melalui sebuah media ataupun secara langsung. Komunikasi dapat dilakukan melalui verbal atau nonverbal. Komunikasi nonverbal merupakan proses komunikasi atau penyampaian pesan melalui lambang, gambar dan hal lainnya. Desain dalam kaos merupakan salah satu komunikasi nonverbal, dimana ada maksud atau ada pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat kepada pembeli atau pemakai. Terlebih lagi khususnya untuk kaos islami dimana pasti ada suatu maksud yang baik yang diharapkan atau diinginkan pembuat kaos kepada pemakainya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai Makna Kaos Islami Distro Kalam Bandung di Kalangan Pemakai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi fenomenologi. Studi Fenomenologi digunakan agar peneliti dapat menggali pengalaman para pemakai kaos dalam memaknai kaos islami distro Kalam Bandung baik dalam kehidupan sehari-hari di kehidupan pribadinya ataupun di sosialnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, studi kepustakaan, studi dokumentasi, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua informan memiliki kesamaan motif dalam mengenakan kaos islami distro Kalam ini yaitu motif pengingat (pembatas diri), motif syiar atau dakwah secara tidak langsung, dan motif presentasi diri. Motif pengingat atau pembatas diri merupakan motif utama dikarenakan musuh yang paling nyata dan abadi adalah diri sendiri, merupakan salah satu cara agar ketika memakai kaos Kalam tersebut maka sikap dan hati menjadi terbatasi terhadap hal-hal yang bersifat kejelekan. Motif syiar islam atau dakwah secara tidak langsung menjadi motif lanjutan karena dengan memakai kaos Kalam maka baik sengaja ataupun tidak sengaja publik atau orang yang ada di sekitar pemakai menjadi membaca atau melihat isi pesan melalui desain yang ada pada kaos Kalam, walaupun publik atau masyarakat menanggapi atau mangacuhkan isi pesan atau desain kaos Kalam itu sendiri, minimal melihatnya. Motif presentasi diri menjadi motif pelengkap karena menjadi suatu kebanggan mencirikan atau memperlihatkan identitas muslim secara modern dan tidak keluar dari aspek sosial dan budaya yang ada di lingkungan umum. Makna kaos islami distro Kalam sendiri adalah sarana dalam mengendalikan secara khusus diri sendiri dan umunya masyarakat luas serta melaksanakan tugas yang dibawa Nabi Muhammad SAW untuk berdakwah dan menyebarkan kebaikan nilai-nilai Islam.

Kata kunci: Makna, Kaos Islami, Distro Kalam.


References


Alma, Buchari. 2007. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Basrowi, dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana.

Burgoon, Judee K., and Thomas Saine. 2003. Introductionto Nonverbal Communication. Boston: Houghton Mifflin School

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010)

Denzin, dan Lincoln. 2009. Handbook Of Qualitative Research. Terjemahan: Dariyanto, Badrus Samsul Fata, Abi, John Rinaldi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ekman, dan Friesen. 1969. Emotions in The Human Face. Jakarta: Rineka Cipta.

Ekman, Friesen, Ellsworth. 1972. Emotions in The Human Face. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendy, Onong Uchyana. 1994. Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung

Effendy, Onong Uchyana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009)

Durkheim, Emile. 1915. The Elementary Forms of the Religious Life. London: George Allen & Unwin.

Goffman, Erving. 1967. Interaction Ritual.

Hamid, Farid. 2010. Disertasi Jilbab Sebagai Identitas Diri Dalam Kajian Komunikasi Artifaktual. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Joseph T. Shipley, Dictionary Of World Literature, (New York: Littlefield, Adams & Co, 1962)

Judy Pearson, Human Communication, (New York: Mc Graw Hill Companies, 2003)

Kant, Immanuel (2001). Religion and Rational Theology. Cambridge University Press.

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.

Knapp, Mark. 1978. Nonverbal Communication In Human Interaction. NY: Holt, Rinehart & Winston. Editions with Hall.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Edisi Kedua Belas), Cetakan Ketiga, PT. Indeks, Jakarta, 2008.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Kuswarno, Engkus. 2009. Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian. Bandung: Widya Padjadjaran.

Lasswell, Harold. 1994. The Structure and Function of Communication in Society. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Leathers, Dale. 1986. Successful Nonverbal Communication. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Littlejohn, Stephan W, dan Foss, Karen A. 2009. Teori Komunikasi. Terjemahan: Daud, Afrianto dan Iva Izzati Putri. Jakarta: Salemba Humanika.

Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001).

Moleong, Lexy. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana , Dedy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy dan Solatun. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution. 2003. Metode Research, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Nugroho, Riant. 2004. Komunikasi Pemerintahan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Nurhayati, Siti. 2011. Tesis Konstruksi Makna Kerudung. Bandung: Pascasarjana Universitas Padjadjaran

Ogden, and Richards. 1972. The Meaning. London: Routledge & Kegan

Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ruben, Brent D,Stewart, Lea P. 1998. Communication and Human Behaviour. USA:Alyn and Bacon

Ruslan, Rosadi. 2003. Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarata : PT. Raja. Grafindo Persada

Saussure, Ferdinand de. 1994. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah.

Sendjaja, S. Djuarsa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Shovmayanti, Noor Afy. 2012. Konstruksi Makna Batik Sebagai Fashion. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Widyosiswoyo, Hariwijaya Soewandi (1991). Ilmu Alamiah Dasar. Ghalia Indonesia, Jakarta Timur.

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.____________________. 2007. Islam Basics: About Islam and American Muslim, Council on American-Islamic Relations (CAIR).

adinfopuri.blogspot.com/2010/11peluang-bisnis-clothing-distro.html




DOI: https://doi.org/10.29313/idea.v0i0.4168

Refbacks

  • There are currently no refbacks.