Israf dan Tabdzir: Konsepsi Etika-Religius dalam Al Qur’an dan Perspektif Materialisme-Konsumerisme
Abstract
Secara formal eksoterik (syari'at), Islam tidak pernah melarang dan membatasi pemilikan dan pengkonsumsian materi oleh seseorang. Namun, dari sudut moral spiritual yang esoterik (hakikat), orang-orang suci adalah mereka yang mampu mengambil jarak dan menahan diri untuk tidak melakukan israf dan tabdzir. Materialisme yang tidak ditaklukkan untuk membangun kehidupan akhirat dengan mentasarufkannya bagi kemaslahatan sesama dapat menjauhkan jati dirinya yang spiritual dari tujuannya semula, yaitu Tuhan. Materialisme merupakan fenomena konsumsi yang melahirkan konsumerisme dan menjadi bagian dari gaya hidup modern saat ini.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdul Baqi, Muhammad Fuad. 1982. Al Mu’jam Al Mufahras li Alfaazhi Al Qur’an Al Kariim. Istambul: Al Maktabah Al Islamiyah.
Greenberg, Jerald A. 2000. Behavior in Organizations. 7th edition. New York: Prentice Hall.
Izutsu, Toshihiko. 1994. Konsep-Konsep Etika Religius dalam Al Qur’an. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Mas’udi, Masdar F. 1991. Hak Milik dan Ketimpangan Sosial: Telaah Sejarah dan Kerasulan, dalam Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah (Editor: Budhy Munawar-Rachman). Jakarta : Penerbit Yayasan Paramadina
Muncy, James A. & Eastman, Jacqueline K. 1998. Materialism and Consumer Ethics: An Exploratory Study, Journal of Business Ethics, 17: 137-145.
Pilliang, Yasraf Amir. 1998. Dunia Yang Dilipat: Realitas Kebudayaaan Menjelang Millenium Ketiga dan Matinya Postmodernisme. Bandung: Mizan.
DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v21i1.164
Refbacks
- There are currently no refbacks.
MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan is licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.