Peran Perguruan Tinggi, Pemerintah dan Investor dalam Membangun Wisata Pedesaan Di Jawa Barat Sebagai Upaya Mengurangi Kemiskinan

Dede R Oktini

Abstract


Jumlah penduduk miskin di Jawa Barat semakin lama semakin bertambah, sumber  mengatakan bahwa pada bulan Februari  2005 tingkat kemiskinan di Jawa Barat hanya 16 %, sedangkan per Juli 2005 naik menjadi 18,7% dan estimasi sementara untuk maret 2006 mencapai 22 %. (www.bps.co.id). Jumlah penduduk miskin di pedesaan lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan, misalnya saja pada tahun 2005 persentase kemiskinan di perkotaan hanya 11,37 % sedangkan di pedesaan mencapai 19,51 %. Demikian pula pada tahun-tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin yang ada di pedesaan selalu lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan. Fenomena kemiskinan ini juga tampak dari aktivitas sehari-hari yang mana di pedesaan lebih terlihat bahwa banyak orang yang hanya menghabiskan waktu dengan duduk-duduk, sementara gadis dan pemudanya berkumpul di pos-pos ronda mengobrol hal-hal yang kurang bermanfaat. Kondisi buruk seperti ini tentunya tidak bisa dibiarkan dan masyarakat pedesaan khususnya di Jawa Barat tidak bisa tinggal diam hanya mengharapkan belas kasihan dari pemerintah, namun harus segera bergerak untuk berupaya terlepas dari  kemiskinan yang membelenggu. Di setiap daearah di Jawa Barat memiliki potensi yakni lahan pertanian seperti sawah, kebun dan ladang yang hingga saat ini hanya dimanfaatkan sesuai dengan fungsi dasarnya saja yaitu menanam padi dan tanaman lain, padahal sebenarnya lahan-lahan tersebut dapat lebih dimanfaatkan misalnya dijadikan lokasi pariwisata pedesaan tradisional. Namun demikian untuk mewujudkannya tentu diperlukan dukungan dari berbagai pihak yakni Perguruan Tinggi sebagai lembaga ilmiah berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia / masyarakat setempat sebagai calon pramuwisata atau calon wirausaha, penghubung antara calon pramuwisata/ wirausahawan dengan pihak investor, sedangkan pemerintah berperan dalam menyediakan infrastruktur seperti jalan raya, listrik serta mendidik masyarakat agar lebih mencintai alam pedesaan. Sedangkan investor berperan dalam penyediaan modal baik pembebasan tanah maupun modal kerja bagi calon wirausahawan dalam rangka mewujudkan kawasan wisata yang diinginkan. Bila keempat pihak ini (masyarakat desa, Perguruan Tinggi, pemerintah dan investor) dapat bekerjasama dengan baik maka akan terjadi suatu sinergi sehingga diharapkan kemiskinan dapat ditanggulangi.

Keywords


Perguruan Tinggi; Pemerintah; Investor; Wisata Pedesaan; Masyarakat Desa

References


I Putu Gelgel. 2006. Industri Pariwisata Indonesia Dalam Globalisasi Perdagangan Jasa (GATS – WTO) Aplikasi Hukum & Antisipasinya, Bandung, reflika ADITAMA.

Happy Marpaung & Habar. 2002. Pengantar Kepariwisataan, Bandung, Alfabeta

I Gede Ardika. 2007. Pembangunan Kepariwisataan Berbasis Masyarakat, Makalah

Jawa Barat Dalam Angka. 2006. BPS Propinsi Jawa Barat. www.bps.go.Id.17 September 2007-09-21

Tasya Aspiranti. 2007. Pariwisata Jawa Barat (Potensi & Kendala), Makalah




DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v23i2.244

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan is licensed under  Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License