Asymmetrical Decentralization and Equitable Development in Papua
Abstract
The main objective of the implementation of asymmetric decentralization is to realize the distribution of power and authority so that each region has the opportunity to develop the existing potential and carry out governance independently, and also to realize social justice and fair welfare for all levels of society. However, in practice, there is an irony. Papua, in particular, received special autonomy but it has not been able to increase its development. This study aims to analyze Papua's asymmetric decentralization in its development and political aspects. The method used in this research is descriptive qualitative. The results of this study show that the implementation of asymmetric decentralization in Papua has not yet achieved its objectives, especially in increasing equitable development in Papua.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Al-Rahab, A. (2010). Heboh Papua (Perang Rahasia, Trauma dan Separatisme). Jakarta: Komunitas Bambu.
Dardias, B. (2012). Model lmplementasi Desentralisasi Asimetris yang Menyejahterakan: Belajar dari Pengalaman Aceh dan Papua. Yogyakarta: Unpublished.
Fatmawati, N. I. (2018). Desentralisasi Asimetris, Alternatif Bagi Masa Depan Pembagian Kewenangan di Indonesia. Madani Jurnal Politik Dan Sosial Kemasyarakatan, 10(3), 73-85.
Ferrazzi, G. (2000). Using the “F” word: Federalism in Indonesia’s Decentralization Discourse. Oxford Journals, 30(2), 63-85.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Jaweng, R. E. (2011). Kritik Terhadap Desentralisasi Asimetris di Indonesia. Analisis CSIS, 40(2), 160-176.
Kaho, J. R. (2012). Analisis Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Yogyakarta: Polgov JPP Fisipol UGM.
Kurniadi, B. D. (2012, November). Desentralisasi Asimetris di Indonesia. In a Seminar held by Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Law Number 21 of 2001 concerning Special Autonomy for the Province of Papua. Law Number 23 of 2014 concerning Regional Government.
Mahi, R., & Brodjonegoro, B. (2003). The Indonesian Political Economy of Decentralization. In International Symposium on Indonesia’s Decentralization Policy: Problems and Policy Directions, Hitotsubashi University, Tokyo.
Maholtra, N. (2002). Basic Marketing Research: Applications to Contemporary Issues. London: Prentice-Hall.
Miles, M. H., & Huberman, A. A. (1984). Qualitative Data Analysis. Beverly Hills.
Moleong, L. J. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Musa'ad, M. A. (2016). Kontekstualisasi Pelaksanaan Otonomi Khusus di Provinsi Papua: Perspektif Struktur dan Kewenangan Pemerintahan. Kajian, 16(2), 357-385.
Mutaqin, A. (2013). Otonomi Khusus Papua Sebuah Upaya Merespon Konflik dan Aspirasi Kemerdekaan Papua. Politika: Jurnal Ilmu Politik, 4(1), 5-18.
Nurmasari, N., & Al Hafis, R. I. (2019). Desentralisasi Asimetris: Kemiskinan Ditengah Kelimpahan Otonomi Khusus Papua. JPAP: Jurnal Penelitian Administrasi Publik, 5(2).
Pratama, A. Y. (2016). Pelaksanaan Desentralisasi Asimetris Dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah di Era Demokrasi. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 28(1).
Rochendi, S., & Saleh, K. A. (2017). Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Dalam Otonomi Khusus di Provinsi Papua Barat. POLITIK, 13(1).
Stefanus, K.Y. (2009). Pengembangan Desentralisasi Asimetris Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seminar Paper.
Sugiyono, D. R. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Suharyo, S. (2016). Otonomi Khusus di Papua dan Aceh Sebagai Perwujudan Implementasi Peranan Hukum Dalam Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 5(3), 323-337.
Sukirno & Kuncahyo, D. (2015). Penerapan Desentralisasi Asimetris Dalam Penyelenggaraan Urusan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta Sebagai Basis Otonomi Bagi Terwujudnya Kesejahteraan Rakyat. Jurnal Cakrawala Hukum, 11(1), 120-151.
Tryatmoko, M. W. (2016). Politik Kebijakan Pengelolaan Dana Otonomi Khusus Papua. Jurnal Penelitian Politik, 9(1), 81-98.
Tryatmoko, M. W. (2017). Problem Demokratisasi Dalam Desentralisasi Asimetris Pascaorde Baru. Masyarakat Indonesia, 38(2), 269-296.
Uamang, A., Gunawan, C. I., & Sasmito, C. (2018). Implementasi Otonomi Khusus Provinsi Papua Dalam Ketahanan Wilayah Nkri di Pemerintah Kebupaten Mimika (Studi Pada Pengelolaan Dana Desa Distrik Jila Tahun 2016-2017). Reformasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 8(1), 47-57.
Uswanas, M., Keban, Y. T., Hadna, A. H., & Kutanegara, P. M. (2018). Kinerja Pendidikan Dasar Setelah Sembilan Tahun Otonomi Asimetris di Provinsi Papua Barat. Populasi, 26(2), 61-80.
White, S. (2011). Government decentralization in the 21st century. A Literature Review: A Report of the CSIS Program and Crisis, Conflict, and Cooperation, CSIS, Washington, DC, December.
Widodo, B. T. (2019). Evaluasi Dinamis Dampak Fiskal Otonomi Khusus terhadap Efisiensi Layanan Publik Dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Papua, Papua Barat dan Aceh Tahun 2011-2017. Kajian Ekonomi dan Keuangan, 3(1), 31-53.
Yin, R. K. (2015). Qualitative Research from Start to Finish. Guilford publications.
DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v36i1.5484
Refbacks
- There are currently no refbacks.
MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan is licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.