Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pilar Stop Buang Air Besar Sembarangan pada Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Puskesmas Cikalong Kabupaten Tasikmalaya

Arin Nandita, Titik Respati, Fahmi Arief

Abstract


Open defecation (OD) atau praktik buang air besar sembarangan merupakan perilaku buruk yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan sanitasi lingkungan. Faktor yang memengaruhi perilaku tersebut di antaranya faktor pengetahuan, kepemilikan jamban, dan kebiasaan masyarakat. Pemerintah membuat program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) agar tercipta perilaku hidup bersih dan sehat berbasis lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Cikalong Kabupaten Tasikmalaya selama Maret–September 2019. Berdasar atas monitoring data STBM 2019, Kecamatan Cikalong merupakan wilayah pertama yang berstatus ODF dengan jumlah 13 desa. Tujuan penelitian ini mengetahui hasil pencapaian program STBM pilar pertama dan mengetahui faktor yang berpengaruh pada program STBM pilar pertama di Puskemas Cikalong Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan dipilih dengan teknik purposive sampling, yaitu individu atau kelompok individu yang memiliki pengetahuan atau pengalaman yang berhubungan dengan program ODF. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam kepada 5 orang informan, yaitu sanitarian, 2 orang kader, kepala puskesmas, dan camat. Analisis dilakukan dengan metode tematik untuk merangkum hasil wawancara yang luas menjadi konsep dalam bentuk peta utama dan peta kecil. Hasil penelitian ini, yaitu dari 13 desa di wilayah kerja Puskesmas Cikalong Kabupaten Tasikmalaya, semua desa telah berstatus ODF dan faktor yang memengaruhi program STBM pilar pertama di antaranya masalah lingkungan, pelaksanaan program, dan output program.

 

OPEN DEFECATION IN THE COMMUNITY LED TOTAL SANITATION PROGRAM AT THE CIKALONG HEALTH CENTER IN TASIKMALAYA 

Open defecation (OD) is a bad behavior that can cause health and environmental sanitation problems. Factors influencing this behavior include knowledge, latrine ownership, and community habits. The government created a Community-Led Total Sanitation (CTLS) program to create a clean and healthy lifestyle behavior based on the environment. This research was conducted in the working area of the Cikalong District Health Center Tasikmalaya during March–September 2019. Based on 2019 CTLS data monitoring, Cikalong District is the first area with ODF status with 13 villages. The purpose of this study was to determine the achievement of the first pillar CTLS program and determine the factors that influence the first pillar CTLS program in the Cikalong Health Center in Tasikmalaya. This study used qualitative research. Informants were selected by purposive sampling technique, namely people or groups who have knowledge or experience related to the ODF program. Data was collected using in-depth interviews with 5 informants, namely sanitarians, 2 cadres, the head of the puskesmas and the district head. Analysis was carried out with a thematic method to summarize the results of extensive interviews into concepts in the form of a main map and a small map. The results of this study are from 13 villages in the working area of Cikalong Health Center in Tasikmalaya Regency, all villages have ODF status and factors that influence the first pillar STBM program include environmental problems, program implementation and program output.


Keywords


Faktor memengaruhi program; open defecation free; pelaksanaan program STBM;Factors that influence the program; implementation of the CTLS program; open defecation free

Full Text:

PDF

References


Kemnkes. Pedoman Pelaksanaan Teknis STBM. Kementeri Kesehat Republik Indones Direktorat Jenderal Penyehatan Lingkung Dan Penyehatan Lingkung [Internet]. [diunduh 8 Januari 2020]. Tersedia dari: http://stbm.kemkes.go.id/public/docs/reference/5b99c4c2576e12f4c9a2019139312658b2f3704c9abc5.pdf

Burki T. Slow progress towards sanitation goal. Lancet Infect Dis. 2016;9(9):531.

Editorial. On the question of water: a matter of life and death. Lancet. 2019 Maret 23;393(10177):1178. [diunduh 10 Januari 2020]. Tersedia dari: https://www.thelancet.com/action/showPdf?pii=S0140-6736%2819%2930731-7

Kementrian Kesehatan RI. Monitoring data STBM [Internet]. [diunduh 23 September 2019]. Tersedia dari: http://monev.stbm.kemkes.go.id/

Rathomi HS, Nurhayati E. Hambatan dalam mewujudkan open defecation free barrier of open defecation free. J Integrasi Kesehatan Sains. 2019;1(22):68–73.

Clark L, Egger MJ. The need for speed in rodent locomotion analyses. HHS Public Access. 2018;27(12):1751–64.

Final evaluation of community-based water, sanitation and hygiene program in Indonesia and Myanmar. 2018. [diunduh 25 September 2019]. Tersedia dari: https://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/Final.pdf

Apriyanti L, Widjanarko B, Laksono B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan jamban keluarga di Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes. JPKI. 2019;14(1).1–14.

Wang S. A thematic analysis of interdisciplinary. JIKM. 2018;13:201–31.




DOI: https://doi.org/10.29313/jiks.v2i1.5600

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



eISSN: 2656-8438


View My Stats 


Flag Counter

Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.