ADAT MANDI PENGANTIN PADA BUDAYA BANJAR DI KOTA SAMARINDA MENURUT HUKUM ISLAM
Abstract
Beragam kearifan lokal yang berkembang dan terpelihara dalam masyarakat Indonesia merupakan salah satu bentuk kekayaan nusantara yang patut dilestarikan dari masa ke masa. Keragaman kearifan lokal masyarakat Banjar memiliki ciri khas yang berbeda di setiap daerah, dan lahirlah kearifan lokal setempat. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan literatur dengan cara mencari informasi yang signifikan. Kajian literatur digunakan untuk mencari referensi teori baru, dan kemudian digunakan sebagai alat untuk analisis data. Data sekunder, seperti yang berasal dari buku, jurnal. Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif dengan menganalisis serta menguraikan data yang diperoleh dengan memberikan pemahaman atas masalah yang diangkat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tradisi badudus termasuk ‘urf al-fasid. Meskipun dalam tradisi ini bertujuan untuk beriktiar memohon perlindungan kepada Allah Swt Tradisi badudus sudah menjadi kebiasaan masyarakat Samarinda pada setiap pernikahan khususnya dalam pernikahan adat Banjar. Akan tetapi, menurut penulis tradisi ini boleh saja dilakukan atau dilestarikan selama tradisi mandi pengantin ini dapat diterima menjadi salah satu adat yang baik dan tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan hadis.
The various local wisdoms that are developed and maintained in Indonesian society are a form of archipelago wealth that should be preserved from time to time. The diversity of local wisdom of the Banjar people has different characteristics in each region, and local wisdom is born. This research uses a literature collection method by searching for significant information. Literature studies are used to look for new theoretical references, and then used as a tool for data analysis. Secondary data, such as those from books, journals. The analytical method used is descriptive by analyzing and explaining the data obtained by providing an understanding of the problems raised. The results of this research show that the Badudus tradition includes 'urf al-fasid. Even though this tradition aims to seek protection from Allah SWT, the Badudus tradition has become a habit of the Samarinda people at every wedding, especially in traditional Banjar weddings. However, according to the author, this tradition may be carried out or preserved as long as the bridal shower tradition can be accepted as a good custom and does not conflict with the Koran and hadith.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Agustina, Titien. “Membangun Manajemen Kearifan Lokal (Studi Pada Kearifan Lokal Orang Banjar).” Jurnal Riset Inspirasi Manajemen Dan Kewirausahaan 2, no. 2 (September 1, 2018): 120–29. https://doi.org/10.35130/jrimk.v2i2.33.
Amalia, Vevi, and Halil Khusairi. “Hukum Sebagai Kontrol Sosial.” Istishab: Journal of Islamic Law 2, no. 02 (December 1, 2021): 101–8.
Fadillah, Ahmad. Seni dan Budaya Dalam Pengobatan Tradisional Banjar. Jakarta: Nevada Corp, 2021.
Hasan, Hasan. “Islam dan Budaya Banjar di Kalimantan Selatan.” Ittihad 14, no. 25 (December 29, 2016). https://doi.org/10.18592/ittihad.v14i25.865.
Hayatudin, Amrullah. Ushul Fiqh: Jalan Tengah Memahami Hukum Islam. Jakarta: Amzah (Bumi Aksara), 2021.
Hermawan, Iwan. Ushul Fiqh Kajian Hukum Islam. Jakarta: Hidayatul Quran, 2019.
Jasman, Nurmah Abd Hamid H. “Tradisi Adat Perkawinan Masyarakat Suku Banjar Ditinjau dalam Perspektif Dakwah Islamiyah di Desa Teluk Sialang Kecamatan Tungkal Ilir.” At-Tadabbur : Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 10, no. 2 (December 25, 2020): 86–102.
Kamariah, and Nanda Saputra. “Symbolic Meaning in Traditional Badudus Pangantin Banjar.” LingLit Journal Scientific Journal for Linguistics and Literature 1, no. 1 (December 23, 2020): 40–51. https://doi.org/10.33258/linglit.v1i1.350.
Manullang, Artiani, Sarkowi Sarkowi, and Ira Miyarni Sustianingsih. “Persepsi Masyarakat Batu Urip Terhadap Tradisi Mandi Kasai.” Sindang: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah 5, no. 1 (January 16, 2023): 31–36. https://doi.org/10.31540/sindang.v5i1.1950.
Noorthaibah, Noorthaibah. “Refleksi Budaya Muslim Pada Adat Perkawinan Budaya Banjar Di Kota Samarinda.” Fenomena 4, no. 1 (June 1, 2012). https://doi.org/10.21093/fj.v4i1.214.
Nur, Nurhasanah, and Muhammad Syahran Jailani. “Tradisi Ritual Bepapai Suku Banjar: Mandi Tolak Bala Calon Pengantin Suku Banjar Kuala-Tungkal Provinsi Jambi, Indonesia.” Khazanah: Jurnal Studi Islam Dan Humaniora 18, no. 2 (December 31, 2020): 287–308. https://doi.org/10.18592/khazanah.v18i2.3920.
Nurmasitah, and Muliono Muliono. “Ritual Mandi Pengantin: Kecemasan, Harapan Dan Tafsir Simbolis Tentang Masa Depan.” Indonesian Journal of Religion and Society 3, no. 1 (June 28, 2021): 10–20. https://doi.org/10.36256/ijrs.v3i1.148.
Setiyawan, Agung. “Budaya Lokal Dalam Perspektif Agama: Legitimasi Hukum Adat (‘Urf) Dalam Islam.” Esensia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin 13, no. 2 (July 22, 2012): 203–22. https://doi.org/10.14421/esensia.v13i2.738.
Susanto, Rizki, and Mera Muharani. “Tradisi Mandi Pengantin Dan Nilai Pendidikan Islam (Studi Kearifan Lokal Masyarakat Muslim Melayu Padang Tikar).” Journal of Research and Thought on Islamic Education 2, no. 2 (November 4, 2019): 229–43. https://doi.org/10.24260/jrtie.v2i2.1455.
Thahir, A. Halil. Ijtihad Maqâsidi ; Rekonstruksi Hukum Islam Berbasis Interkoneksitas Maslahah. Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2015.
Widaty, Cucu, and Rahmat Nur. “Ritual Mandi Pengantin Dalam Upacara Perkawinan Adat Banjar Di Martapura Kalimantan Selatan.” Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora 13, no. 2 (October 1, 2022): 749–57. https://doi.org/10.26418/j-psh.v13i2.58086.
Zuliawati, Lili, Azhar, and Muhammad Saleh. “Tinjauan ‘Urf Terhadap Ritual Mandi Pengantin Dalam Perkawinan Adat Suku Melayu Di Kecamatan Tanjung Pura Langkat.” Stigma Jurnal Ilmu Sosial Politik Dan Humaniora 1, no. 3 (December 28, 2022): 53–57.
DOI: https://doi.org/10.29313/tahkim.v6i2.12257
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Tahkim (Jurnal Peradaban dan Hukum Islam)