Hubungan antara Posisi Kerja terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada Penjahit Pabrik Garmen di Kota Cimahi

Agnes Aryani Putri, Arief Budi Yulianti, Ismawati Ismawati

Abstract


Penjahit melakukan kegiatan kerja secara berulang dalam waktu yang cukup lama dengan posisi statis atau posisi tidak sesuai dengan kaidah ergonomi dapat menyebabkan keluhan muskuloskeletal yang umumnya berupa rasa nyeri. Keluhan tersebut juga akan berdampak pada kondisi kesehatan dan keselamatan pekerja yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Salah satu penyakit akibat kerja (PAK) yang dapat timbul karena tidak terselenggaranya upaya kesehatan dan keselamatan kerja adalah musculoskeletal disorders (MSDs). Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara posisi kerja dan keluhan muskuloskeletal pada penjahit pabrik garmen di Kota Cimahi penelitian dilaksanakan periode Juni–Juli 2019. Instrumen penelitian untuk menilai posisi kerja menggunakan metode rapid entire body assessment (REBA) dan untuk muskuloskeletal menggunakan kuesioner nordic body map (NBM). Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dan didapatkan populasi penelitian 46 orang. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Mayoritas posisi kerja adalah risiko sedang dengan keluhan muskuloskeletal rendah (23 orang), sedang (18 orang), dan tinggi (2 orang) sedang yang bermakna (p=0,734). Simpulan, tidak terdapat hubungan posisi kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada penjahit pabrik garmen di Kota Cimahi. Banyak faktor yang dapat memengaruhi hasil seperti IMT, kebiasaan merokok, dan kebiasaan berolahraga.

 

THE RELATION BETWEEN WORK POSITION AND MUSCULOSKELETAL COMPLAINTS IN GARMENT FACTORY TAILORS IN CIMAHI CITY

Tailors do repetitive work in a long time with a static position or not in accordance position with ergonomic rules, thus it could cause musculoskeletal complaints that are generally in the form of pain. The complaint will also have an impact on the health and safety conditions of workers which can affect productivity in the workplace. One of the occupational diseases that could arise due to non-implementation of occupational health and safety is musculoskeletal disorders (MSDs). The purpose of this research was to know the relation between work position and musculoskeletal complaints in garment factory tailors in Cimahi City during June–Juli 2019. The research instruments to assess work position is using Rapid entire body assessment (REBA) method, and to assess musculoskeletal complaints is using the Nordic body map (NBM) questionnaire. This research used an observational analytic with cross sectional approach method. The sampling technique used a simple random sampling method, obtained 46 people research population. The data analyzed statistically by chi-square test. The results of this research showed that there was no relation between work position and musculoskeletal complaints in garment factory tailors in Cimahi City with p value >0.734. There are so many factors could influence the result, such as BMI, smoking and exercise habits.


Keywords


Keluhan muskuloskeletal; NBM; posisi kerja; REBA ; Musculoskeletal Complaints, NBM, Work Position, REBA

Full Text:

PDF

References


Better Work Indonesia. Laporan tahunan 2017: sebuah telaah industri dan pemenuhan aturan Indonesia. 2017; Tersedia dari: file:///C:/Users/Fadri/Downloads/BWI-6th-Synthesis-Report- Bahasa.pdf.

Wulandari DR, Moelyaningrum AD, Hartanti RI. Risiko ergonomi dan keluhan muskuloskeletal disorder pada pekerja jahit (studi di UD Ilfa Jaya Konveksi Banyuwangi Indonesia). Implementasi ISO 450012016 dan ISO 90012015 guna peningkatan kualitas hidup pekerja demi tercapainya produk serta mempertahankan pertumbuhan ekonomi nasional [Internet]. 2017;119–29. Tersedia dari: http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/75992/DianPratiwi-132310101064-.pdf?sequence=1.

Livandy V, Setiadi TH. Prevalensi gangguan muskuloskeletal pada pekerja konfeksi bagian penjahitan di Kecamatan Pademangan Jakarta Utara periode Januari 2016. 2018;1(1):183–91.

EU-OSHA (European Agency for Safety and Health at Work). Work-related musculoskeletal disorders (MSDs): an introduction. E-facts. :1–9.

Tana L, Delima D, Tuminah S. Hubungan lama kerja dan posisi kerja dengan keluhan otot rangka leher dan ektremitas atas pada pekerja garmen perempuan di Jakarta Utara. Bul Penelit Kesehat. 2009;37(1):12–22.

Tiyas Wijayanti, MG Catur Yuantari SA. Hubungan antara posisi kerja duduk dengan keluhan subyektif nyeri pinggang pada penjahit garment di PT Apac Inti Corpora Kabupaten Semarang Tahun 2013.

Mulyadi, Agus Fitriangga AW. Analisis faktorfaktor yang berhubungan dengan keluhan gangguan muskuloskeletal pada pekerja bagian produksi di PT XYZ. 2015.

Icsal M A M, Sabilu Y, Pratiwi AD. Faktor yang berhubungan dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada penjahit wilayah Pasar Panjang Kota Kendari tahun 2016. http://ojs. uho.ac.id/index.php/JIMKESMAS/article/viewFile/665/454 [Internet].

John E, Hall P. Guyton and hall textbook of medical physiology. 2014.

Attin Indraswari. Hubungan postur kerja dengan risiko keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada pengayuh becak di Wilayah Kecamatan Delanggu. 2018.




DOI: https://doi.org/10.29313/jiks.v2i2.5652

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



eISSN: 2656-8438


View My Stats 


Flag Counter

Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.