ANALISIS KUALITATIF BORAKS PADA BAKSO DAN MI BASAH DI KECAMATAN SUKARAME, SUKABUMI DAN WAYHALIM
Abstract
Bakso dan mi basah merupakan makanan yang mudah ditemui di Indonesia. Tak heran apabila hampir disetiap pusat keramaian dan sepanjang jalan utama disetiap daerah terdapat warung makan yang menyajikan bakso dan makanan berbahan dasar mi basah. Boraks merupakan zat aditif berbahaya yang sering digunakan sebagai pengawet dan memperbaiki tekstur bakso, akan tetapi penggunaan boraks sebagai pengawet makanan dilarang di Indonesia karena dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti gangguan syaraf pusat hingga gangguan pada hati. Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung, berdasakan Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung Kecamatan Sukarame, Sukabumi dan Wayhalim menjadi 3 dari 5 besar kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi tahun 2020 di Kota Bandar Lampung. Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidak nya kandungan boraks pada bakso dan mi basah yang dijual di Kecamatan Sukarame, Sukabumi dan Wayhalim di Kota Bandar Lampung. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random sample dimana terdapat total 30 sampel bakso dan 30 sampel mi basah yang diuji. Hasil uji kualitatif kandungan boraks pada seluruh sampel menunjukkan tidak ada kandungan boraks pada bakso dan mi basah yang dianalisis (100% negatif boraks).
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Cahyadi. W.,2012. Analisis Aspek Kesehatan Bahan Tambah Pangan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Kholifah. S dan Utomo. D., 2018. Uji Boraks dan Formalin Pada Jajanan disekitar Universitas Yudharta Pasuruan, Jurnal Teknologi Pangan, 9(1): 10-19.
Muharrami. L.K dan Hidayati. Y., 2013. Kandungan Formalin dan Boraks Pada Pangan Jajanan di Kabupaten Bangkalan, Jurnal Rekayasa, 6(1)
Monijung. F. S., Umboh. L. M. J., Sondakh. C. R., 2016. Analisis Kandungan Zat Pengawet Boraks Pada Bakso Yang Disajikan Pada Kios Bakso Permanen Di Kecamatan Malalayang Kota Manado, Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT, 5(2): 133-137.
Nopiyanti. N., Krisnawati. Y., Heriani. S., 2018. Studi Kasus Jajanan Yang Mengandung Boraks dan Formalin di Taman Kurma Kota Lubuklinggau, Bioedusains : Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains, 1(2): 115-125.
Paratmanitya. Y dan Aprilia. V. 2016. Kandungan Bahan Tambahan Pangan Berbahaya Pada Makanan Jajanan Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul, Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia, 4(1): 49-55.
Samsuar, Rokiban. A, Suparsi, 2018. Analisis Kandungan Boraks Pada Kerupuk Nasi yang Dijual di Pasar Tradisional Kabupaten Tanggamus Secara Spektrofotometri UV-Vis, Jurnal Farmasi Lampung, 7(2).
Santi. A.U.P., 2017. Analisis Kandungan Zat Pengawet Boraks Pada Jajanan Sekolah di SDN Serua Indah 1 Kota Ciputat, Holistika : Jurnal Ilmiah PGSD, 1(1).
Saputrayadi. A., Asmawati., Marianah., Suwati., 2018. Analisis Kandungan Boraks dan Formalin Pada Beberapa Pedagang Bakso di Kota Mataram, Jurnal Agrotek, 5(2).
Seto. S., 2012. Bahan Tambah Pangan. Kanisius, Yogyakarta.
Ulfa. A.M, 2015. Identifikasi Boraks Pada Pempek dan Bakso Ikan Secara Reaksi Nyala dan Reaksi Warna, Jurnal Kesehatan Holistik, 9(3) : 151-157.
Widyaningsih. T. D., dan Murtini. E. S., 2006. Alternatif Penggunaan Boraks pada Produk Pangan, Trubus Agrisarana, Surabaya.
DOI: https://doi.org/10.29313/jiff.v4i1.7067
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed and Journal List Title by :
View My Summary StatCounter
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License