Makna Simbolik Komunikasi Merek Kuliner Khas Palembang di Bandung

Agustin Rozalena

Abstract


Penelitian ini membahas tentang makna simbolik merek kuliner khas kota Palembang, yaitu empek-empek di Kota Bandung. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis secara kualitatif bagaimana makna simbolik merek kedai atau restoran empek-empek yang di kota Bandung.

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan rancangan studi kasus serta menggunakan teknik pengumpulan data pengamatan nonpartisipasi, literature, dan wawancara. Selain itu, teknik analisis data model interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) makanan berasal dari Kota Pelembang ini memiliki sejarah geografis, historis dan filosofis, sehingga membentuk karakter budaya. 2) Makna simbolik berdasarkan pemilihan merek empek-empek yang digunakan oleh kedai kedai di Kota Bandung membantu makanan ini terkenal dan mudah diterima.  Makna simbolik juga menunjukkan adanya simbol identitas, budaya, nilai ekonomis, prestise/gaya hidup dan kebiasaan.  3) Penciptaan kekuatan merek dan loyalitas merek yang memudahkan nama atau merek kedai diingat dan dipilih pelanggan.

Pada kesimpulan, didapatkan bahwa 1) makna simbol tersebut menggambarkan berbagai keunikan dan filosofi yang menyatu dalam pengomunikasian merek ke konsumen. 2) merek empek-empek yang ditampilkan pada kedai atau restoran di Kota Bandung menunjukkan semakin tersebar nama atau merek empek-empek tersebut dengan nama lokasi kedai akan menguatkan merek dan loyalitas para pelanggan.


Keywords


Komunikasi merek, Simbolik, kuliner

Full Text:

PDF

References


Anita, Sumarni Bayu. (2015). Pempek. Jakarta: Ghalia Indonesia, hal 56.

Estaswara. (2008). Think IMC. Efektivitas Komunitas Untuk Menciptakan Loyalitas Merek dan Laba Perusahaan. Hal 335-348. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kellner, Douglas. (2015). Budaya Media; Cultural Studies. Identitas dan Politik antara Modern & Postmodern (terjemahan: Galih Bondan Rambatan). Yogyakarta: Jalasutra.

Kliatchko, J. (2002). Understanding Integrated Marketing Communication. Inkwell Publishing.

Koswar, Aang. (2011), City’s Branding Ala Munich, di dalam Dr. Atwar Bajari., Drs. S. Sahala Tua Saragih (eds), Komunikasi Kontekstual. Bandung: Remaja Rosada Karya, hal 335.

Lestari, Heny Wahyu Tamara Dwi., Dindin Dimyati, dan Mohammad Shihab. Strategic Communications and Corporate Branding: A Study of Jebsen & Jessen Indonesia Group. MediaTor, Vo. 10 (1), Juni 2017, hal 37-52.

Kotler, Philip. (2008). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Control, Edisi bahasa Indonesia. Jakarta: Prenhalindo, hal 213, 172-173.

Misnawati, Desy. (2017). Disertasi Pascasarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Kuliner Sebagai Simbol Komunikasi. Bandung: Unpad, hal 54.

Mulyana, Deddy. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal 91.

Rozalena, Agustin. (2014). 1st Piksi International Conference on Knowledge and Sciences 2014 Proceeding. The Pattern of Integrated City Brand Communication, 18-19 November, Bandung, hal 64.

Saidah, Iis dan Agustin Rozalena. (2016). Jurnal Ekbis. Strategi Komunikasi Pemasaran Aneka Rak Plastik Tritunggalika Kabupaten Bandung. Bandung, hal 74-83.




DOI: https://doi.org/10.29313/mediator.v10i2.3197

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




 

   

 


Creative Commons License
This work is licensed under a 
Creative Commons Attribution 4.0 International License