Isu Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan (Bias Gender)
Abstract
Dalam realita kehidupan, hampir semua tugas gender dapat dilakukan oleh kedua kaum laki-laki dan perempuan (kecuali yang bersifat mutlak, melahirkan misalnya). Namun dalam stereotip masyarakat (terutama Indonesia), masih sering terjadi kesalahan pemaknaan terhadap perbedaan gender sebagai kodrat fisiologis dan biologis. Sehingga muncul isu bias gender yang dilatarbelakangi oleh adanya ketidakpuasan perlakuan terhadap kaum perempuan. Implikasi bias gender secara tidak langsung dapat merugikan masyarakat secara menyeluruh. Apabila perempuan diposisikan tertinggal, maka akan sulit bagi perempuan untuk menjadi mitra sejajar laki-laki, sehingga hubungan keduanya akan menjadi timpang. Ketimpangan yang dapat berakibat negatif, selanjutnya dapat dihindari dengan mengisi kehidupan yang “harmoni dalam berbeda”.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abu Bakar al-Asy’ari, Tugas Wanita Dalam Islam, Media dakwah, Jakarta, 1996
Dadang S. Anshori (dkk). Membincangkan Feminisme : Refleksi Muslimah Atas Peran Sosial Kaum Wanita, Pustaka Hidayah, Bandung, 1997.
Ibnu Ahmad Dahri, Peran Ganda Wanita Modern, Pustaka al-Kautsar, Jakarta, 1991.
Ibnu Musthafa, Wanita Islam Menjelang Tahun 2000, Penerbit Al-Bayan, Bandung, 1995.
Koran Media Indonesia, terbitan 19 Agustus 2000.
Naomi Wolf, Gegar Gender, Pustaka Semesta Press, Yogyakarta, 1997.
Rianingsih Djohani, Dimensi Gender dalam Pengembangan Program Secara Partisipatif, Driya Media Bandung, 1996.
DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v17i3.48
Refbacks
- There are currently no refbacks.
MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan is licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.