Rekonstruksi dan Revitalisasi Pendidikan Indonesia Guna Meningkatkan Kualitas Bangsa

Ihsana Sabriani Borualogo

Abstract


Terdapat banyak keluhan dan masalah berkaitan dengan rendahnya pendidikan bangsa Indonesia, baik keluhan mengenai rendahnya mutu sumber daya manusia, buruknya sistem pendidikan serta mahalnya biaya pendidikan. Sementara di sisi lain terdapat bukti bahwa sesungguhnya siswa-siswi Indonesia memiliki potensi yang dapat dibanggakan dengan berhasil menang di berbagai olimpiade dan kompetisi dalam bidang ilmu pengetahuan baik tingkat nasional maupun internasional. Guna mengupayakan peningkatan kualitas bangsa, maka perlu dilakukan rekonstruksi dan revitalisasi pendidikan. Rekonstruksi perlu dilakukan karena adanya beberapa masalah yang memang harus ditata ulang dan dilakukan perubahan secara mendasar. Sedangkan revitalisasi pendidikan harus dilakukan guna memaksimalkan potensi yang selama ini sesungguhnya telah dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Masalah-masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia antara lain bersumber dari budaya pendidikan kolonialisme (intelektualisme dan verbalistik) yang feodal dan birokratik, sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan gagasan-gagasannya dan adanya kecenderungan untuk mendewakan ijazah formal. Selain itu, sistem pendidikan sentralistik yang selama ini dijalankan menghambat kreativitas guru untuk melakukan inovasi dan mencari metode baru dalam sistem pengajarannya. Paradigma pendidikan nasional yang memandang lebih kepada siswa yang mampu dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengabaikan kemampuan siswa dalam bidang ilmu sosial, juga menjadi salah satu faktor yang menghambat peningkatan kualitas bangsa. Selain itu, tampaknya pemerintah cenderung lebih mengutamakan pemanfaatan kualitas sumber daya alam dan mengabaikan pentingnya sumber daya manusia sebagai tenaga ahli untuk mengelola sumber daya alam tersebut. Rendahnya kualitas guru juga menjadi keluhan yang sering dimunculkan, karena guru adalah tokoh sentral pendidikan formal. Di samping itu, biaya pendidikan yang tinggi menjadikan pendidikan sebagai suatu hal yang eksklusif dan elit. Rekonstruksi pendidikan harus dilakukan guna mengubah sentralisasi pendidikan dan mengubah paradigma pendidikan nasional. Berbagai upaya dapat dilakukan dengan mengacu pada teori multiple intelligence dari Howard Gardner dan mempertimbangkan pentingnya pendidikan melalui pembiasaan, pembelajaran, dan peneladanan. Rekonstruksi dana pendidikan juga perlu dilakukan dengan mencari alternatif lain pendanaan pendidikan, tidak hanya mengharapkan dana dari pemerintah. Revitalisasi pendidikan dilakukan dengan mengoptimalkan fasilitas pendidikan yang telah dimiliki oleh sekolah dan berupaya menjalin kerjasama dengan pihak luar agar fasilitas dapat selalu diperbaharui dan aktual.

Keywords


Rekonstruksi; Revitalisasi; Multiple Intelligence

Full Text:

PDF

References


Armstrong, Thomas. 2004. Sekolah Para Juara – Menerapkan Multiple Intelligence Dalam Dunia Pendidikan. Terjemahan oleh Yudhi Murtanto. Bandung : Kaifa.

Gage, N.L. and Berliner, David C. 1979. Educational Psychology Second Edition. Chicago : Rand Mc Nally College Publishing Company.

Tilaar, Prof Dr. H.A.R. 1999. Pendidikan Kebudayaan Dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung : Rosda Karya.

Republika. 27 Juli 2004. Mendiknas : “Prestasi Anak Indonesia Menjanjikan”. halaman 9.

Republika. 26 Agustus 2004. “Proyek Pendidikan Diduga Diselewengkan”. Kalam Jabar halaman 2.

Republika. 26 Agustus 2004. “RI Alami Masalah Bidang Pendidikan”. halaman 9

Republika. 27 Agustus 2004, “Dana Pendidikan Untuk Siswa Tidak Mampu Masih Kurang”. Kalam Jabar halaman 2.




DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v20i4.155

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan is licensed under  Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License