Penyusunan Modul Pelatihan Penyesuaian Akademis Bagi Mahasiswa Unisba Tingkat Pertama
Abstract
Pendidikan perguruan tinggi memiliki karakteristik yang berbeda dengan sekolah menengah atas, tentunya juga memiliki tuntutan yang berbeda. Perguruan tinggi melibatkan struktur yang lebih besar dan impersonal, serta lebih fokus pada prestasi dan cara penyampaiannya (Santrock, 2004). Di Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung, berdasarkan hasil observasi, hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa dan dosen, ternyata masih banyak mahasiswa yang belum mampu menyesuaikan pola belajarnya dengan tuntutan kondisi perkuliahan yang dihadapi. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan program orientasi penyesuaian diri mahasiswa baru dalam bentuk pelatihan.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun program pelatihan tentang cara penyesuaian diri dengan tuntutan belajar di perguruan tinggi bagi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung yang sesuai dengan hasil analisis kebutuhan yang dihadapinya.
Pada penelitian ini, digunakan metode analisis kebutuhan berupa kuesioner. Peneliti mengadaptasikan kuesioner penyesuaian diri akademis yang dibuat oleh Wuri Prasetyawati pada tahun 2003. Dalam analisis kebutuhan melibatkan 141 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung tingkat pertama. 30 orang dilibatkan pada tahap uji coba alat ukur dan 111 orang dilibatkan pada tahap pengambilan data lapangan. Subjek yang menjadi sasaran dalam pelatihan ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung tingkat pertama.
Tujuan umum dari pelatihan adalah agar peserta terampil dalam melakukan penyesuaian diri di lingkungan perguruan tinggi. Jumlah waktu pelatihan adalah 24 jam, terbagi menjadi 10 sesi. Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi dari peserta tentang pelaksanaan program pelatihan.
Program pelatihan ini belum diujicobakan, maka jika program ini akan dilaksanakan, disarankan untuk mengujicobakan dahulu sebelum melaksanakan pelatihan yang sebenarnya. Apabila saat uji coba atau pada saat pelaksanaan ternyata ada bagian dari modul yang tidak sesuai, maka sebaiknya dilakukan perbaikan atau bahkan mengubah bagian modul tersebut agar pada pelaksanaan berikutnya berjalan lebih tepat guna. Guna mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan peserta sebelum mengikuti pelatihan, sebaiknya dilaksanakan pre-test dan post test untuk hal tersebut, disarankan untuk membuat alat ukur pengetahuan dan keterampilan yang disertai observasi dari fasilitator agar perkembangan yang dicapai oleh setiap peserta setelah mengikuti program ini dapat terpantau. Sebelum melaksanakan pelatihan, sebaiknya dilaksanakan training for trainer bagi fasilitator, maka diharapkan peneliti selanjutnya membuat modul untuk program tersebut.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Agochiya, D. (2002). Every Trainer's Handbook. SAGE.
Gardner & Jewler. (1985). College Is Only The Beginning, As Student Guide To Higher Education. California : Wadswort Publishing Company.
Kirkpatrick, D., & Kirkpatrick, J. (2006). Evaluating Training Programs : The Four Levels. Berret-Koehler.
Prasetyawati, Wuri. (2003). Penyusunan Alat Ukur Penyesuaian Diri Akademis Bagi Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tugas Akhir Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok.
Santrock, J.W. (2004). Life Span Development.University Of Texas. Dallas: Wm.C.Brown Publisher.
DOI: https://doi.org/10.29313/schema.v1i2.2618
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.