Hubungan Riwayat Bayi Berat Lahir Rendah dan Jumlah Anak dalam Keluarga dengan Kejadian Stunting Usia 12–59 Bulan di Desa Panyirapan Kabupaten Bandung

Annisa Kusumawardhani, Waya Nurruhyuliawati, Herry Garna

Abstract


Stunting merupakan permasalahan global yang sedang marak belakangan ini. Hal ini mengindikasikan terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan stunting. Berat badan lahir rendah merupakan faktor prenatal yang mungkin berhubungan dengan pertumbuhan anak di kemudian hari. Faktor sosial-ekonomi seperti jumlah anak dalam keluarga juga dapat memengaruhi pertumbuhan anak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan riwayat berat badan lahir rendah dan jumlah anak dalam keluarga dengan kejadian stunting di Desa Panyirapan Kabupaten Bandung periode Maret–Agustus 2019. Subjek penelitian adalah anak usia 12–59 bulan. Penelitian menggunakan rancangan kualitatif metode analitik komparatif dengan pendekatan case control. Uji statistik menggunakan uji chi-square dan Eksak Fisher. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 49 anak stunting dan 43 anak tidak stunting. Anak stunting dengan riwayat berat badan lahir rendah sebanyak 5 anak (10%) dan tidak terdapat hubungan bermakna (p=0,209). Anak stunting dengan jumlah anak >2 sebanyak 17 anak (35%) dan terdapat hubungan bermakna (p=0,008; OR=5.18). Simpulan, tidak terdapat hubungan antara berat badan lahir rendah dan kejadian stunting, tetapi terdapat hubungan jumlah anak dalam keluarga dengan kejadian stunting anak usia 12–59 bulan di Desa Panyirapan Kabupaten Bandung.

 

THE RELATIONSHIP BETWEEN LOW BIRTH WEIGHT AND NUMBER OF CHILDREN WITH STUNTING IN CHILDREN AGED 12–59 MONTHS IN PANYIRAPAN VILLAGE, BANDUNG REGENCY

Stunting is a global problem that become a trending these days. This indicates there are factors that can cause stunting. Low birth weight is a prenatal factor that may relate with children development in the future. Social-economic factor such as number of children may also affect the growth of children. The purpose of this study was to analyze the relationship between low birth weight and number of children with stunting in Panyirapan Village, Bandung Regency in March–August 2019. Subjects were children aged 12–59 months. This study used qualitative comparative method using case control. Statistical test using chi-square and Fisher’s exact test. Total sample for this study were 49 stunting children and 43 non-stunting children. Stunting children with low birth weight history were 5 children (10%), and after being tested there was no significant relationship (p-score=0.209). Stunting children with number of children >2 were 17 children (35%), and after being tested there was significant relationship (p-score=0.008; OR=5.18). In conclusion, there is no relationship between low birth weight and stunting, but there is a relationship between number of children and stunting in children aged 12–59 months in Panyirapan Village, Bandung Regency.


Keywords


Bayi berat lahir rendah; jumlah anak; stunting; usia 12–59 bulan; Aged 12–59 months; low birth weight; number of children; stunting

Full Text:

PDF

References


Kementrian Kesehatan RI. Hasil utama Riskesdas 2018. Jakarta: Kemenkes RI; 2018.

Dinkes Jawa Barat. Profil Kesehatan Jawa Barat 2016. Bandung: Dinkes Jabar; 2016.

Aridiyah FO, Rohmawati N, Ririanty M. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita di wilayah pedesaan dan perkotaan. J Pustaka Kesehat. 2015;3(1):163–70.

Mahayana SAS, Chundrayetti E, Yulistini. Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian berat badan lahir rendah di RSUP Dr. Djamil Padang. 2015;4(3):664–73. [diunduh 27 Januari 2019]. Tersedia dari: http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/345/300.

Rosha BC, Sisca D, Putri K, Yunita I, Putri S. Determinan status gizi pendek anak balita dengan riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia (analisis data Riskesdas 2007–2010). J Eko Kesehat. 2013;12(3):195–205.

Arnisam. Hubungan berat badan lahir rendah (BBLR) dengan status gizi anak usia 6–24 bulan. Yogyakarta: UGM; 2007. [diunduh 4 Februari 2019]. Tersedia dari: http://etd.repository.ugm.ac.id/ PenelitianDetail&act=view.

Putri RFD. Penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak balita di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang. J Kesehat Andalas. 2015;4(1):254–61.

Hanum F, Khomsan A. Hubungan asupan gizi dan tinggi badan ibu dengan status gizi anak balita. J Gizi Pangan. 2014;9(1):1–6.

Karundeng L, Ismanto A, Kundre R. Hubungan jarak kelahiran dan jumlah anak dengan status gizi balita di Puskesmas Kao Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara. J Keperawatan UNSRAT. 2015;3(1):1–9.

Lestari W, Rezeki SHI, Siregar DM, Manggabarani S. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak sekolah dasar negeri 014610 Sei Renggas Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan. J Dunia Gizi. 2018;1(1):59–64.

Aramico B, Sudargo T, Susilo J. Hubungan sosial ekonomi, pola asuh, pola makan dengan stunting pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. J Gizi Diet Indones. 2016;1(3):121–30.

Ni’mah C, Muniroh L. Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan pola asuh ibu dengan wasting dan stunting pada balita keluarga miskin. Media Gizi Indones. 2015;10(1):84–90.

Ibrahim IA, Faramita R. Hubungan faktor sosial ekonomi keluarga dengan kejadian stunting anak usia 24–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Barombong Kota Makassar tahun 2014. Al-Shihah. 2015;7(1):63–75.

Nugroho A. Determinan growth failure (stunting) pada anak umur 1 s/d 3 tahun (studi di Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung). J Kesehatan. 2016;7(3):470–9.

Azmii F, Arini FA. Karakteristik ibu, riwayat ASI eksklusif, dan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada balita usia 12–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya. J Medika Respati. 2018;13(4):17–23.

Hendra A, Rahmad A, Miko A. Kajian stunting pada anak balita berdasarkan pola asuh dan pendapat keluarga di Kota Banda Aceh. J Kesmas Indones. 2016;8:63–79.

Pangalila YV, Punuh MI, Kapantow NH. Hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada anak batita di Wilayah Kerja Puskesmas Kawangkoan Kabupaten Minahasa. 2019:8. [diunduh 12 Januari 2020]. Tersedia dari: fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/Winny-Artikel.pdf.

Sherlla F, Lubis M, Cilmiaty R, Magna A. Hubungan beberapa faktor dengan stunting pada balita berat badan lahir rendah. J Kesehatan Kusuma Husada. 2018:13–8.

Fitri L. Hubungan bblr dan asi ekslusif dengan kejadian stunting di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru. J Endur. 2018;3(1):131–7.

Zilda O, Sudiarti T. Faktor risiko stunting pada balita (24–59 bulan) di Sumatera. J Gizi Pangan. 2013;8(3):175–80.




DOI: https://doi.org/10.29313/jiks.v2i1.5582

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



eISSN: 2656-8438


View My Stats 


Flag Counter

Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.