EKSISTENSI SANKSI PIDANA PENJARA DALAM JARÎMAH TA’ZÎR

Panji Adam

Abstract


ABSTRAK

Secara struktural fiqh jinâyat diderivasi dari sumber hukum Islam, yaitu al-Quran dan hadis. Nash-nash (ayat-ayat) al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi menjadi guide line dalam pengembangan wilayah kajian atau muatan fiqh jinâyat ini. Salah satu topik kajian dalam hukum pidana Islam adalah ta’zîr. Dan salah satu saknsi ta’zîr yang diperdebatkan oleh para ulama adalah sanksi pidana badan, yakni penjara. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertama, ta’zîr ialah saknsi yang diberlakukan kepada pelaku jarîmah (tindak pidana) yang melakukan pelanggaran, baik berkaitan dengan hak Allah maupun hak manusia, dan tidak termasuk ke dalam kategori hukuman hudûd atau kafarat. Karena ta’zîr tidak ditentukan scara langsung oleh Al-Qur’an dan as-Sunnah, maka ini menjadi kompetensi penguasa setempat. Dalam memutuskan jenis dan ukuran sanksi ta’zîr, harus tetap memperhatikan petunjuk nash secara teliti karena menyangkut kemaslahatan umum. Kedua, eksistensi pidana penjara merupakan bagian intergral dari sistem hukum dalam Islam, oleh sebab itu, pidana penjara sudah sesuai dengan konsep ta’zîr yang sepenuhnya merupakan kebijakan penguasa (pemerintah) dan sudah pula sesuai dengan maqâshid al-syarî’ah, yaitu demi tetap terpeliharanya kemaslahatan dan menolak kerusakan.

 

Kata Kunci: Penjara, Jarîmah dan Ta’zîr

 

ABSTRAC
Structurally jinâyat fiqh is derived from Islamic legal sources, namely the Koran and Hadith. Nash-nash (verses) al-Qur'an and the traditions of the Prophet became the guide line in the development of this jinâyat fiqh study area. One topic of study in Islamic criminal law is ta'zîr. And one of the functions of ta'zîr which is debated by the ulama is the criminal sanction of the body, namely prison. The results showed that first, ta'zîr was a function that was applied to perpetrators of jarīmah (criminal acts) who committed violations, both related to the rights of God and human rights, and did not fall into the category of hudûd or expiation. Since ta'zîr is not determined directly by the Qur'an and as-Sunnah, this becomes the competence of the local authorities. In deciding the type and size of ta'zîr sanctions, they must pay close attention to the text's instructions because it involves public benefit. Second, the existence of imprisonment is an integral part of the legal system in Islam, therefore, imprisonment is in accordance with the concept of ta'zîr which is fully the policy of the ruler (government) and is also in accordance with the maqâshid al-syarî'ah, namely for the sake of continuing maintain good health and resist damage.

Keywords: Prison, Jarîmah and Ta'zîr

 

 


References


DAFTAR PUSTAKA

A. Rahman Rotinga, dkk, Ensiklopedia Hukum Islam, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1997.

Abdul ‘Aziz Amir, al-Ta’zîr fî al-Syarî’at al-Islâmiyyah, Dâr al-Firk al-‘Arabî, Kairo, 1954.

Abdul Qadir ‘Audah, al-Tasyrî al-Jinâî al-Islâmî Muqâranan bi al-Qânûn al-Wad’î, Muasasah al-Risalah, Beirût, 1992.

Abu Daud Sulaiman Ibn ‘Asy’as Ibn Ishaq Ibn Basyir Ibn Syadad Ibn Amr al-Azdi al-Sijstani, Sunan Abî Dâud, Dâr al-Fikr, Beirût, 2007.

Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011.

Ahmad Ibn Hanbal, Musnad al-Imâm Ahmad Ibn Hanbal, Muasasah Qurthubiah, Kairo, t.th.

Ahmad Ibn Muhammad Ibn ‘Ali al-Maqri al-Fayumi, al-Mishbâh al-Munîr Fî Gharîb al-Syarh al-Kabîr, Dâr al-Kutub al-Islamiyyah, Beirût, 1994.

Al-Baihqi, Sunan al-Baihaqi al-Kubrâ, Maktabah Dâr al-Bâr, Mekah al-Mukarramah, 1994.

Ali Abdulwahid Wafi, Ibn Khaldun: Riwayat dan Karyanya, Grafitipers, Jakarta, 1985.

Ali Ibn Muhammad al-Jurjani, Kitab al-Ta’rîfât, Dâr al-Hikmah, Jakarta, t.th.

Ali Sodiqin, Hukum Qisas: Dari Tradisi Arab Menuju Hukum Islam, Tiara Wacana, Yogyakarta, 2010.

Barda Nawawi Arief, Kebijakan Legislatif Dengan Pidana Penjara, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 1996.

Dwidja Priyatno, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, Rafika Aditama, Bandung, 2006.

Fathurrahman Djamil, Hukum Ekonomi Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 2013.

Hazairin, Tujuh Serangkai Tentang Hukum, Tintamas, Jakarta, 1974.

Ibn Majah Abu Abdullah Muhammad Ibn Yazid al-Quzuqaini, Sunan Ibn Mâjah, Dâr Ihya Kutub al-Arabiyah, Mesir, t.th.

Ibrahim Anism dkk. al-Mu’jam al-Wasîth, Majma al-Lughah al-‘Arabiyyah, Mesir, 1972.

Jalal al-Din Abd al-Rahman Ibn Abi Bakar al-Suyuthi, al-Dur al-Mantsûr fî al-Tafsîr al-Matsûr, Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah, Beirût, 2010.

Jimly Asshiddiqie, Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia: Studi tentang Bentuk-Bentuk Dalam Tradisi Hukum Fiqh dan Relevandinya Bagi Usaha Pembaharuan KUHP Nasional, Penerbit Angkasa, Bandung, 1996.

M. Hasi Ash-Shieddiqi, Filsafat Hukum Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1975.

M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, Amzah, Jakarta, 2016.

M. Nurul Irfan dan Msyrofah, Fiqh Jinayah, Amzah, Jakarta, 2013

Markhus Munajat, Dekonstruksi Hukum Pidana Islam, Logung Pustaka, Sleman, 2004.

Marlina, Hukum Penitensier, Rafika Aditama, Bandung, 2011.

Muhammad Ibn Abi Bakar Ayyub al-Zur’i Abu Abdullah Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah, al-Thuruq al-Hukmiyyah Fî al-Siyâsah al-Syar’iyyah, Mathba’ah al-Madanî, Kairo, t.th.

Muhammad Ibn Abi Bakar Ayyub al-Zur’i Abu Abdullah, al-Thuruq al-Hukmiyyah fî al-Siyâsah al-Syar’iyyah, Mathba’ah al-Madanî, Kairo, t.th.

Muhammad Ibn Idris al-Syafi’i, al-Risâlah, Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Beirût, t.th.

Muhammad Isna Wahyudi, Pembaharuan Hukum Perdata Islam: Pendekatan dan Penerapan, Mandar Maju, Bandung, 2014.

Muhammad Nashir al-Din al-Albani, Irwâ al-Ghalîl fî Takhrîj Ahadîts Manâr al-Sabîl, Maktabah al-Islâmî, Beirût, 1985.

Muhammad Rasyid Ridho, Tafsîr al-Qur’ân al-Hakîm (al-Syahîr bi al-Tafsîr al-Manâr), Dâr al-Fikr, Beirût, 2007.

Muslim Ibn al-Hajjaj Abu al-Hasan al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahîh Muslim, Dâr al-Hadîts, Kairo, 1997.

Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam: (Fiqh Jinayah), Pustaka Setia, Bandung, 2000.

Su’ud Ibn Abd al-‘Ali al-Bârûdî al-‘Atiyi, al-Mausû’ah al-Jinâiyyah al-Islâmiyyah al-Muqâranah bi al-Andzamah al-Ma’mûl bihâ Fî al-Mamlakah al-‘Arabiyyah al-Su’ûdiyyah, t.p, 1427 H.

Syams al-Din Abu Abdullah Muhammad Ibn Ahmad Ibn Utsman Qaimaz al-Dzahabi, Mîzân al-I’tidâl fî naqd al-Rijâl, Dâr al-Hadîts, Kairo, 2011.

Syihab al-Din Ahmad Ibn ‘Ali Ibn Hajar al-‘Asqalani, Tahdzîb al-Tahdzîb, Dâr al-Fikr, Beirût, 1984.

Taqi al-Din Abu al-‘Abbas Ahmad Ibn Abd al-Halim Ibn Taimiyah al-Harani, Majmû’ al-Fatâwâ, Dâr al-Wafâ, 2005.

Topo Santoso, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2016.

Wahbah al-Zuhaili, Tafsîr al-Munîr: al-Aqîdah, al-Syarî’ah wa al-Manhhaj, Dâr al-Fikr al-Mu’ashîr, Beirût, 1991.




DOI: https://doi.org/10.29313/tahkim.v2i2.5114

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Tahkim (Jurnal Peradaban dan Hukum Islam)