Analysis of Customary Institutions’ Position and Roles in Business Permission Bureaucracy: Case of Bali

Buddi Wibowo, Bagus Adhi Luthfi, Anas Lutfi

Abstract


Uneven investment activities distribution in Bali result in economic disparity which causes not only social tension but also endanger cultural heritage. Preservation of Balinese culture could be threatened if economic and business activities are not managed properly and in line with efforts to preserve the culture of Bali in the long term. This study aims to assess the empirical and normative sociological legal jurisdiction over existing regulations related to economic and business activities in the Province of Bali which can be considered a potential threat to the preservation of Balinese culture and tradition. Based on the problem mapping that is the result of the empirical and normative juridical study, we are able to do the analysis of regulatory and institutional rearrangement of business and investment permission bureaucracy in the Bali province by considering the preservation of cultural and traditional law enforcement in Bali.


Keywords


investment, indigenous villages, preservation of culture

Full Text:

PDF

References


Arysad, Lincolin. (2010). Ekonomi Pembangunan. Edisi 5. Yogyakarta: STIM YKPN.

Bank Indonesia. (2015) Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015

Boedi Harsono, (2003), Hukum Agraria, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria Isi dan Pelaksanaannya , Jilid I Hukum Tanah Nasional, Edisi Revisi, Djambatan, Jakarta, hal. 265.

Bromley. (1989). Economic Interests and Institutions. New York : Harper and Row.

Darmadi, I Gusti Ngurah Eka. (2011) “Representasi Budaya Masyarakat Lokal Dan Politik Identitas Desa Adat Kuta dalam Poskolonialitas Kawasan Industri Pariwisata”. Tesis UNUD. Bali (tidak diterbitkan)

Dewantara, Made Handijay.(2015) Bali Punya Siapa?. Inspirator Academy

Djogo, T, Sunaryo, D. Suharjito, dan M. Sirait. (2003). Kelembagaan dan Kebijakan dalam Pengembangan Agroforestri. World Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor

Eko Prasojo (2007), “Deregulasi dan Debirokratisasi Perizinan di Indonesia”. Departemen Ilmu Administrasi Fisip UI,

Galbraith, Jay and Kates,Amy, (2002). Designing Effective Organizations. San Francisco: California: Jossey-Bass Inc.

Galbraith, Jay, (2005). Designing Organizations: An Executive Briefing on Strategy, Structure, and Process, San Francisco: California: Jossey-Bass Inc.,

Goold, Michael and Andrew Campbell (2002). "Do You Have a Well-Designed Organization?," Harvard Business Review.

Gorda, I Gusti Ngurah. (1999). Manajeman dan kepemimpinan desa Adat di Propinsi Bali Dalam Perspektif Era GloBalisasi, STIE, Singaraja dan PT. Widya Kriya Gematama, Denpasar.

Harmini dan Solihin, (2013). Peranan desa adat (pakraman) dan sekaa taruna dalam menunjang pariwisata di Bali. Jurnal Sosial dan Humaniora, vol. 3, no. 3,

Imma Triana Mastuty, Piers Andreas Noak, Ni Wayan Supriliyani. (2015) Implementasi Kebijakan Pemerintah Provinsi Bali Dalam Moratorium Pembangunan Infrastruktur Akomodasi Pariwisata Hotel Di Kabupaten Badung.Online Jurnal System Universitas Udayana. Vol 1, No 2

Jonaidi, Arius. (2012). Analisa Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan Di Indonesia.Jurnal Kajian Ekonomi, 1(1), 140-164.

Ketut Gunawan, (2011) Peran Falsafah Tri Hita Karana Bagi Pertumbuhan dan Kinerja Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali, Analisa Manajemen, Volume 5, Fakultas Ekonomi Universitas Panji Sakti, Singaraja, Hal.29-32

M. Soni Qodri, (1997) “Bali dan Sengketa Agraria”, dalam Reformasi Agraria, Perubahan Politik, Sengketa, dan Agenda Pembaruan Agraria di Indonesia, Dianto, Erpan Faryadi, dan Bonnie Setiawan ( Eds), Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hal. 275

Made Suantina (2002)Desa Pakraman : Sejarah, Eksistensi dan Strategi Pemberdayaan. Yayasan Tri Hita karana,

North, Douglas C (1990). Institutions, Institutional change and economic performance. Cambridge University Press

Pemprov Bali. Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Bali 2014-2025

Peter Mahmud Marzuki, (2002). Jurisprudence as sui Generis Dicipline, Yudika, Vol. 17 No. 4, Juli 2002, hlm. 312-314.

Purnamasari, Ni Putu Diah, (2014). Pemerintah Bali Dalam Mengembangkan Pariwisata Pasca Bom Bali I Dan II. eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (2) : 351-362

Pemerintah Provinsi Bali.(2016) Rencana Kerja Pembangunan Daerah Bali Tahun 2016

Robert Endi Jaweng, (2014). Reformasi Birokrasi Perizinan Usaha di Daerah. Jurnal Ilmu Pemerintahan Edisi 45 Tahun 2014

Sondakh J. (2015)Model Pengaturan Investasi Vol.II/No.2/Januari-Maret /2014 Edisi Khusus

Suantika, Wayan.. (2015) Resistensi Masyarakat Lokal terhadap Kapitalisme Global: Studi Kasus Reklamasi Teluk Benoa Bali Tahun 2012-201. Jurnal Hubungan Internasional. Tahun VIII, No.1, Januari - Juni 2015

Suwitra, I Made Suwitra.(2013) Kepastian Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah Untuk Investasi. Makalah disampaikan dalam seminar Refleksi Akhir tahun 2013 Penegakan Hukum kerja sama Prodi Magister Ilmu Hukum Pascasarjana Unwar dengan Nusadua Post

Widyatmaja, I Gusti Ngurah, (2011). Pariwisata budaya Bali di tengah arus gloBalisasi. Jurnal Ilmiah Pariwisata, Trisakti Vol. 16 No. 2, Juli 2011

Widana, I Gusti Ketut, (2002) Mengenal Budaya Hindu di Bali, PT. BP Denpasar, Denpasar, Hal. 24




DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v32i2.1843

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan is licensed under  Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License