Otonomi Daerah sebagai Instrumen Pertumbuhan Kesejahteraan dan Peningkatan Kerjasama Antardaerah

Achmad Surkati

Abstract


Regional autonomy legislation in terms of organizing his administration can not be separated by the application of the prinsiple of decentralization, deconcentrationand Co-principle (Medebewind). Basic Act 1945 section 18, 18 A andB, where the division ofthisarea are givenautonomy to takecare of their own household. Zoning will be associated with geography and the potential in each region that are not comparable. Application of the principle of local autonomy in order to keep the Republik of Indonesia between central goverment and local goverment. Therefore, the question is how the application of the principle of regional cooperation can improve the welfare andinter-national regions with the potential conditions that are not comparableas the geographic and human resources. Regional autonomy as an instrument to realize prosperity in an ideal form of cooperation.

Keywords


autonomy, growth,  welfare.

References


Ade Maman Suherman, (2002). Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global. Ghalia Indonesia, cetakan I, Jakarta.

Agussalim Andi Gadjong, (2007). Pemerintahan Daerah, Kajian Politik dan Hukum (Analisis Perundang-undangan Pemerintah Daerah dan Otonomi Daerah Semenjak Tahun 1945 sampai dengan 2004). Ghalia Indonesia, Cetakan I, Ciawi Bogor.

Bagir Manan, (1990). Hubungan Antara Pusat dan Daerah Berdasarkan Azas Desentralisasi Menurut UUD 1945. Diesertasi, UNPAD, Bandung.

B. Hestu Cipto Handoyo, (1998). Otonomi Daerah, titik berat otonomi dan Urusan Rumah Tangga Daerah. cetakan pertama, Penerbit Irma Jaya, Yogyakarta.

Bambang Sunggono, (2009). Metodologi Penelitian Hukum. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

C.F.G. Sumaryati Hartono, (1998). Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia. Cetakan Kedua, Bina Cipta, Bandung.

Dharma Setyawan Salam, (2004). Otonomi Daerah Dalam Perspektif Lingkungan, Nilai dan Sumber Daya. Cetakan Dua, Djambatan, Bandung.

J.B. Dalio, (2001). Pengantar Hukum Indonesia. PT. Prenhallindo, Jakarta.

Josef Riwu Kaho, (2003). Prospek Otonomi di Indonesia. Fisipol UGM, Yogyakarta.

Samsudin Haris, (2006). Membangun Format Baru Otonomi Daerah. Cetakan Satu, Jakarta LIPI Press.

Soehino, (2000). Ilmu Negara.Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Soeryono Soekanto, (1986). Pengantar Penelitian Hukum. UI Press, Cetakan ketiga, Jakarta.

Titik Tri Wulantutik, (2006). Pokok-Pokok Hukum Tata Negara. Cetakan Satu, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Zainuddin Ali, (2009). Metode Penelitian Hukum. Sinar Grafika, Jakarta.

Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945 Pasca Amandemen.

Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah.

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.




DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v28i1.337

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan is licensed under  Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License