Memahami Memori

Funny Mustikasari Elita

Abstract


Memori menjadikan manusia menjadi makhluk sejarah. Menurut Plato, memori berasal dari alam ide yang abadi, yang terlepas dari matreri. Ketika manusia lahir, memori dipanggil kembali melalui penginderaan/pengalaman. Prinsip pengembangan memori, antara lain, mencakup asosiasi, gambaran, dan lokasi. Memori melewati tiga proses: (1) perekaman, yakni pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal; (2) penyimpanan, yaitu menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana; dan (3) pemanggilan, artinya mengingat lagi, yakni menggunakan informasi yang disimpan. Memori juga dikaitkan dengan proses aktif seseorang di dalam mencari, menyimpan/ mengorganisasikan, dan menyebarluaskan informasi yang ada di luar dirinya untuk ditemukan kembali oleh para pencari informasi. Apa yang dicari tersebut adalah informasi yang membantu seseorang dalam memperlancar kehidupannya, baik untuk urusan praktis maupun keilmuan. Dalam hal ini, terdapat dua macam memori yang terlibat: memori internal dalam diri seseorang dan memori eksternal yang umumnya terdapat dalam literatur dan pangkalan data atau memori orang lain terutama memori para pakar, karena dalam memori tersebut terkandung atau tersimpan beragam informasi yang berbentuk pengetahuan, pemahaman, kebijaksanaan atas suatu ilmu yang diinginkan dan dibutuhkannya. Memori adalah tempat komoditas disimpan. Dengan demikkian, memori merupakan sumber energi pemikiran, sumber fakta, sumber data, sumber pengetahuan, juga sumber kebijaksanaan.

References


Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Al-Ghazali, Imam. 1994. Ihya ‘Ulumiddin. Jilid IX. Semarang: Asy-syifa’.

Belkin, N.J.; Vickery A. 1985. “Interaction in Information Systems: A Review of Research from Document Retrieval to Knowledge-Based Systems,” Library and Information Research Report no 35: 11-19.

Buzan, Tony. 1996. Master Your Memory. London: BBC.

Britanica Encyclopaedia. Edisi 2001.

Chernow, Fred B. 2002. The Sharper Mind. Diterjemahkan oleh Rina Buntaran. Jakarta: Gramedia.

Dervin, B; M. Nilan. 1986. “Information Needs and Uses,” Annual Review of Information Science and Technology, Vol 21: 3:33

Ellis, David; Deborah Cox; Katherine Hall. 1993. “A Comparison of Information Seeking Patterns Of Researchers in the Physical and Social Science,” Journal of Documentation, Vol 49 (4): 356-369.

Hamacher, V. Carl. 1993. Organisasi Komputer. Jakarta: Erlangga.

Kuhlthau, Carol C. 1991. “Inside the Searching Proses: Information Seeking from the User’s Perspective,” Journal of the American Society and Information Science Vol 42 (5):362.

Krikelas,J. 1983. Information seeking behavior:Pattern and concepts. Drexel Library Quarterly Vol 19 (2):5-20.

Martyn, J. 1987. “Literature Searching Habits and Attitudes of Research Scientists” (British Library Research Paper No 14). London: Information Research Group, Polytechnic of Central London.

Matlin, Margaret W. 1994. Cognition. Florida: Holt, Rinehart and Winston.

Pannen, Paulina. 1990. “A Study in Information Seeking and Use Behaviors of Resident Students and Non Residents Students in Indonesian Tertiary Education.” Disertasi. Syracuse: Syracuse University

Rakhmat, Jalaludin. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya.

Vickery, B; Alina Vickery. 1985. Information Science in Theory and Practice. London: Butterworths.




DOI: https://doi.org/10.29313/mediator.v5i1.1104

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




 

   

 


Creative Commons License
This work is licensed under a 
Creative Commons Attribution 4.0 International License