SEKUFU DALAM KONTEKS HUKUM KELUARGA MODERN

Rafida Ramelan

Abstract


Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap kesejahteraan keluarga. Dalam membentuk sebuah keluarga, sebelum terjadinya perkawinan hendaknya calon suami dan istri saling mengenal pasangannya satu sama lain. Keserasian dan keseimbangan antar pasangan sangat dibutuhkan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Hal ini dapat dilakukan sejak tahap peminangan, yakni saat  seseorang menentukan siapa yang pantas untuk dijadikan sebagai pendamping hidupnya. Keserasian dan keseimbangan dalam Islam dikenal dengan istilah kufu’ atau kafa’ah. Di era modern ini tidak jarang kita temukan problem rumah tangga yang diakibatkan adanya perbedaan yang mencolok diantara keduanya dalam
berbagai hal, baik dari sisi agama, ras, status sosial, dan sebagainya. Kriteria sekufu dalam Islam pada dasarnya hanya meliputi faktor harta, keturunan, kecantikan dan agama. Namun seiring berjalannya waktu, konsep ini berkembang menjadi beberapa faktor seperti usia, pekerjaan, pendidikan, bahkan organisasi keagamaan. Pasangan yang tidak sekufu seringkali menjadi pemicu terjadinya perselisihan di antara keduanya. Sebaliknya, pasangan yang sekufu akan sangat membantu proses sosialisasi menuju tercapainya kebahagiaan keluarga, yaitu keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

 

 

ABSTRACT


         Islam shows great concern for the welfare of the family. In forming a family, prior to marriage, the prospective husband and wife should know each other's partners. Harmony and balance between partners is needed in navigating the household ark. This can be done from the apprenticeship stage, which is when a person determines who is worthy of being his life companion. Harmony and balance in Islam is known as kufu 'or kafa'ah. In this modern era, it is not uncommon for us to find domestic problems that are caused by a striking difference between the two various things, both in terms of religion, race, social status, and so on. The criteria for kufu’ in Islam basically only include the factors of wealth, heredity, beauty and religion. However, over time, this concept has developed into several factors such as age, occupation, education, and even religious organizations. Unbalanced couples often lead to disputes between the two. Meanwhile, a balanced couples will greatly assist the socialization process towards family happiness, namely the sakinah, mawaddah and rahmah families.


Keywords


Kafa’ah, Hukum Keluarga, Keluarga Sakinah

References


Abu Zahrah, Muhammad. (1950). Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah. Mesir: Dar al-Fikr wa al-Arabi.

Adhim, M. Fauzil dan M. Nazif Masykur. (2002). Di Ambang Pernikahan. Jakarta: Gema Insani Press.

Aini, Noryamin. Tradisi Mahar di Ranah Lokalitas Umat Islam: Mahar dan Struktur Sosial di Masyarakat Muslim Indonesia. Jurnal Ahkam Vol. XIV No. 1 Januari 2014.

Al Hakim, Ibrahim. (2018). Prioritas Kafa’ah Bagi Orang-Orang Yang Terlambat Menikah. Tesis. Surabaya: UIN Sunan Ampel.

Al-Jafiy, Muhammad bin Ismail Abu Abdillah Al-Bukhari. (t.th). Shahih Bukhari Juz 2. Beirut: Dar Ibn Katsir.

Al-Jazairi, ‘Abd al-Rahman. (1990). Kitab al-Fiqh al-Mazahib al-Arba’ah. Jilid IV. Cet. I. Beirut: Dar al Kutub al-‘Ilmiyah.

Ch, Mufidah. (2013). Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender. Malang: UIN Maliki Press.

Daly, Peunoh. (1988). Hukum Perkawinan Islam: Suatu Perbandingan dalam Kalangan Ahlus Sunnah dan Negara - Negara Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Dariyo, Agus. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Gramedia Widya Sarana Indonesia.

Departemen Agama RI. (1998). Kompilasi Hukum Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. (1999). Sosiologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Jahroh, Siti. Reinterpretasi Prinsip Kafa ’ah Sebagai Nilai Dasar Dalam Pola Relasi Suami Istri, Jurnal Al-Ahwal UIN Sunan Kalijaga Vol. 5 No. 2. Yogyakarta. 2012.

K,Tri Rama. (t.th). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung.

Mahmood, Tahir. (1972). Family Law Reform in The Muslim World. New Delhi: The Indian Law Institute.

--------------------. (1987). Personal Law in Islamic Countries. New Delhi: Academy of Law and Religion.

Mubarok, Ahmad. (2016). Psikologi Keluarga. Malang: Madani.

Nurcahaya, Kafa’ah dalam Perspektif Fiqh Islam dan Undang-Undang Negara Muslim, Jurnal Al-Muqaranah UIN Sumatera Utara Vol. 5 No.1 2017.

Ruslan, Ainul. (2016). Konsep Kafa’ah Dalam Perkawinan Menurut Ibn Hazm Dan Imam Syafi’i. Skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyyah Malang.

Sabiq, Sayyid. (1997). Fikih Sunnah. Jilid 7. Bandung: PT. Al-Ma’arif.

-----------------. (1983). Fiqh Sunnah. Jilid 3. Beirut: Dar Al-Fikr.

Suma, Muhammad Amin. (2004) .Hukum keluarga Islam di Dunia Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yunus, Mahmud. (1990). Kamus Arab Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung.

Zuhri, Sarifudin. (2018). Analisis Hukum Islam Terhadap Proses Perjodohan Dan Kriteria Kafa’ah Dalam Perkawinan Anggota LDII. Skripsi. Surabaya: UIN Sunan Ampel.




DOI: https://doi.org/10.29313/tahkim.v4i1.7560

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Tahkim (Jurnal Peradaban dan Hukum Islam)