RELEVANSI PEMIKIRAN FIQIH SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI PADA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
Abstract
Abad ke-19 M dikenal sebagai puncak intelektual ulama Nusantara di Haramain, salah satunya adalah Syaikh Nawawi al-Bantani. Banyak kitabnya yang dipelajari dan dikaji di Indonesia, salah satunya kitab Uqud al-Lujjain. Sementara itu, di Indonesia menjadikan UU Perkawinan sebagai hukum materil dalam perkawinan, yang kandunganya tidak lepas dari fiqih. Sehingga relevansi pemikiran fiqih Syaik Nawawi al-Bantani dalam hukum materil perkawinan Indonesia perlu untuk dilakukan penelitian, karena fiqihnya menjadi hukum yang hidup di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biografi Syaikh Nawawi al-Bantani dan memberikan gambaran tentang kontribusi fiqih Syaikh Nawawi al-Bantanidalam UU Perkawinan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan (library research), dengan pendekatan historis analitik. Adapun hasil dari penelitan ini yaitu Syaikh Nawawi al-Bantani lahir Banten tahun 1230 H. Mengarungi pendidikan baik di Nusantara maupun di Makkah dan Madinah, sehingga mempunyai keluasan ilmu dan produktif dalam berkarya, dan karya-karya tersebar di negara-negara yang menganut mazhab Syafi’i. Relevansi pemikiran fiqih Syaikh Nawawi al-Bantani pada Undang-Undang Perkawinan dapat dilihat dalam bab empat tentang hak dan kewajiban suami istri. Kandungan kitab Uqud al-Lujain di trasformasikan dalam bentuk taqnin, terutama terkait pemikirannya tentang hak kewajiban suami istri, kedudukan suami istri, dan poligami.
The 19th century was known as the intellectual peak of Nusantara scholars in Haramain, one of which was Shaykh Nawawi al-Bantani. He is a scholar who has a breadth of knowledge and is productive in writing works in the field of Islamic religious knowledge. many of his books are studied and discussed in Indonesia, one of which is the book Uqud al-Lujjain. Indonesia makes the Marriage Law to be a material source of law in marriage, the content of which cannot be outcast from fiqh. So that the relevance of Syaik Nawawi al-Bantani's fiqh in the material law of Indonesian marriage needs to be researched because his fiqh is a living law in society. The purpose of this paper is to find out the biography of Shaykh Nawawi al-Bantani and provide an overview of the contribution of Shaykh Nawawi al-Bantani's fiqh in the Marriage Law in Indonesia. The results of this research are (1) Shaykh Nawawi al-Bantani was born in Banten in 1230 H. Going through education both in the archipelago as well as in Mecca and Medina, so that he had breadth of knowledge and was productive in his work, and his works were spread in countries that adhere to the Shafi'i school. (2) The contribution of Shaykh Nawawi al-Bantani's fiqh in the Marriage Law can be seen in chapter four on the rights and obligations of husband and wife. The content of the book Uqud al-Lujain is transformed in the form of taqnin, especially to his thoughts on the rights and obligations of husband and wife, the positions of husband and wife, and polygamy.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Abdullah A. Talib. Filsafat Hermeneutika dan Semiotika. Palu: LPP-Mitra Edukasi, 2018.
Abu Irfah. “Uqud Al-Lujain Fi Bayan Huquq Al-Zawjain.” Karya Ulama (blog), Agustus 2017. http://abusyahmin.blogspot.com/2017/08/uqud-al-lujain-fi-bayan-huquq-al-zawjain.html.
Al-Bantani, Syaikh Nawawi. “Hak-hak dan Kewajiban Suami Istri.” diterjemahkan oleh Yayan Mustofa, 132. 1. Seleman: Kalam, 2020.
Amin, Syamsul Munir. Sayyid Ulama Hijaz Biografi Syaikh Nawawi al-Bantani. Yogyakarta: Lkis, 2009.
Amnan, Dzulkifli Hadi Imawan. “Shaykh Nuruddin Ar-Raniry’s Contribution in His As-Shirath al-Mustaqim to Popularizing Islamic Law in the Nusantara.” Journal of Islamic Thought and Civilization 12, no. 1 (15 Juni 2022): 270–83. https://doi.org/10.32350/jitc.121.16.
Arwansyah (last) dan Faisal Ahmad Shah. “Peran Syaikh Nawawi Al-Bantani dalam Penyebaran Islam di Nusantara” 30, no. 1 (2015): 20.
Azwar, Wazni, Riki Arnaidi, Dendi Irawan, Rozi Andrini, Ade Fahrullah, dan Khoiruddin Nasution. “Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Perkawinan Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 (Uup)” 21, no. 1 (2021): 19.
Chaidar. Sejarah Pujangga Islam Syaikh Nawawi al-Bantani Indonesia. Jakarta: CV Sarana Mulia, 1978.
Dahlawi, Abdussattar al-. Faidl al-Malik al-Wahhah al-Muta’ali Bi Anba’I Awail al-Qarn al-Tsalits’Asyar Wa al-Tawali. II. Makkah: Maktabah Usari, 2009.
Hurgronje, C. Snouck. Mekka in The Latter Part of 19TH Century Daily Life, Customs And Learning the Muslim of the East Indian Archipelago. Leiden: Late E. J. Brill LTD, 1931.
Imawan, Dzulkifli Hadi. The History of Islam in Indonesia: Kontribusi Ulama Membangun Peradaban dan Pemikiran Islam di Indonesia. Cetakan 1. Yogyakarta: Diva Press, 2021.
Imron Rosyadi. Rekonstruksi Epistemologi Hukum Keluarga Islam. Jakarta: Kencana, 2022.
Intruksi Presiden RI NOmor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam. Jakarta: Departemen Agama RI Derektorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2000.
Jalaluddin Rakhmad. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989.
Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah. Diterjemahkan oleh Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press, 1985.
M. Nur Khotibul Umam. “Pro Kontra Kitab ‘Uqud Al-Lujjain Karya Syaikh Nawawi Al-Bantani Menurut Forum Kajian Kitab Kuning (FK3) Dan Forum Kajian Islam Tradisional (FKIT).” Al-Qadlaya : Jurnal Hukum Keluarga Islam 1, no. 1 (29 Desember 2021): 25–35. https://doi.org/10.55120/qadlaya.v1i1.405.
Maragustam. Pemikiran Pendidikan Syekh Nawawi al-Bantani. Yogyakarta: Datamedia, 2007.
Muh. Sholihuddin. “Fiqh Al-Muwatanah: Nahdlatul Ulama’s Interpretation About Citizenship.” Millah: Jurnal Studi Agama 21, no. 1 (2017).
Muhammad bin Umar An-Nawawi, Syekh. Syarhu Uqudullijain fi Bayani Huquqiz Zaujaini. Diterjemahkan oleh Afif Bstomi dan Masyhuri Ikhwan. Jakarta: Pustaka Amani, 2000.
Mulyati, Sri. Sufism in Indonesia: Analysis of Nawawi al-Bantani’s Salalim al-Fudala. Canada: Institute of Islamic Studies McGill University, 1992.
Muqoddas, Ali. “Syeikh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi Ilmuan Spesialis Ahli Syarah Kitab Kuning.” TARBAWI : Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 1 (Juni 2014): 19.
Sulasman. Metodologi Penelitian Sejarah. Bandung: Pustaka Setia, 2014.
Suwarjin. “Transformasi Pemikiran Hukum Keluarga Islam Syekh Nawawi Al-Bantani Ke Dalam Kompilasi Hukum Islam.” Qiyas: Jurnal Hukum Islam dan Peradilan 5, no. 2 (Oktober 2020): 140–47.
Suwarjin. “Biografi Intelektual Syekh Nawawi Al-Bantani.” Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam 2, no. 2 (30 Desember 2017): 189. https://doi.org/10.29300/ttjksi.v2i2.717.
Suwarsono Muhammad, Amir Mu’allim, Dzulkifli Hadi Imawan, Yusdani, Burhan Nudin, Handal Pratama Putra, M. Joko Susilo, Junanah, dan Muhammad Najib Asyrof. Revitalisasi Studi Tokoh Muslim Dalam Pengembangan Pemikiran Islam. Yogyakarta: Diva Press, 2022.
Yasin. Melacak Pemikiran Syaikh Nawawi Al-Bantani. Semarang: RaSAIL Media Group, 2007.
DOI: https://doi.org/10.29313/tahkim.v5i2.10088
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Tahkim (Jurnal Peradaban dan Hukum Islam)