Implementasi dan Kendala Pelaksanaan Pembinaan Profesional Guru di Sekolah Menengah Umum Melalui Program Guru Magang

Siti Sunendiari, Yani Ramdani, Lisnur Wachidah

Abstract


Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tidak meratanya kualitas pendidikan antar sekolah. Salah satu penyebabnya adalah kemampuan guru. Kemampuan guru ini akan terus meningkat dan berkembang apabila dilakukan pembinaan secara berkesinambungan dan sistematis. Salah satu bentuk pembinaan guru yang dapat dilakukan adalah pembinaan profesional guru melalui program guru magang. Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi teknik-teknik pembinaan tingkat pelaksanaan, tingkat pengetahuan guru pembina, tingkat kesulitan dan kendala yang dihadapi baik oleh guru pembina maupun guru magang serta hasil yang dicapai melalui meningkatnya kemampuan siswa dilihat dari hasil rata-rata siswa sebelum dan setelah guru itu dimagangkan. Sampel diambil secara acak sebanyak 17 guru pembina, 20 guru magang, dan siswa dari sekolah yang dimagangkan. Data dikumpulkan melalui angket dan tes. Hasilnya menunjukkan bahwa teknik pembinaan yang digunakan adalah: Kunjungan Kelas (KK), Pertemuan Pribadi (PP), Rapat Dewan Guru (RDG), Kunjungan Antar Sekolah (KAS), Kunjungan Antar Kelas (KAS), dan Pertemuan dalam Kelompok Kerja (PKK). Pada pelaksanaannya, semua teknik telah dilaksanakan dengan baik, hanya teknik pelaksanaan kunjungan antar kelas yang masih berada pada kategori Cukup. Tingkat pengetahuan guru pembina yang berada pada kategori Baik adalah Kunjungan Kelas, sedangkan teknik yang lainnya masih berada pada kategori cukup. Tingkat kesulitan yang dihadapi guru pembina dan guru magang dengan persentase tertinggi dalam kategori sangat sulit adalah kunjungan antar sekolah. Kendala utama yang dirasakan oleh guru pembina dan guru magang adalah terbatasnya waktu dan biaya yang dimiliki. Kendala lainnya adalah terbatasnya kemampuan profesional yang dimiliki dan kurangnya informasi tentang petunjuk pelaksanaan teknik-teknik pembinaan. Sedangkan kemampuan siswa menunjukkan nilai rata-rata kenaikan yang masih rendah. Hal ini mungkin disebabkan oleh masih rendahnya tingkat pengetahuan guru pembina tentang teknik-teknik pembinaan dan juga terbatasnya waktu yang dimiliki guru magang.

Keywords


Pembinaan Guru; Guru Magang

References


Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasi dalam Membinaprofessional guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2001. Kebijakan Umum Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Depdikbud. 1986. Kurikulum Sekolah Dasar Pedoman Pembina Guru. Jakarta: Depdikbud.

Kanes, Clive dan Nisbet, Steven. 2000. Research into Professional Development of Mathematics Teachers. Proceedings of The 24 Conference of The Psycology of Mathematics education.

Paola dan Kristine. 2000. Supporting Change Through A Mathematics Team Forum For Teacher Professional Development. Proceedings of The 24 Conference of The Psycology of Mathematics education.

Rueffendi,1991. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Rueffendi. 1991. Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa. Bandung: Tarsito.

Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.




DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v22i1.202

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan is licensed under  Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License