Gambaran Sistem Skoring Tuberkulosis Anak di Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu Tahun 2019
Abstract
Indonesia menjadi negara endemis TB dengan prevalensi TB paru anak yang cukup tinggi. Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kepadatan penduduk, tingkat pendidikan rendah, pola hidup bersih dan sehat, serta status gizi buruk menjadi risiko tinggi penularan penyakit ini terutama pada anak. Terdapat kesulitan dalam penegakan diagnosis disebabkan oleh kesulitan pengambilan sampel dahak pada anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia menggunakan pendekatan sistem skoring dalam mendiagnosis TB paru pada anak. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran sistem skoring tuberkulosis pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu bulan Januari–Desember tahun 2019. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari 69 rekam medis pasien TB anak mengenai parameter sistem skoring. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 74% pasien didiagnosis TB anak dengan skoring TB ≥6 dan 26% skoring TB <6. Hal ini kemungkinan karena sebagian besar anak yang didiagnosis mengalami gizi buruk. Imunitas yang belum matur juga menjadi salah satu faktor risiko sistem skoring rendah. Simpulan, sistem skoring masih dapat menjadi pendekatan diagnosis TB pada anak.
OVERVIEW OF THE CHILDREN’S TUBERCULOSIS SCORING SYSTEM AT THE BHAYANGKARA HOSPITAL INDRAMAYU IN 2019
Indonesia is one of the endemic countries for tuberculosis, with a high prevalence of pulmonary tuberculosis in children. Tuberculosis is a chronic disease caused by Mycobacterium tuberculosis. The density of population, low level of education, low hygiene and healthy lifestyle, and poor nutritional status are the cause of transmission of this disease, especially in children. Diagnosis of tuberculosis in children is quite hard due to the difficulty of taking sputum samples in children. For this reason, the Indonesian Pediatric Society uses a scoring system approach in diagnosing pulmonary TB in children. This study aims to determine the tuberculosis scoring system in outpatients at the Bhayangkara Hospital Indramayu in January–December 2019. This study used secondary data obtained from 69 medical records of pediatric TB patients regarding the scoring system parameters. The results showed that patients were diagnosed with TB in children with TB scoring ≥6 (74%) and TB scoring <6 (26%). These are presumed because most children diagnosed with TB have malnutrition. Immature immunity is also a risk factor for low-scoring system parameters. In conclusion, scoring can still be a diagnostic approach for TB in children.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2019.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Provinsi Jawa Barat Riskesdas 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2019.
Apriliasari R, Ningsih RH, Martini, Udiyono A. Faktor yang berhubungan dengan kejadian TB paru pada anak (studi di seluruh puskesmas di Kabupaten Magelang). JKM. 2018;6(1):298–307.
Nurjana MA. Faktor risiko terjadinya tuberkulosis paru usia produktif (15–49 tahun) di Indonesia. Media Litbangkes. 2015;25(3):163–70.
Siregar PA, Gurning FP, Eliska, Pratama MY. Analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru anak di RSUD Sibuhan. JBE. 2018;6(3):268–75.
Desmulyati. Diagnosa penyakit tuberculosis (TBC) menggunakan sistem neuro fuzzy. Techno Nusa Mandiri. 2015;12(2):97–108.
Bakhtiar. Pendekatan diagnosis tuberkulosis pada anak di sarana pelayanan kesehatan dengan fasilitas terbatas. JKS. 2016;16(2):122–8.
Rahajoe NN, Setyanto DB. Diagnosis tuberkulosis pada anak. Dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting. Buku ajar nefrologi anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008. hlm. 194–213.
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis manajemen dan tatalaksana TB anak. Jakarta: Kemenkes RI; 2016.
Farsida, Kencana MR. Gambaran karakteristik anak dengan tuberkulosis di Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan. MyJM. 2020;1(1):12–18.
Noviarisa N, Yani FF, Basir D. Tren kasus tuberkulosis anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2014–2016. JKA. 2019;8(Suppl 1):36–41.
Elindra MZR, Tjiptaningrum A. Perbedaan uji tuberkulin dan uji BCG pada pasien tuberkulosis. Majority. 2016;5(5):43–7.
Putra IA, Amelia. Profil tuberkulosis pada anak di Instalasi Rawat Jalan RSUD Raden Mattaher Jambi. JMJ. 2013;1(1):51–60.
Udayanti ED, Nugroho FA. Analisa minat penggunaan aplikasi TB eScoring dengan pendekatan technology acceptance model (TAM). Edu Komputika J. 2018;5(1):1–12.
Lusiana D. Literature review: sistem skoring TB anak untuk penegakkan diagnosis dalam pengendalian TB anak. IJID. 2019;5(1):38–45.
DOI: https://doi.org/10.29313/jiks.v3i2.7346
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.