Pola Relasi Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah dalam Upaya Meningkatkan IPM di Jawa Barat
Abstract
Hasil analisis mencerminkan bahwa Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah atau sebaliknya, harus memiliki orientasi yang sama terhadap masyarakat. Ketika tidak terjadi kesamaan, masing-masing pihak mencoba berupaya berorientasi pada pihak yang lainnya. Pemerintah Daerah sebagai pemegang kebijakan (regulator), pendorong dan pemfasilitasi (enabler) harus mengkoordinasikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat Jawa Barat dalam upaya peningkatan IPM kepada pihak Perguruan Tinggi, sehingga antara kebutuhan yang tengah menjadi fokus perhatian Pemerintah Daerah pada masyarakat akan sama dengan fokus perhatian kalangan akademis terhadap masyarakat. Demikian pula masyarakat sebagai obyek pembangunan akan melaksanakan program pemerintah dan hasil temuan Perguruan Tinggi (misalnya program peningkatan IPM), adapun sebagai subyek pembangunan masyarakat bertindak sebagi pelaku dari program itu sendiri. Kunci dari semua hubungan antara Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah, dan masyarakat, adalah adanya manajemen informasi yang jelas berazaskan komunikasi timbal balik (dua arah). Berdasarkan argumen-argumen sederhana ini, maka penulis memetakan pola relasi antara Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah, dan masyarakat, dengan istilah ”Pola Relasi Segitiga Emas”.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Balai Pustaka. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Departemen Pendidikan Nasional.
Bertalanffy, Ludwig Von.1968. General System Theory: Foundations, Development, Applications. New York: George Braziller.
Boulding, Kenneth E., General Systems Theory-The Skeleton of Science, Management Science.
Booth, A. 1999. Survey of Recent Development. Bulletin of Indonesian Economic Studies 35 (3).
BPS-Bappenas-UNDP. 2004. Indonesia Human Development Report 2005.
Brata, A. G. dan Z. Arifin. 2003. Alokasi Investasi Sektor Publik dan Pengaruhnya Terhadap Konvergensi Ekonomi Regional di Indonesia. Media Ekonomi 13 (20): 59-71.
Fane, G. 2000. Survey of Recent Developments. Bulletin of Indonesian Economic Studies 36 (1).
Fisher , B.Aubrey. 1978. Perspectives on Human Communication. New York: Macmilan.
Oey-Gardiner, M. 2000. The Value of Education and The Indonesian Economic Crisis. Ekonomi dan Keuangan Indonesia 48 (2).
Pace, R.Wayne & Don F.Faules.2001. Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Bandung. Remadja Rosda Karya.
Rafinus, B. H., R. Lukman, dan K. Djaja. 2000. Tinjauan Triwulan Perekonomian Indonesia, Ekonomi dan Keuangan Indonesia 48 (3).
Tjiptoherijanto P. (1996). Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan Nasional (Human Resources in the Development). Jakarta. University of Indonesia.
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, Remadja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Porter, Michael E. 1997, Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing Terjemahan Agus Maulana. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Kongres Nasional Pembangunan Indonesia, 2006. retrieved 20 September 2006 from :http://www.tkpkri.org/id.
Muhammad Hariman Bahtiar, IPM dan Paradigma Baru Pembangunan, Republika 18 Februari 2004, retrieved 23 September 2006 from:http://www.republika.co.id/
Menuju Konsensus Baru: Demokrasi dan Pembangunan Manusia di Indonesia, Informasi ringkas 3, Laporan Pembangunan Manusia memberi peringkat pada daerah-daerah di Indonesia, retrieved 26 September 2006 from: http://www.undp.or.id/pubs/ihdr2001/inforingkas3.asp
Kenaikan Program IPM di Jabar Sangat Lamban, retrieved 28 September 2006 from: http://www.ristek.go.id/
DOI: https://doi.org/10.29313/mimbar.v22i4.225
Refbacks
- There are currently no refbacks.
MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan is licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.