Empowerment of Batik Tulis Groups through the Association

Halqi Yusra, Sugito Sugito

Abstract


The Giriloyo Batik Tulis Association is confronted with a fundamental challenge: how to maintain and preserve the tradition of batik tulis while the technology-based batik business grows. This study uses a qualitative descriptive approach to describe the empowerment of batik tulis groups in the Giriloyo and  several inhibiting and solutions to issues associated with empowerment of batik tulis groups. The findings show that roles of paguyuban in empowerment are facilitator; coordinator; relation; information; marketing; social control; mediators; evaluation; and innovator. The inhibiting factors are the weakness in the HR sector, generational crisis, facilities, empowerment patterns, management, and unequal vision. The solution to the problems being pursued by the association are  training programs; managing potential resources within the community as employment opportunities for the younger generation,   launching professional personnel in certain fields; sustainable empowerment; grouping tourism village administrators with batik associations; strentening association through deliberation (musyawarah) and consensus (mufakat)


Keywords


giriloyo batik tulis association, empowerment, batik

Full Text:

PDF

References


Adi. (2008). Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. PT Raja Grafindo Persada.

Al-Kurdi. (2020). The role of organizational climate in managing knowledge sharing among academics in higher education. International Journal of Information Management, 50, 217–227.

Amor, A. M., Vázquez, J. P. A., & Faíña, J. A. (2019). Transformational leadership and work engagement: Exploring the mediating role of structural empowerment. European Management Journal.

Arifin. (2015). Dinamika Kelompok. CV. Pustaka Setia.

Arlita, M. N., & Muta’ali, L. (2014). Analisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Daya Saing Industri Batik Tulis Giriloyo untuk Mendukung Pembangunan Wilayah di Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul. Jurnal Bumi Indonesia, 3(3).

Budiarto, R., Putero, S. H., Suyatna, H., Astuti, P., Saptoadi, H., Ridwan, M. M., & Susilo, B. (2018). Pengembangan UMKM Antara Konseptual dan Pengalaman Praktis. UGM PRESS.

Cahyo, A. N., Rizali, N., & Bahari, N. (2016). Peran Teknologi Digital Dan Visual (Batik) Fraktal Dalam Perkembangan Batik Nusantara Dan Industri Kreatif. Brikolase,8(2).

Creswell J. W. (2015a). Penelitian Kualitatif & Desain Riset Memilih Di Antara Lima Pendekatan. Pustaka Pelajar.

Creswell J. W. (2015b). Riset Pendidikan, Perencanaan, Pelaksanaan, Dan Evaluasi Kualitatif & Kuantitatif. Pustaka Pelajar.

Danim. (2012). Profesi Kependidikan. Alfabeta.

Florida, R., Mellander, C., & Gulden, T. (2012). Global metropolis: assessing economic activity in urban centers based on nighttime satellite images. The Professional Geographer, 64(2), 178-187.

Gibbons et al. (2020). The development, application, and refinement of a Regenerative Development Evaluation Tool and indicators. Ecological Indicators, 108 105698.

Hadi. (2010). Konsep Pemberdayaan, Partisipasi dan Kelembagaan Dalam Pembangunan. Yayasan Agribisnis/Pusat Pengembangan Masyarakat Agrikarya (PPMA).

Hariwoerjanto. (1987). Metodologi dan Praktik Pekerjaan Sosial.

Hasan, M., & Azis, M. (2018). Pembangunan Ekonomi & Pemberdayaan Masyarakat: Strategi Pembangunan Manusia dalam Perspektif Ekonomi Lokal.Hikmat. (2010). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Humaniora Utama Press.

Ife, J., & Tesoriero, F. (2016). Alternative Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi Community Development. Pustaka Pelajar.

Litaniawan, F., & Suasa, S. (2014). Kebijakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan pada Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong. Academica, 6(1).

Mardikanto, T., & Soebianto, P. (2012). Pemberdayaan masyarakat dalam perspektif kebijakan publik. Alfabeta.

Miswar. (2017). Strategi Komunikasi Pemasaran Pokdarwis Wukirsari Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Batik Tulis Giriloyo Desa Wisata Wukirsari Imogiri.

Nguyen, L., Murphy, K., & Andrews, G. (2019). Cognitive and neural plasticity in old age: A systematic review of evidence from executive functions cognitive training. Ageing research reviews, 100912.

Prayitno. (2013). Kontekstualisasi Kearifan Lokal Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Pusat Pengkajian, Pengolahan Data Dan Informasi (P3DI).

Suhartin et al. (2005). Model-Model Pemberdayaan Masyarakat. Pustaka Pesantren.

Suharto. (2009). Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. PT Refika Aditama.

Suharto. (2018). Lembaga Komunitas Lokal (Studi Tentang Perannya Dalam Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Di Kota Semarang 2016). Sosio Dialektika, 2(2).

Soetomo. (2011). Pemberdayaan Masyarakat Mungkinkah Muncul Antitesisnya?. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sunartiningsih. (2004). Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Institusi Lokal. Aditya Media.

Ulum. (2016). Perilaku Organisasi Menuju Orientasi Pemberdayaan. UB Press.

Yulianti, N. V., & Widiyanto, D. (2015). Identifikasi Karakteristik Kluster pada Sentra Industri Batik Wijirejo dan Wukirsari Kabupaten Bantul. Jurnal Bumi Indonesia, 4(2).




DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v37i1.6581

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan is licensed under  Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License